Benarkah Sedekah Banyak Tidak Ikhlas Lebih Baik Daripada Sedekah Sedikit Tapi Ikhlas.

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

DESKRIPSI :

Badrun (nama samaran) seorang pengusaha kaya. Dia selalu bersedekah minimal 1 juta pada fakir miskin. Namun setiap bersedekah, dia selalu minta foto bareng orang diberi sedekah olehnya, kemudian Badrun memposting di Medsosnya. 

Banyak netizen yang mengomentari apa yang dilakukan Badrun, mereka menilai Badrun tidak ikhlas dalam bersedekah. Namun Badrun menjawab bahwa sedekah 1 juta tidak ikhlas lebih baik daripada sedekah 100 ribu meskipun ikhlas, karena suatu saat kalau yang 1 juta ikhlas, maka dapat pahala juga.

PERTANYAAN :

Benarkah pernyataan Badrun seperti deskripsi di atas? 

JAWABAN :

Pernyataan Badrun seperti deskripsi di atas benar, di tinjau dari beberapa alasan :

1) Semakin banyak sedekahnya, maka semakin membuat orang yang menerima semakin senang. 

2) Semakin banyak sedekahnya, maka semakin banyak orang bisa mengambil manfaat dari sedekah tersebut.

3) Semakin banyak sedekahnya, maka semakin banyak pahala yang dilipat gandakan. 

Namun seseorang harus tetap berusaha menjaga keikhlasan (niat yang tulus karena Alloh taala) baik sebelum beramal, saat beramal maupun sesudah beramal, agar supaya pahala amalnya tidak sirna sama sekali. 

REFERENSI :

بلغة الطلاب في تلخيص فتاوى مشايخي الأنجاب ، الصحفة ٢٧

٠[مسألة - ق] استصحاب الرياء عند إخراج الصدقة لوفرض وجوده يعتبر أمرا عارضا ومعصية مستقلة فحيث تاب عنه أوزال بموته مثلا وكانت الصدقة جارية دام له الأجر واستمر ثم إن الرياء عند العمل إنما يحبط أصل الاجر والثواب لا المضاعفة التي أقلها عشر وأدنى كمالها سبعمائة واكملها ما لا يعلمه إلا الله لأن ذلك محض الفضل فلا يحبط برياء

Artinya : [Masalah - Q] Sifat Riya' (pamer) di saat mengeluarkan sedekah. Jika memang ada disaat bersedekah, maka itu dianggap sebagai sesuatu yang insidental (sifat yang tidak selalu melekat) dan merupakan dosa tersendiri. Sehingga jika seseorang bertobat darinya atau riya' itu hilang karena kematiannya misalnya, dan di saat yang bersamaan sedekah tersebut masih terus mengalir, maka pahalanya tetap berlanjut juga. Adapun riya' dalam amal, hal itu hanya menghapus dasar pahala dan ganjaran, bukan pelipat-gandaan pahala yang paling sedikit adalah sepuluh kali lipat dan paling sempurna adalah tujuh ratus kali lipat, atau bahkan lebih, yang hanya Allah taala yang mengetahuinya, karena itu adalah kemurnian karunia-Nya, sehingga riya' tidak menghapusnya.


القواعد الفقهية وتطبيقاتها في المذاهب الأربعة ، الجزء ٢ الصحفة ٧٢٩

يتناسب الثواب مع شيوع الخير وانتشاره وكثرة المستفيدين منه، فإذا كان الفعل يتعدى صاحبه إلى غيره فيكون ثوابه أكثر من الفعل الذي يقتصر أثره على صاحبه فقط، ويعني بالمتعدي: الذي يعم نفعُه صاحبه وغيره

Artinya : Banyak sedikitnya pahala itu bisa berubah sesuai dengan keluasan dari satu amal kebaikan dan penyebarannya, serta banyaknya orang yang mendapatkan manfaatnya. Jika suatu perbuatan memberikan manfaat tidak hanya kepada pelakunya, tetapi juga kepada orang lain, maka pahalanya tentu akan lebih besar daripada perbuatan yang hanya bermanfaat bagi pelakunya sendiri. Yang dimaksud dengan "yang memberikan manfaat kepada orang lain" adalah yang manfaatnya mencakup pelakunya dan juga orang lain.


نصائح العباد، الصحفة ٩

قال النبي صلى الله عليه وسلم ؛ أحب العباد إلى الله تعالى أنفع الناس للناس، وأفضل الأعمال إدخال السرور على قلب المؤمن

Artinya : Nabi Muhammad SAW bersabda "Hamba yang paling dicintai Allah Ta'ala adalah seseorang yang paling banyak memberi manfaat kepada manusia, dan paling utamanya amal adalah membuat senang hati orang beriman. 


مواعظ العصفورية، الصحفة ٥٧
 
عن ابن عباس رضي الله تعالى عنهما أنه قال : قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم: «من أدخل على قلب أخيه المسلم فرحاً وسروراً في دار الدنيا خلق الله تعالى من ذلك ملكاً يدفع عنه الآفات فإذا كان يوم القيامة جاء معه قريناً فإذا مر به هول يفزعه قال : لا تخف فيقول : من أنت، فيقول: أنا الفرح والسرور الذي أدخلته على أخيك المسلم في دار الدنيا)٠ وفي حديث آخر عن النبي عليه الصلاة والسلام، وذكر لفظاً آخر ؛ إدخال السرور في قلب مؤمن خير من عبادة ستين سنة٠

Artinya : Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA, sesungguhnya beliau telah menyampaikan bahwa Rosululloh SAW bersabda : "Barangsiapa membuat hati saudara muslimnya senang dan bahagia di dunia, maka dari kebahagiaan dan rasa senang tadi Allah swt akan menciptakan seorang malaikat yang akan mencegah hal-hal buruk dari orang tersebut. Sehingga disaat tiba hari kiamat kelak, maka malaikat tersebut akan selalu menemaninya. Kemudian saat ada rintangan yang menghadangnya, maka malaikat tersebut berkata kepadanya "jangan takut" kemudian orang itu bertanya "siapa anda ?" Si Malaikat menjawab "Aku adalah kebahagiaan dan kesenangan yang telah engkau berikan kepada saudaramu muslim semasa di dunia ". Dan diriwayatkan dalam hadits lain dari Nabi Muhammad SAW dan beliau menyebutkan lafadz yang berbeda yaitu; "Memberikan rasa senang di hati orang beriman itu lebih baik dibanding ibadah sunnah 60 tahun.


حاشية البجيرمي على الخطيب، الجزء ١ الصحفة ١٨
 

مَبْحَثُ دَرَجَاتِ الْإِخْلَاصِ ِقَالَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ: دَرَجَاتُ الْإِخْلَاصِ ثَلَاثٌ: عُلْيَا وَوُسْطَى وَدُنْيَا فَالْعُلْيَا أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ امْتِثَالًا لِأَمْرِهِ وَقِيَامًا بِحَقِّ عُبُودِيَّتِهِ لَا طَمَعًا فِي جَنَّتِهِ وَلَا خَوْفًا مِنْ نَارِهِ، وَمِنْ ثَمَّ قَالَتْ رَابِعَةُ الْعَدَوِيَّةُ: مَا عَبَدْتُك طَمَعًا فِي جَنَّتِك وَلَا خَوْفًا مِنْ نَارِك إنَّمَا عَبَدْتُك امْتِثَالًا لِأَمْرِك وَالْوُسْطَى أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ لِثَوَابِ الْآخِرَةِ، وَمِنْ هَذَا قَوْلُ الْمُؤَلِّفِ كَغَيْرِهِ رَاجِيًا بِذَلِكَ جَزِيلَ الْأَجْرِ إلَخْ وَالدُّنْيَا أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ لِلْإِكْرَامِ مِنْ اللَّهِ فِي الدُّنْيَا وَالسَّلَامَةِ مِنْ آفَاتِهَا، وَمَا عَدَا هَذِهِ الثَّلَاثَةَ رِيَاءٌ وَإِنْ تَفَاوَتَتْ أَفْرَادُهُ



Artinya : Syekh Zakaria Al- Anshori berkata : "Adapun tingkatkan ihlas ada tiga, yaitu : ikhlas tingkat tinggi, tingkat sedang dan rendah. Adapun tingkatan ikhlas tingkat tinggi adalah : seorang hamba beramal hanya semata-mata karena Allah swt dan semata-mata menjalankan perintah-Nya, dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba, bukan karena mengharapkan sorga-Nya maupun takut kepada neraka-Nya. Karena itulah Robi'ah Al-Adawiyah berkata : " Aku tidak menyembah-Mu karena mengharapkan sorga-Mu ataupun takut terhadap neraka-Mu, namun aku menyembah-Mu semata-mata melaksanakan perintah-Mu. Adapun ikhlas tingkat menengah adalah : seorang hamba beramal karena mengharapkan pahala ahirat. Termasuk tingkatan menengah ini yaitu : ucapan mushonnif sebagaimana ulama lainnya yakni " Dengan kitab ini kami berharap semoga mendapat banyak pahala dst". Adapun ikhlas tingkat rendah yaitu : seorang hamba beramal untuk memperoleh kehormatan dari Allah swt di dunia dan juga selamat dari segala macam bencana di dunia. Adapun selain tiga tingkatan diatas merupakan perbuatan riya' meskipun berbeda-beda tingkatan nya pada masing-masing individu. 

وَقَالَ الْغَزَالِيُّ: إذَا كَانَ هُنَاكَ قَصْدٌ دُنْيَوِيٌّ وَقَصْدٌ أُخْرَوِيٌّ كَمَنْ سَافَرَ لِلْحَجِّ وَالتِّجَارَةِ، أَوْ لِلْجِهَادِ وَالْغَنِيمَةِ، أَوْ لِلْهِجْرَةِ وَالزَّوَاجِ، فَإِنْ كَانَ الْقَصْدُ الدُّنْيَوِيُّ هُوَ الْأَغْلَبُ لَمْ يَكُنْ فِيهِ أَجْرٌ، وَإِنْ كَانَ الْقَصْدُ الدِّينِيُّ هُوَ الْأَغْلَبُ أُجِرَ بِقَدْرِهِ، وَإِنْ تَسَاوَيَا فَلَا أَجْرَ

Imam Al-Ghazali berkata : " Apabila dalam amal tersebut terdapat tujuan dunia dan akherat, contohnya seseorang melakukan perjalanan dengan tujuan haji dan berdagang, atau tujuan jihad dan mendapatkan harta rampasan, atau tujuan berhijrah dan mendapatkan istri, maka hukum nya diperinci sebagai berikut :
-Apabila tujuan duniawi lebih dominan, maka tidak mendapat pahala.
-Apabila tujuan akheratnya lebih dominan, maka mendapat pahala sesuai kadar keihlasan nya. Apabila sama keduanya dan seimbang, maka tidak mendapatkan pahala apa-apa.


إحياء علوم الدين، الجزء ٤ الصحفة ٧٠

ويحتاج المطيع إلى الصبر على طاعته في ثلاث أحوال ؛

Orang yang taat butuh kesabaran dalam ketaatan dalam 3 keadaan :

الأولى: قبل الطاعة وذلك في تصحيح النية والإخلاص والصبر عن شوائب الرياء ودواعي الآفات وعقد العزم على الإخلاص والوفاء وذلك من الصبر الشديد عند من يعرف حقيقة النية والإخلاص وآفات الرياء ومكايد النفس وقد نبه ﷺ إِذْ قَالَ ﷺ إِنَّمَا الأعمال بالنيات وإنما لكل امرىء ما نوى // وقال تَعَالَى وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ له الدين ولهذا قدم الله تعالى الصبر على العمل فقال تعالى إلا الذين صبروا وعملوا الصالحات٠

Pertama: Kesabaran sebelum melaksanakan ketaatan. Yaitu dengan cara meluruskan niat, ikhlas, kesabaran dari segala macam bentuk riya', segala macam dorongan nafsu yang bisa merusak amal, menetapkan azam untuk ikhlas dan menunaikan yang demikian itu termasuk kesabaran yang ekstra menurut orang yang tahu hakikat niat dan ikhlas, bahaya nya riya' dan tipu daya nafsu. Rasulullah saw telah memperingatkan saat beliau bersabda : Sesungguhnya diterima nya setiap amal tergantung niat keikhlasannya dan setiap orang hanya akan dapat pahala sesuai dengan apa yang dia niatkan.
Allah berfirman: "Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah swt dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama". Karena ini Allah swt mendahulukan sifat sabar daripada amal sebagaimana dengan firman-Nya : kecuali orang-orang yang mereka sabar dan beramal shaleh 

الحالة الثانية : حالة العمل كي لا يغفل عن الله في أثناء عمله ولا يتكاسل عن تحقيق آدابه وسننه ويدوم على شرط الأدب إلى آخر العمل الأخير فيلازم الصبر عن دواعي الفتور إلى الفراغ . وهذا أيضًا من شدائد الصبر ولعله المراد بقوله تعالى : نعم أجر العاملين الذين صبروا أي صبروا إلى تمام العمل٠

Keadaan yang kedua: Disaat beramal agar supaya tidak lalai dari Allah swt di tengah dia beramal dan tidak lalai dari selalu menjaga adab dan sunnah-sunnahnya dan terus-menerus menjaga syarat-syarat adab sampai akhir beramal, sehingga dia selalu dalam kesabaran dari ajakan untuk bosan dalam amal hingga selesai beramal. Dan ini juga termasuk kesabaran yang ekstra, mungkin inilah yang dimaksud dalam firman Allah : Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan (yaitu) orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya. 

الحالة الثالثة : بعد الفراغ من العمل إذ يحتاج إلى الصبر عن إفشائه والتظاهر به للسمعة والرياء والصبر عن النظر إليه بعين العجب وعن كل ما يبطل عمله ويحبط أثره كما قال تعالى ولا تبطلوا أعمالكم وكما قال تعالى لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى فمن لا يصبر بعد الصدقة عن المن والأذى فقد أبطل عمله

Keadaan ketiga : sabar setelah selesai dari beramal, karena butuh untuk sabar dari menyebarkan dan menampakkan amal karena sum'ah dan riya' serta bersabar dari melihat amal nya dengan pandangan 'ujub (membanggakan diri) dan dari setiap perkara yabg membatalkan amalnya dan menghilangkan kesan dari amalnya. Sebagaimana Firman Allah: "Jangan kalian batalkan amal kalian". Dan juga sebagaimana Firman Allah yang lain : "Janganlah kamu merusak sedekah kamu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima)". Maka barangsiapa yang tidak sabar setelah sedekah dari menyebut-nyebutnya dan menyakiti penerima maka sungguh rusaklah amalnya.


مكفرات الذنوب وموجبات الجنة، الجزء ١ الصحفة ١٠٢ 

وعلى هذا وجب على المؤمن أن يراقب نفسه، وأن يحذر خداعها لئلا تحبط عمله، وأن يحافظ على نيته الصالحة قبل العمل، واثناء العمل، وبعد العمل إلى ما شاء الله من أيام حياته

Artinya: Dan dengan alasan dan uraian diatas, maka wajib bagi seorang mukmin untuk memantau nafsunya dan menjaga dari tipu muslihatnya, supaya tidak merusak amal, dan senantiasa menjaga niat yang baik sebelum amal, di tengah amal dan setelah amal sampai waktu yang dikehendaki oleh Allah dari hidup ini.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


PENANYA

Nama : Ahmad Ripai
Alamat : Pasar Kemis, Tanggerang, Banten
__________________________________

MUSYAWWIRIN

Anggota Grup BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

PENASIHAT

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep, Madura)

PENGURUS

Ketua: Ustadz Suhaimi Qusyairi (Ketapang, Sampang, Madura)
Wakil: Ustadz Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari, Jember, Jawa Timur)
Sekretaris: Ustadz Moh. Kholil Abdul Karim (Karas, Magetan, Jawa Timur)
Bendahara: Ustadz Supandi (Pegantenan, Pamekasan, Madura)

TIM AHLI

Kordinator Soal: Ustadz Qomaruddin (Umbul Sari, Jember, Jawa Timur), Ustadz Faisol Umar Rozi (Proppo, Pamekasan, Madura) 
Deskripsi Masalah: Ustadz Taufik Hidayat (Pegantenan, Pamekasan, Madura)
Moderator: Ustadz Hosiyanto Ilyas (Jrengik, Sampang, Madura)
Perumus: K.H. Abdurrohim (Maospati, Magetan, Jawa Timur)
Muharrir: Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari, Jember, Jawa Timur), K.H. Abdurrohim (Maospati, Magetan, Jawa Timur)
Editor: Ustadz Taufik Hidayat (Pegantenan, Pamekasan, Madura), Ustadzah Nuurul Jannah (Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah) 
Terjemah Ibarot : Ustadz Masruri Ainul Khayat (Kalimantan Barat), Kyai Muntahal 'Ala Hasbullah (Giligenting, Sumenep, Madura), Gus Robbit Subhan (Balung, Jember, Jawa Timur), Ustadzah Lusy Windari (Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah)
Mushohhih terjemahan : K.H. Abdurrohim (Maospati, Magetan, Jawa Timur)

________________________________________

Keterangan:

1) Pengurus adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum.

2) Tim ahli adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini.

3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada koordinator soal dengan via japri, yakni tidak diperkenankan -sharing- soal di grup secara langsung.

4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak berreferensi. Namun, keputusan tetap berdasarkan jawaban yang berreferensi.

5) Dilarang -posting- iklan/video/kalam-kalam hikmah/gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan, sebab akan mengganggu berjalannya diskusi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?