Hukum Status Keabsahan Sholatnya Seseorang Yang Bermakmum Kepada Makmum Masbuq Terhadap Imam Yang Tidak Tumakninah ?

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
 (Tanya Jawab Hukum)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته


DESKRIPSI:

Suatu ketika Badrun (nama samaran) sholat berjemaah di sebuah Masjid di Kampungnya. Badrun berjemaah pada seorang Imam yang tidak tumakninah dalam i'tidalnya. Sehingga Badrun memilih mufarroqoh dari si Imam, namun jama'ah lainnya ada yang tetap berjemaah sampai salamnya si Imam, termasuk juga Rosyid (nama samaran) yang merupakan makmum masbuq raka'at dalam jama'ah tersebut menambah sisa rakaat yang tertinggal dari si Imam setelah salamnya si Imam.

Kemudian datanglah Qomar (nama samaran) untuk sholat berjamaah, karena keterlambatannya untuk sholat berjamaah di Masjid, maka dia hanya mendapati Rosyid yang sedang menyelesaikan sisa rakaatnya yang tertinggal dari Imam. Tanpa berfikir panjang, si Qomar langsung sholat bermakmum pada Rosyid.

PERTANYAAN:

Bagaimana status keabsahan sholatnya seseorang yang bermakmum kepada Makmum masbuq terhadap Imam yang tidak tumakninah?

JAWABAN:

Sah, selama makmum yang baru tidak menyakini batalnya sholat makmum masbuq tersebut.

REFERENSI:

إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، الجزء ٢ الصحفة ٥١
 
ولا يصح قدوة بمن اعتقد بطلان صلاته الى قوله - ولا قدوة (بمقتد) ولو احتمالا، وإن بان إماما٠ وخرج بمقتد من انقطعت قدوته، كأن سلم الامام فقام مسبوق فاقتدى به آخر صحت، أو قام مسبوقون فاقتدى بعضهم ببعض صحت أيضا - على المعتمد - لكن مع الكراهة

Artinya: Tidak sah bermakmum kepada orang yang diyakini kebatalan sholatnya. Sampai perkataan beliau. Tidak sah bermakmum kepada orang yang bermakmum meskipun secara ihtimal dan walaupun ia jelas menjadi imam. Dikecualikan dari orang yang bermakmum adalah orang yang telah selesai bermakmumnya, seperti imam sudah mengucapkan salam, kemudian makmum masbuk berdiri dan orang lain bermakmum kepadanya maka hukumnya sah, atau ada beberapa makmum masbuq lalu sebagian makmum masbuk bermakmum pada makmum masbuk yang lain, maka hukumnya juga sah menurut pendapat yang muktamad akan tetapi makruh.

قوله: صحت محل الصحة في هذه الصورة وفي الثانية التي بعدها في غير الجمعة، أما فيها فلا تصح القدوة في الصورتين عند الجمال الرملي، وفي الصورة الثانية عند ابن حجر. أما في الصورة الأولى فتصح عنده، لكن مع الكراهة، أفاده الكردي

(Perkataan beliau shalatnya sah) adapun keadaan yang sah adalah pada contoh ini (kesatu), sedangkan pada contoh yang kedua yang dibahas setelahnya adalah di selain shalat jum'at. Sedangkan di dalam shalat jum'at tidak sah bermakmum dalam kedua contoh tersebut menurut imam Al-Jamal Al-Ramli, dan dalam contoh yang kedua menurut Ibnu Hajar. Adapun pada contoh yang pertama hukumnya sah menurut Imam Ibnu Hajar akan tetapi makruh, Imam Al-Kurdi menjadikannya sebagai faidah. 


قوله: لكن مع الكراهة ظاهره أنه مرتبط بالصورة الثانية، وهو أيضا ظاهر عبارة شيخه في التحفة، وظاهر عبارة النهاية أنه مرتبط بالصورتين، كما نبه عليه ع ش، وعبارته: قوله لكن مع الكراهة، ظاهر في الصورتين، وعليه: فلا ثواب فيها من حيث الجماعة. وفي ابن حجر التصريح برجوعه للثانية فقط والكراهة، خروجا من خلاف من أبطلها.ا.هـ

(Perkataan beliau: Tetapi makruh) Dzohirnya adalah berhubungan dengan contoh yang kedua, yaitu dzohirnya ungkapan gurunya dalam kitab tuhfah, sedangkan dzohirnya ungkapan dalam kitab nihayah adalah berhubungan dengan kedua contoh tersebut, sebagaimana peringatan imam As-Sibramalisy kepadanya, dan ungkapan perkataan beliau tetapi makruh, adalah dalam kedua contoh tersebut, dan baginya tidak mendapatkan pahala dari sisi berjamaahnya. Adapun penjelasan Ibnu Hajar adalah mengembalikan pada contoh yang kedua saja serta hukumnya makruh, karena keluar dari khilaf Ulama' yang membatalkannya. Selesai

بغية المسترشدين، الصحفة ٧٢

سَلَّمَ الإِمَامُ فَقَامَ مَسْبُوْقٌ، فَاقْتَدَى بِهِ آخَرُ، أَوْ مَسْبُوْقُوْنَ فَاقْتَدَى بَعْضُهُمْ بِبَعْضٍ، صَحَّ فِي غَيْرِ الجُمْعَةِ مَعَ الكرَاهَةِ المُفَوِّتَةِ بِفَضِيْلَةِ الجَمَاعَةِ كَمَا فِي النِّهَايَةِ. إلى أن قال- هَذَا مُعْتَمَدُ م ر كَما نَقَلَهُ عَنِ النِّهايَةِ، وَاعْتَمَدَ ابْنُ حَجَرٍ صِحَّةَ الجُمْعَةِ خَلْفَ الْمَسْبُوْقِ إِنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً وَعَدَمَ كَرَاهَةِ غَيْرِهَا خَلْفَهُ، وَخَصَّ عَدَمَ صِحَّةِ الجُمْعَةِ وَكَرَاهَةَ غَيْرِهَا فِي اقْتِداءِ الْمَسْبُوْقِيْنَ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ كَمَا نَقَلَهُ العَلاَّمةُ عَلَوِيٌّ بْنُ أَحْمَدَ الحَدَّادُ عَنْ والِدِهِ اهـ

Artinya: Seorang imam telah selesai mengucapkan salam, kemudian makmum masbuq berdiri dan orang lain bermakmum kepadanya atau ada beberapa makmum masbuq kemudian sebagian makmum masbuq bermakmum kepada makmum masbuq yang lain, maka hukumnya sah tapi di selain shalat jum'at karena bisa menghilangkan fadilah berjamaah sebagaimana penjelasan dalam kitab nihayah. Sampai perkataan. Ini adalah pendapat muktamadnya imam Al-Ramli sebagaimana keterangan yang dikutip dari kitab nihayah, dan pendapat muktamadnya Ibnu Hajar adalah sahnya shalat jum'at bermakmum pada makmum masbuq apabila menemukan satu rakaat dan tidak adanya hukum makruh bermakmum pada makmum masbuq di selain shalat jum'at, sedangkan ketentuan tidak sahnya shalat jum'at dan makruhnya di selain shalat jum'at dalam bermakmumnya sebagian makmum masbuq kepada sebagian makmum masbuq yang lain adalah sebagaimana yang dikutip oleh Al-Allamah habib Alawy bin Ahmad Al-Haddad dari putranya. Selesai.

والله أعلم بالصواب

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

PENANYA:

Nama : Ummi Dinda Zulaeha 
Alamat : Cikijing Majalengka Jawa Barat 
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Perumus : Ust. Arif Mustaqim (Sumbergempol Tulungagung Jawa Timur), KH. Abdurrohim (Maospati Magetan Jawa Timur)
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Ibrahim Al-Farisi (Tambelangan Sampang Madura)
____________________________________________

Keterangan :

1) Pengurus, adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum

2) Tim Ahli, adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini

3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada kordinator soal dengan via japri. Ya'ni tidak diperkenankan nge-share soal di grup secara langsung.

4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak bereferensi, namun tetap keputusan berdasarkan jawaban yang berreferensi.

5) Dilarang memposting iklan / video / kalam-kalam hikmah / gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Sebab, akan mengganggu akan berjalannya tanya jawab. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?