Hukum Membangun Masjid Saling Berdekatan Bolehkah?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) seseorang yang tinggal di dekat jalan Raya di Kota Besar. Di dekat Rumahnya berdiri dua Masjid yang saling berdekatan. Jaraknya pun hanya sekitar 50 Meter. Awalnya Masjid tersebut cuma satu, namun karena banyaknya jama'ah sholat Jum'at yang kebanyakan adalah orang-orang yang dalam perjalanan Sholat disitu, sehingga Masjid tersebut tidak muat. Maka dibangunlah Masjid baru yang jaraknya cuma 50 meter dari Masjid yang awal.

PERTANYAAN:

Bolehkah membangun Masjid yang jaraknya saling berdekatan sekitar 50 meter?

JAWABAN:

Pada dasarnya membangun beberapa Masjid di satu Desa atau Daerah hukumnya boleh, tidak ada hal yang melarang hal tersebut. Adapun membangun Masjid lagi dengan tujuan mengadakan pelaksanaan sholat Jum'at yang lain, maka menurut Madzhab syyafi'i harus memenuhi beberapa sebab yang membolehkan adanya ta'addudul Jum'ah (pelaksanaan jum'atan lebih dari satu tempat dalam satu Daerah). Misalnya karena adanya hajat (kebutuhan mendesak) sebab Masjid yang lama tidak mampu menampung jumlah jamaah Jum'at sebagaimana di soal atau adanya konflik atau jaraknya sangat jauh.

Sedangkan Menurut Syekh Ismail Az-Zain Taaddudul jum'ah hukumnya boleh secara mutlak, karena larangan taaddul jum'ah tidak memiliki dalil nash sharih (jelas) dengan catatan  masing-masing dari Masjid tersebut jamaahnya tidak kurang dari 40 orang.

REFERENSI:

الفتاوى الفقهية الكبرى، الجزء ٢ الصحفة ٤٠١

وَسُئِلَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - وَفَسَّحَ فِي مُدَّتِهِ - عَمَّا إذَا كَانَ فِي قَرْيَةٍ مَسْجِدٌ ثُمَّ تَعَطَّلَ لِكَوْنِهِ بَعِيدًا عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْقَرْيَةِ أَوْ لِكَوْنِ مَا حَوْلَهُ مُتَعَطِّلًا فَأَرَادُوا أَنْ يَعْمَلُوا مَسْجِدًا آخَرَ وَالْمَسْجِدُ الثَّانِي تَحْضُرُهُ الْجَمَاعَة فَهَلْ لَهُمْ ذَلِكَ ؟


Artinya : Ibnu Hajar al-Haitami ditanya tentang masalah : Apabila di satu Desa ada Masjid, lalu Masjid itu kosong karena letaknya jauh dari Rumah penduduk atau karena areal di sekitar Masjid kosong tidak berpenduduk, lalu para penduduk bermaksud membangun Masjid baru, kemudian Masjid kedua (yang baru) ini akhirnya ditempati jama'ah.
Bolehkah mereka membangun Masjid yang ke-2 tersebut ?

فَأَجَابَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - بِأَنَّهُ يَجُوزُ بِنَاءُ الْمَسَاجِدِ الْكَثِيرَةِ فِي الْبَلَدِ وَلَوْ صَغِيرَةً وَلَا حَجْرَ عَلَى أَحَدٍ فِي ذَلِكَ


Beliau menjawab : "Boleh-boleh saja membangun banyak Masjid di satu Daerah, meskipun Masjidnya kecil, dan tidak ada larangan bagi seorangpun untuk melakukan hal itu.


نَعَمْ لَا يَجُوزُ تَعْدِيدُ الْجُمُعَةِ فِي بَلَدٍ إلَّا إذَا ضَاقَ مَسْجِدُهَا عَنْ أَهْلِهَا فَلَهُمْ حِينَئِذٍ بِنَاءُ مَسْجِدٍ آخَرَ وَإِقَامَةُ جُمُعَةٍ ثَانِيَةٍ 
فَهُوَ بِخِلَافِ مَا إذَا وَسِعَهُمْ مَسْجِدُهَا فَلَيْسَ لِأَحَدٍ بِنَاءُ مَسْجِدٍ لِأَجْلِ إقَامَةِ جُمُعَةٍ أُخْرَى فِيهِ لِامْتِنَاعِهَا حِينَئِذٍ وَاَللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ٠


Memang benar demikian, namun tidak boleh bagi mereka mengadakan jum'atan lebih dari satu tempat dalam satu Daerah, kecuali jika Masjid tadi tidak bisa menampung jumlah jama'ah Jum'at, maka mereka boleh membuat Masjid baru, dan juga mengadakan jum'atan di Masjid baru tersebut. Hal itu berbeda dengan kasus apabila mereka telah memperluas Masjid yang awal (yang sempit) tadi, maka tidak boleh seorangpun membangun Masjid lagi dengan tujuan untuk mendirikan jum'atan yang baru (lainnya) di Daerah tersebut. Karena tidak boleh dalam satu Daerah ada jumatan lebih dari satu.


قرة العين بفتاوى اسماعيل الزين، الجزء ١ الصحفة ٩٠-٩١

سؤال؛ ما قولكم في بناء مسجدين أو أكثر في قرية واحدة لا لكثرة المجمعين فيها ؛ بل لوقوع التشاجر والعداوة بينهم ؛ ففريق منهم يمنع آخر عن أن يصلي في مسجده، وكذلك الفريق الآخر يمنعه عن أن يصلي في مسجده ؟


Artinya : Bagaimana pendapat Anda tentang hukum membangun dua Masjid atau lebih dalam satu Desa yang penyebabnya bukan karena banyaknya jumlah jama'ah Jum'at, namun karena adanya konflik dan permusuhan diantara mereka, dan masing-masing golongan melarang golongan yang lain sholat di Masjid golongannya tersebut ?


الجواب؛ والله الموفق للصواب : لا مانع من كثرة المساجد في قرية واحدة٠ وأما ما ذكر في السؤال من كون كل مسجد منها يختص لطائفة ويمنعون الآخرين من الصلاة فيه فهذا لا يجوز فينبغي للعلماء المصلحين أن يعالجوا مثل هذه المشاكل بما يرفع الوحشة والبغضاء ويوجب الألفة والمودة بين المسلمين٠


Jawab : Mudah-mudahan Allah memberi taufiq kepada jalan yang benar. Pada dasarnya tidak ada hal yang melarang banyaknya Masjid dalam satu Desa. Adapun kasus yang terjadi sebagaimana dalam pertanyaan diatas, yakni keberadaan suatu golongan melarang golongan yang lain sholat di Masjidnya, hal ini tidak boleh. Maka hendaknya para Ulama' pendamai masyarakat mengatasi hal ini dengan memberikan pengarahan yang bisa meredam atau menyelesaikan konflik dan pertengkaran serta bisa menumbuhkan rasa kasih sayang dan saling mencintai antar sesama Muslim.


وأما بالنسبة لصلاة الجمعة فمذهب الشافعية أن تعدد صلاة الجمعة في قرية واحدة لا يجوز إلا لحاجة٠ وقد ذكروا أسباب الحاجة؛ وأن منها مثل ما ذكر في السؤال من الشحناء القبلية وخوف الفتنة٠ نسأل الله أن يهدي المسلمين أجمعين وأن يؤلف بين قلوبهم٠ والله سبحانه وتعالى أعلم٠


Adapun pembangunan Masjid jika dikaitkan dengan sholat Jum'at, maka sesungguhnya Madzhab Syafi'iyah tidak memperbolehkan adanya jum'atan lebih dari satu (ta'addudul jum'ah) dalam satu Desa kecuali jika ada hajat atau kebutuhan mendesak untuk hal itu. Dan sungguh mereka telah menjelaskan sebab-sebab hajat tersebut, diantaranya seperti hal yang dicontohkan dalam pertanyaan tadi,  yaitu adanya pertengkaran atau konflik antar kabilah atau golongan, dan khawatir terjadi fitnah. Kita memohon mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada semua kaum Muslimin, dan menumbuhkan rasa saling menyayangi diantara hati Mereka.
Wallahu A'lam.


بغية المسترشدين، الصحفة ٧٩

وَالْحَاصِلُ مِنْ كَلَامِ الْأَئِمَّةِ أَنَّ أَسْبَابَ جَوَازِ تَعَدُّدِهَا ثَلَاثَةٌ ضَيِّقُ مَحَلِّ الصَّلَاةِ بِحَيْثُ لَا يَسَعُ اْلُمجْتَمِعِينَ لَهَا غَالِبًا وَالْقِتَالُ بَيْنَ الْفِئَتَيْنِ بِشَرْطِهِ وَبُعْدُ أَطْرَافِ الْبَلَدِ بِأَنْ كَانَ بِمَحَلٍّ لَا يُسْمَعُ مِنْهُ النِّدَاءِ أَوْ بِمَحَلٍّ لَوْ خَرَجَ مِنْهُ بَعْدَ الْفَجْرِ لَمْ يُدْرِكْهَا إِذْ لَا يَلْزَمُهُ السَّعْيُ إِلَيْهَا إِلَّا بَعْدَ الْفَجْرِ


Artinya : Dan kesimpulan pendapat para Imam adalah boleh mendirikan Jum’atan lebih dari satu tempat karena tiga sebab. Tempat shalat Jum’at yang sempit, yakni tidak cukup menampung para jama’ah Jum’at secara umum. Pertikaian antara dua kelompok Masyarakat dengan syaratnya. Jauhnya ujung Desa, yaitu bila seseorang berada di satu tempat (ujung Desa) tidak bisa mendengar adzan, atau di tempat yang bila Ia pergi dari situ setelah waktu fajar Ia tidak akan menemui shalat Jum’at, sebab Ia tidak wajib pergi jum’atan melainkan setelah fajar. 


قرة العين بفتاوي إسماعيل زين، الصحفة ٨٩

مسألة : ما قولكم فى تعدد الجمعة فى بلدة واحدة أو قرية واحدة مع تحقق العدد المعتبر فى كل مسجد من مساجدها فهل تصح جمعة الجميع او فيه تفصيل فيما يظهر لكم ؟


Artinya : Bagaimana pendapat anda tentang Taaddul Jum'ah (mengadakan jum'atan di beberapa tempat) baik di satu Daerah Kota besar ataupun satu Desa dengan jumlah orang yang memenuhi satandar jumlah (40 orang) di masing-masing Masjid. Apakah semua jum'atannya sah atau ada perincian hukum mengenai hal itu? mohon penjelasannya.

الجواب أما مسألة تعدد الجمعة فالظاهر جواز ذلك مطلقا بشرط أن لا ينقص عدد كل عن أربعين رجلا فإن نقص عن ذلك انضموا الى اقرب جمعة اليهم إذ لم ينقل عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه جمع بأقل من ذلك وكذلك السلف الصالح من بعده


Jawab : Adapun masalah Taaddul Jum'ah (mengadakan jum'atan di beberapa tempat) yang jelas hal itu boleh dengan syarat jamaah jum'atannya tidak kurang dari 40 orang Laki-laki. Apabila kurang dari 40 orang, maka jum'atannya ikut bergabung dengan jum'atan lain yang ada di dekat Daerahnya. Karena tidak ada keterangan dari Rosululloh yang menjelaskan bahwasanya Beliau melaksanakan jum'atan dengan jumlah jamaah kurang dari 40 orang Laki-laki, begitu juga keterangan salafus sholeh setelahnya.


والقول بعدم الجواز إلا عند تعذر الإجتماع فى مكان واحد ليس عليه دليل صريح ولا ما يقرب من الصريح لا نصا ولا شبهه بل إن سر مقصود الشارع هو إظهار الشعار فى ذلك اليوم وأن ترفع الاصوات على المنابر بالدعوة الى الله والنصح للمسلمين فكلما كانت المنابر اكثر كانت الشعارات اظهر٠

Adapun pendapat yang tidak memperbolehkan Taaddut Jum'ah kecuali jika terdapat sulitnya berkumpul melakukan jum'atan di satu tempat, pendapat ini tidak memiliki dalil yang jelas, atau dalil yang mendekatinya, baik berupa dalil Nash atau semisalnya. Bahkan sebenarnya rahasia tujuan dari Syari' (Allah maupun Rosulnya) dalam hal ini adalah : Menampakkan Syi'ar Islam di hari Jum'at. Menyebar luaskan dakwah melalui mimbar-mimbar. Memberi nasehat kepada kaum Muslimin. Jadi semakin banyak penyampaian nasehat lewat mimbar-mimbar, maka berarti Syi'ar Islamnya semakin nampak.


  والله أعلم بالصواب

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

PENANYA

Nama : Fika Maulani Rahmah
Alamat : Sumber Sari Jember Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WA Tanya  Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw

_________________________


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?