Hukum Menyombongkan Nasab atau Keturunan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Badrun (nama samaran) merupakan seorang yang masih keturunan Sunan yang ada di Pulau Jawa. Dia merasa bangga dengan status nasab sebagai Golongan Darah Biru tersebut, selalu merasa lebih baik dan meremehkan teman-temannya karena mereka dari Golongan Orang biasa. Padahal semua Manusia merupakan keturunan Nabi Adam As. Nabi Adam As pun yang notabene diciptakan di Surga, karena melakukan "maksiat" akhirnya dikeluarkan dari Surga, apalagi hanya seorang Badrun yang merasa dirinya Sombong, bagaimana mungkin akan masuk Surga.
PERTANYAAN:
Bagaimana hukum membanggakan nasabnya?
JAWABAN:
Hukum membanggakan nasab kepada orang lain adalah termasuk perbuatan yang tidak terpuji. Tetapi bangga dengan bernasab dengan orang baik adalah boleh.
REFERENSI:
نصائح الدينية، الصحفة ٣٦٣
ومنها : تزكية النفس والثناء عليها ، والفخر بالا باء من أهل الدين والفضل والتبجح بالنسب وذالك مذموم ومستقبح جدا وقد يبتلى به بعض أولاد الأخيار ممن لا بصيرة له ولا معرفة بحقائق الدين
Artinya : Termasuk sikap takabbur diantaranya : Menganggap dirinya suci. Menyombongkan diri karena menjadi keturunan orang soleh dan utama. Membanggakan diri dengan nasab. Hal-hal tersebut diatas termasuk akhlak yang tercela, dan sangat jelek sekali, dan terkadang hal itu terjadi pada sebagian Anak-anak Ulama' / orang pilihan, yang tidak memiliki pandangan bathin, dan tidak mengetahui hakekat ajaran Islam.
ومن افتخر على الناس بنسبه وبآبائه ذهبت بركتهم عنه : لأنهم ما كانوا يفتخرون ولا يتكبرون على الناس ، ولو فعلوا ذلك لبطل فضلهم ؛
Dan barang siapa yang membanggakan diri dihadapan orang lain, karena nasab Orang tuanya, maka barokah nasab tersebut akan hilang (Dia tidak mendapat barokah keutamaan leluhurnya), karena para leluhurnya tersebut tidak bersikap angkuh dan tidak bersikap sombong kepada orang lain, jika mereka sombong tentulah mereka akan kehilangan keutamaan tersebut.
وقد قال عليه الصلاة والسلام : من بطأ عمله لم يسرع به نسبه
Dan sungguh Rosululloh bersabda : Barang siapa lamban amalnya maka dia tidak bisa mencapai kemulyaan yang diperoleh leluhurnya".
وقال : يا فاطمة بنت محمد ، ويا صفية عمة رسول الله لا أغني عنكم من الله شيئا ، اشتروا أنفسكم من النار٠٠٠٠الحديث
Dalam Hadist lain Nabi bersabda : "Wahai Fathimah Anak Perempuan Muhammad, wahai Shofiah Bibi Rosululloh, Aku sama sekali tidak bisa menolong kalian dihadapan Allah (tanpa seizin Allah), jauhkanlah diri kalian dari perbuatan yang dapat menjerumuskan kalian ke Neraka.
وقال عليه الصلاة والسلام لا فضل لاحمر على اسود ولا لعربي على عجمي إلا بتقوى الله ، أنتم من آدم وآدم من تراب
Nabi bersabda : "Tidak ada keutamaan bagi orang yang berkulit merah atas orang yang berkulit hitam, dan tidak ada keistimewaan bagi orang Arab atas orang ajam (Non Arab) kecuali dengan taqwa kepada Allah, kalian semua sama-sama berasal dari keturunan nabi Adam, dan Nabi Adam berasal dari tanah.
وقال عليه الصلاة والسلام : (لينتهين أقوام عن الفخر بآبائهم أو ليكون أهون على الله تعالى من الجعلان)
Nabi juga bersabda : "Hendaknya kaum-kaum itu berhenti membanggakan diri dengan leluhurnya (atas leluhur orang lain), atau (jika tetap seperti itu) maka Dia dihadapan Allah akan menjadi orang yang lebih rendah daripada kumbang kotoran (gambreng : bhs jawa)
موعظة المؤمنين من إحياء علوم الدين، صفحة ٢٥٥
وَلَمَّا نَزَلَ قَوْلُهُ تَعَالَى: (وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ) [الشُّعَرَاءِ: ٢١٤] نَادَاهُمْ بَطْنًا بَعْدَ بَطْنٍ حَتَّى قَالَ: «يَا فاطمة بنت محمد، يَا صفية بنت عبد المطلب عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اعْمَلَا لِأَنْفُسِكُمَا فَإِنِّي لَا أُغْنِي عَنْكُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا» فَبَيَّنَ أَنَّهُمْ إِذَا مَالُوا إِلَى الدُّنْيَا لَمْ يَنْفَعْهُمْ نَسَبُ قُرَيْشٍ٠
Artinya : Ketika turun ayat : "Dan berilah peringatan (Wahai Muhammad) terhadap keluarga dekatmu !" (QS. As-Syuaro' ayat 214), Nabi memanggil mereka dengan menyebut nasab mereka satu persatu, hingga Nabi bersabda : "Wahai Fatimah binti Muhammad, wahai Shofiyah binti Abdul Muttolib bibi Rosululloh, beramallah untuk keselamatan diri kalian, karena sesungguhnya Aku sama-sekali tidak bisa menolong kalian di hadapan Allah (tanpa seizin Allah)". Dari hadist tersebut menjadi jelas bahwa jika mereka condong kepada dunia niscaya nasab Quraisy mereka tidak akan bermanfaat bagi diri mereka.
فَمَنْ عَرَفَ هَذِهِ الْأُمُورَ، وَعَلِمَ أَنَّ شَرَفَهُ بِقَدْرِ تَقْوَاهُ، وَقَدْ كَانَ مِنْ عَادَةِ آبَائِهِ التَّوَاضُعُ اقْتَدَى بِهِمْ فِي التَّقْوَى وَالتَّوَاضُعِ، وَإِلَّا كَانَ طَاعِنًا فِي نَسَبِ نَفْسِهِ بِلِسَانِ حَالِهِ مَهْمَا انْتَمَى إِلَيْهِمْ وَلَمْ يُشْبِهْهُمْ فِي التَّوَاضُعِ وَالتَّقْوَى وَالْخَوْفِ وَالْإِشْفَاقِ٠
تفسير الامام الشافعي، الجزء ٣ الصحفة ١٢٨١
Artinya : Allah berfirman : "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di hadapan Allah adalah orang yang paling bertakwa". Sesungguhnya diantara kalian orang yang paling tinggi derajatnya dihadapan Allah adalah orang yang paling bertakwa. Didalam ayat ini terdapat larangan menyombongkan nasab, namun disisi lain juga memotifasi untuk mengetahui nasab untuk mempermudah pembagian warisan, dan juga motifasi untuk mengetahui sanak kerabat aqilah (keluarga besar penanggung jawab pembayaran denda ) dalam masalah pembayaran berbagai diyat.
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
MUSYAWWIRIN :
Member Group WA Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif
PENASEHAT :
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw
_________________________
Komentar
Posting Komentar