Hukum Menambah Sighot Dari Salam Yang Sudah Masyhur Apakah Dianjurkan ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Islam menganjurkan mengucapkan salam saat bertemu dengan saudara sesama muslim, baik di jalan, pasar, dan tempat yang lainnya, Adab-adab mengucapkan salam sudah ada aturan bakunya dalam syariat Islam. Sebagian penceramah mengulang tiga kali salam dan ada yang menambah lafadz, Ta'ala dalam kalimat Warahmatullahi Ta'ala Wabarakatuh. Dan ada yang memakai redaksi jamak muannats mukhotobah seperti, waalaikunnas salam. Hal tersebut sering kita jumpai di acara pengajian atau acara yang lainnya.

PERTANYAAN:

Menambah sighot dari salam yang sudah masyhur karena kaumnya terdapat beberapa laki-laki dan perempuan, seperti:
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ataupun mengubah sighot salam yang masyhur karena semuanya perempuan, seperti: Assalamu Alaikunna Warahmatullahi Wabarakatuh. Apakah dianjurkan?

JAWABAN:

Tidak dianjurkan merubah kalimat salam yang sudah masyhur meskipun (orang yang diucapin salam) adalah satu orang ataupun banyak, baik laki-laki ataupun perempuan, bahkan makruh menambah kalimat selain dari kalimat ; Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 


REFERENSI:

الأذكار للنووي، الجزء ١ الصحفة ٤٠٤

بابُ كيفيّة السَّلام ؛ اعلم أن الأفضل أن يقول المسلم: السَّلامُ عَلَيْكُمْ ورحمةُ اللَّهِ وبركاتهُ؛ فيأتي بضمير الجمع، وإن كان المسلَّم عليه واحدًا، ويقولُ المجيبُ: وعَلَيْكُمُ السَّلامُ ورحمةُ اللَّهِ وبركاتهُ؛ ويأتي بواوِ العطفِ في قولهِ: وعليكم

Artinya : 1227. Ketahuilah bahwa paling utama seorang muslim mengucapakan: Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dengan memakai dhomir jamak walaupun yang diucapin salam sendirian dan orang yang menjawab berkata : Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan memakai huruf wawu athof di awal, Waalaikum.
  

وممّن نصّ على أن الأفضل في المبتدئ أن يقول: «السلام عليكم ورحمةُ الله وبركاتهُ» الإمامُ أقضى القضاةِ أبو الحسن الماورديّ في كتابه «الحاوي» في كتاب السِّيَر؛ والإمامُ أبو سعدٍ المتولي من أصحابنا في كتابِ صلاة الجمعة وغيرهما

Dan termasuk orang yang menyatakan bahwasanya yang lebih utama adalah yang lebih dahulu mengucapkan: Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah Imam Qodhi Qudhot Al-Mawardi di dalam kitab beliau Al-Hawi dalam pembahasan as-Siyar dan Imam Abu Sa'id Al-Mutawalli termasuk Ashab Syafi'iyah dalam kitab Sholat jum'ah.


- ودليله ما رويناه في مسند الدارمي [٢/ ٢٧٧]، وسنن أبي داود [رقم ٥١٩٥]، والترمذي [رقم ٢٦٨٩]؛ عن عمران بن الحصين ، قال: جاء رجلٌ إلى النبيّ ﷺ، فقال: السلام عليكم؛ فزد عليه، ثم جلس، فقال النبيّ ﷺ: «عشرٌ»، ثم جاء آخر، فقال: السلام عليكم ورحمة الله؛ فردّ عليه، ثم جلس، فقال: «عِشْرُونَ»، ثم جاء آخر، فقال: السلام عليكم ورحمة الله وبركاتُه؛ فردّ عليه، فجلس، فقال: «ثلاثُون». قال الترمذي: حديثٌ حسنٌ

1228. Dalilnya hadist yang kami riwayatkannya dalam musnad Ad-Darimi, Sunan Abu Daud, dan At-Tirmidzi dari 'Imron bin Hushoin beliau berkata: seorang laki-laki datang kepada Baginda Nabi kemudian berkata : Assalamu Alaikum. Lalu Baginda menjawabnya kemudian duduk maka Nabi bersabda : dapat sepuluh (pahala), kemudian datang lagi dan berkata : Assalamu Alaikum Warahmatullahi 
kemudian Nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Nabi bersabda : dua puluh (pahala). Kemudian datang lagi yang lain dan berkata : Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kemudian Baginda Nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Baginda bersabda : Tiga puluh (pahala). Imam Tirmidzi berkata : hadist Hasan 


المجموع شرح المهذب، الجزء ٤ الصحفة ٥٩٦

السَّابِعَةُ) فِي كَيْفِيَّةِ السَّلَامِ وَجَوَابِهِ قال صاحب الحاوى المتولي وَغَيْرُهُمَا أَكْمَلُهُ أَنْ يَقُولَ الْبَادِئُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَيَقُولُ الْمُجِيبُ وَعَلَيْكُمْ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَقَالَ جَمَاعَةٌ يَقُولُ الْبَادِئُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَقَطْ لِيَتَمَكَّنَ الْمُجِيبُ أَنْ يُجِيبَ بِأَحْسَنَ مِنْهَا وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى (وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أو ردوها) وَلَا يُمْكِنُهُ أَحْسَنُ مِنْهَا إلَّا إذَا حَذَفَ الْبَادِئُ وَبَرَكَاتُهُ وَالْأَوَّلُ أَصَحُّ

Artinya : Tentang tatacara salam dan cara menjawabnya. Shohibul Hawi Al-Mutawalli dan lainnya berkata: paling sempurna hendaknya orang yang memulai salam mengucapkan : Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
dan penjawab salam berkata : Waalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
dan sekelompok para Ulama' berpendapat: hendaknya orang yang memulai salam berucap: Assalamu Alaikum Warahmatullahi, saja agar penjawab salam memungkinkan untuk melantunkan jawaban yang lebih bagus dari pemberi salam dan Allah berfirman : 

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أو ردوها

"jika kalian dimuliakan dengan suatu penghormatan, maka muliakanlah dengan jawaban yang lebih bagus dari orang tersebut atau dijawab sepadan".

Tidak mungkin bagi penjawab salam untuk menjawab salam yang lebih baik dari pemberi salam kecuali pemberi salam membuang lafadz Wabarakatuh  sedangkan pendapat pertama lebih shohih.

لِحَدِيثِ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ "جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرٌ ثُمَّ جَاءَ آخَر فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ عِشْرُونَ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فَرَدَّ عَلَيْهِ وَجَلَسَ فَقَالَ ثَلَاثُونَ" رَوَاهُ الدَّارِمِيُّ وَأَبُو دَاوُد وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ

Karena ada hadits yang diceritakan oleh Imron bin Hushoin berkata; seorang laki-laki datang kepada Baginda Nabi kemudian berkata : Assalamu Alaikum. Lalu Baginda menjawabnya kemudian duduk maka Nabi bersabda : dapat sepuluh (pahala) kemudian datang lagi dan berkata, Assalamu Alaikum Warahmatullahi. Kemudian Nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Nabi bersabda : dua puluh (pahala). Kemudian datang lagi yang lain dan berkata, Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kemudian Baginda nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Baginda bersabda: Tiga puluh (pahala). Diriwayatkan oleh Imam Darimi, Abu Dawud, Imam Tirmidzi berkata : Hadist Hasan. 


روح المعاني، الجزء ٩ الصحفة ٣٣٠

فقد أخرج ابن أبي حاتم عن أم إياس قالت: كنت في أربع نسوة نستأذن على عائشة رضي الله عنها تعالى عنها فقلت: ندخل؟ فقالت: لا فقال واحد ؛ السلام عليكم أندخل؟ قالت: ادخلوا ثم قالت: يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتاً غَيْرَ بُيُوتِكُمْ إلخ وإذا صح ذلك ففي الآية نوع تغليب، ووجه مشروعية الاستئذان لهن نحو وجه مشروعيته للرجال فإن أهل البيت قد يكونون على حال لا يحبون اطلاع النساء عليه كما لا يحبون اطلاع الرجال

Artinya : Sungguh telah diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ummu Iyas berkata : "Saya (Ummu Iyas) bersama 3 orang wanita meminta izin kepada Aisyah R.ha, maka saya (Ummu Iyas) berkata ; Kami akan masuk ?, Kemudian Aisyah R.ha berkata ; Tidak (boleh), maka salah seorang berkata ;Assalamu Alaikum. Apakah kami akan masuk ?, Aisyah R.ha berkata ; masuklah !, kemudian Aisyah R.ha berkata (mengutip ayat) ; "Wahai Orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk rumah-rumah selain rumah kalian dst. Apabila hadits terebut shahih, maka yang ada di dalam ayat adalah termasuk yang biasa digunakan (terjadi). Dan tuntunan disyariatkatnya meminta idzin bagi perempuan seperti tuntunan disyariatkan bagi laki laki, sesungguhnya penghuni rumah kadang-kadang berada dalam suatu keadaan (di mana) tidak senang melihat perempuan sebagaimana mereka tidak senang melihat laki laki.


روح المعاني، الجزء ٦ الصحفة ٢٩٩

أخرج البيهقي في الشعب عن ابن عمر رضي الله تعالى عنهما أن رجلا قال له ؛ سلام عليك ورحمة الله وبركاته ومغفرته فانتهره ابن عمر وقال: حسبك ما قال الله تعالى، وأخرج عن ابن عباس أن سائلا قام على الباب وهو عند ميمونة فقال: السلام عليكم أهل البيت ورحمة الله وبركاته وصلواته ومغفرته، فقال: انتهوا بالتحية إلى ما قال الله سبحانه، وفي رواية عن عطاء قال: كنت جالسا عند ابن عباس فجاء سائل فقال: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته ومغفرته ورضوانه فقال: ما هذا السلام؟! وغضب حتى احمرت وجنتاه إن الله تعالى حد للسلام حدا ثم انتهى ونهى عما وراء ذلك ثم قرأ رَحْمَتُ اللَّهِ وَبَرَكاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ 

Artinya : Imam al-baihaqi meriwayatkan dalam kitab Syu'abul Iman dari Ibnu Umar R.anhuma sesungguhnya ada laki-laki berkata kepada beliau : Salamun Alaika Warahmatullahi Wabarakatuh wasalatuhu wamafhratuhu. Lalu Ibnu Umar R.anhuma membentaknya serta berkata cukuplah bagimu apa yang Allah firmankan.Dan telah mengeluarkan dari Ibnu Abbas R.anhuma sesungguhnya ada peminta-minta berdiri di pintu rumahnya Maimunah R.ha dan berkata: Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh wasalatuhu wamafhratuhu. Lalu Maimunah berkata: berhentilah dengan penghormatan sampai kepada apa yang Allah firmankan. Dan dalam riwayat yang lain dari 'Atho' beliau berkata: aku duduk di samping Ibnu Abbas R.anhuma lalu datanglah peminta-minta dan berkata: Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh wasalatuhu wamafhratuhu. Maka Ibnu Abbas berkata: salam apakah ini ? Beliau marah hingga memerah kedua pipi beliau dan berkata: sesungguhnya Allah memberikan batasan terhadap salam kemudian menghentikan dan melarang apa yang telah terjadi kemudian membaca : Rahmatullahi Wabarakatuh Alaikum Ahllul Baiti Innahu Hamidun
   


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


 PENANYA

Nama : Hosiyanto Ilyas
Alamat : Jrengik Sampang Madura 
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainul Al-Qudsy (Sumber Sari Jember Jawa Timur )
Perumus + Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Muntahal 'Ala Hasbullah (Giligenting Sumenep Madura), Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://chat.whatsapp.com/ELcAfCdmm5AFXhPJdEPWT3 
____________________________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?