Hukum Menambah Ta'ala dalam lafadz Warahmatullahi Ta'ala atau Tidak Menambah Lebih Utama Manakah ?
DESKRIPSI:
Islam menganjurkan mengucapkan salam saat bertemu dengan saudara sesama muslim, baik di jalan, pasar, dan tempat yang lainnya, Adab-adab mengucapkan salam sudah ada aturan bakunya dalam syariat Islam. Sebagian penceramah mengulang tiga kali salam dan ada yang menambah lafadz, Ta'ala dalam kalimat Warahmatullahi Ta'ala Wabarakatuh. Dan ada yang memakai redaksi jamak muannats mukhotobah seperti, waalaikunnas salam. Hal tersebut sering kita jumpai di acara pengajian atau acara yang lainnya.
PERTANYAAN:
Lebih utama manakah antara menambah Ta'ala dalam lafadz Warahmatullahi Ta'ala atau tidak menambah?
JAWABAN:
Lebih utama tidak menambah lafadh (ta'aala).
REFERENSI:
الأذكار للنووي، الجزء ١ الصحفة ٤٠٤
بابُ كيفيّة السَّلام ؛ ١٢٢٧- اعلم أن الأفضل أن يقول المسلم: السَّلامُ عَلَيْكُمْ ورحمةُ اللَّهِ وبركاتهُ؛ فيأتي بضمير الجمع، وإن كان المسلَّم عليه واحدًا، ويقولُ المجيبُ: وعَلَيْكُمُ السَّلامُ ورحمةُ اللَّهِ وبركاتهُ؛ ويأتي بواوِ العطفِ في قولهِ: وعليكم
Artinya : 1227. Ketahuilah bahwa paling utama seorang muslim mengucapakan: Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dengan memakai dhomir jamak walaupun yang diucapin salam sendirian dan orang yang menjawab berkata : Wa Alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh dan memakai huruf wawu athof di awal : Wa Alaikum
وممّن نصّ على أن الأفضل في المبتدئ أن يقول: «السلام عليكم ورحمةُ الله وبركاتهُ» الإمامُ أقضى القضاةِ أبو الحسن الماورديّ في كتابه «الحاوي» في كتاب السِّيَر؛ والإمامُ أبو سعدٍ المتولي من أصحابنا في كتابِ صلاة الجمعة وغيرهما
Dan termasuk orang yang menyatakan bahwasanya yang lebih utama adalah yang lebih dahulu mengucapkan : Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah Imam Qodhi Qudhot Al-Mawardi di dalam kitab beliau Al-Hawi dalam pembahasan as-Siyar dan Imam Abu Sa'id Al-Mutawalli termasuk Ashab Syafi'iyah dalam kitab Sholat jum'ah.
١٢٢٨- ودليله ما رويناه في مسند الدارمي [٢/ ٢٧٧]، وسنن أبي داود [رقم ٥١٩٥]، والترمذي [رقم ٢٦٨٩]؛ عن عمران بن الحصين ﵄، قال: جاء رجلٌ إلى النبيّ ﷺ، فقال: السلام عليكم؛ فزد عليه، ثم جلس، فقال النبيّ ﷺ: «عشرٌ»، ثم جاء آخر، فقال: السلام عليكم ورحمة الله؛ فردّ عليه، ثم جلس، فقال: «عِشْرُونَ»، ثم جاء آخر، فقال: السلام عليكم ورحمة الله وبركاتُه؛ فردّ عليه، فجلس، فقال: «ثلاثُون». قال الترمذي: حديثٌ حسنٌ
1228. Dalilnya hadist yang kami riwayatkannya dalam musnad Ad-Darimi, Sunan Abu Daud, dan At-Tirmidzi dari 'Imron bin Hushoin beliau berkata: seorang laki-laki datang kepada Baginda Nabi kemudian berkata : Assamu Alaikum lalu Baginda menjawabnya kemudian duduk maka nabi bersabda : dapat 10 kemudian datang lagi dan berkata : Assalamu Alaikum Warahmatullahi kemudian nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Nabi bersabda : dua puluh. Kemudian datang lagi yang lain dan berkata : Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh kemudian Baginda Nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Baginda bersabda : Tiga puluh. Imam Tirmidzi berkata : Hadist Hasan.
المجموع شرح المهذب، الجزء ٤ الصحفة ٥٩٦
السَّابِعَةُ) فِي كَيْفِيَّةِ السَّلَامِ وَجَوَابِهِ قال صاحب الحاوى المتولي وَغَيْرُهُمَا أَكْمَلُهُ أَنْ يَقُولَ الْبَادِئُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَيَقُولُ الْمُجِيبُ وَعَلَيْكُمْ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَقَالَ جَمَاعَةٌ يَقُولُ الْبَادِئُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَقَطْ لِيَتَمَكَّنَ الْمُجِيبُ أَنْ يُجِيبَ بِأَحْسَنَ مِنْهَا وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى (وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أو ردوها) وَلَا يُمْكِنُهُ أَحْسَنُ مِنْهَا إلَّا إذَا حَذَفَ الْبَادِئُ وَبَرَكَاتُهُ وَالْأَوَّلُ أَصَحُّ
Artinya : Tentang tatacara salam dan cara menjawabnya. Shohibul Hawi Al-Mutawalli dan lainnya berkata: paling sempurna hendaknya orang yang memulai salam mengucapkan : Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan penjawab salam berkata : Waalaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh, dan sekelompok para Ulama' berpendapat: hendaknya orang yang memulai salam berucap: Assalamu Alaikum Warahmatullahi sahaja agar penjawab salam memungkinkan untuk melantunkan jawaban yang lebih bagus dari pemberi salam dan Allah berfirman : "jika kalian dimuliakan dengan suatu penghormatan, maka muliakanlah dengan jawaban yang lebih bagus dari orang tersebut atau dijawab sepadan". Tidak mungkin bagi penjawab salam untuk menjawab salam yang lebih baik dari pemberi salam kecuali pemberi salam membuang lafadz Wabarakatuh. Sedangkan pendapat pertama lebih shohih.
لِحَدِيثِ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ "جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرٌ ثُمَّ جَاءَ آخَر فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ عِشْرُونَ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فَرَدَّ عَلَيْهِ وَجَلَسَ فَقَالَ ثَلَاثُونَ" رَوَاهُ الدَّارِمِيُّ وَأَبُو دَاوُد وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ
Karena ada hadits yang diceritakan oleh Imron bin Hushoin berkata; seorang laki-laki datang kepada Baginda Nabi kemudian berkata : Assalamu Alaikum, lalu Baginda menjawabnya kemudian duduk maka nabi bersabda : dapat 10 kemudian datang lagi dan berkata : Assalamu Alaikum Warahmatullahi kemudian nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Nabi bersabda : dua puluh. Kemudian datang lagi yang lain dan berkata, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh kemudian Baginda nabi menjawab dan orang itu duduk lalu Baginda bersabda : Tiga puluh. Diriwayatkan oleh Imam Darimi, Abu Dawud, Imam Tirmidzi berkata : Hadist Hasan
روضة الطالبين وعمدة المفتين، الجزء ١٠ الصحفة ٢٢٨
قُلْتُ: قَدْ قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ وَغَيْرُهُ: إِنَّ الْأَفْضَلَ فِي الِابْتِدَاءِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، وَفِيهِ حَدِيثٌ حَسَنٌ، وَلَوْ قَالَ الْمُجِيبُ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، أَوْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ، كَانَ جَوَابًا، وَالْأَلِفُ وَاللَّامُ أَفْضَلُ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Artinya ::Aku berkata ; "Sungguh Imam Mawardi dan selainnya berkata ; Sesungguhnya paling utamanya di dalam permulaan (pembicaraan) ialah Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, dan di dalamnya terdapat hadits hasan. Dan jika Orang yang menjawab berkata ; Assalamu Alaikum atau Salamun Alaikum, maka hal itupun sudah masuk kategori menjawab salam. Dan menggunakan Alif dan Lam itu lebih utama. Dan Allah Yang Lebih Mengetahui !
المجموع شرح المهذب، الجزء ٤ الصحفة ٥٩٩
الثَّالِثَةَ عَشْرَةَ السُّنَّةُ أَنْ يَبْدَأَ بِالسَّلَامِ قَبْلَ كُلِّ كَلَامٍ وَالْأَحَادِيثُ الصَّحِيحَةُ الْمَشْهُورَةُ وَعَمَلُ الْأُمَّةِ عَلَى وَفْقِ هَذَا مِنْ الْمَشْهُورَاتِ فَهَذَا هُوَ الْمُعْتَمَدُ فِي الْمَسْأَلَةِ (وَأَمَّا) حَدِيثُ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ "السَّلَامُ قَبْلَ الْكَلَامِ" فَضَعِيفٌ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ هُوَ حَدِيثٌ مُنْكَرٌ
Artinya : (Yang ke 13) Sunah memulai mengucapkan salam sebelum setiap pembicaraan, dan hadist-hadits shohih serta masyhur serta amalan ummat yang mencocoki ini adalah (dijelaskan) dari beberapa hadits yang mashur. Dan inilah merupakana pendapat yang dijadikan pegangan di dalam masalah ini. Sedangkan hadits Jabir tentang Nabi SAW yang bersabda : "Salam sebelum pembicaraan", adalah hadits lemah yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi. Dan beliau berkata, hadits tersebut adalah munkar.
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum
PENASEHAT :
Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)
PENGURUS :
Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainul Al-Qudsy (Sumber Sari Jember Jawa Timur )
Perumus + Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Muntahal A'la Hasbullah (Giligenting Sumenep Madura), Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://chat.whatsapp.com/ELcAfCdmm5AFXhPJdEPWT3
____________________________________________
Komentar
Posting Komentar