Hukum Mengonsumsi Produk-Produk Israel Setelah Adanya Himbauan Boikot Dari Lembaga Independen Seperti MUI

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
 (Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI

Badrun mulai resah setelah barang dagangannya tidak begitu laris seperti biasanya. Hal itu dikarenakan orang-orang menghindari produk-produk tertentu yang diduga mendukung Zionis Israel. Masyarakat semakin enggan membeli barang dagangan Badrun dan semakin gencar menyuarakan boikot terhadap produk-produk tersebut. 

Apalagi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah merekomendasikan umat Islam untuk tak membeli produk-produk Israel ataupun yang berafiliasi dengan Israel. Setelah mendengar hal itu Badrun ketakutan. Akhirnya, Badrun menutup usahanya karena alasan boikot.

PERTANYAAN

Bagaimana hukum mengonsumsi produk-produk Israel atau yang berafiliasi dengan Israel (baik membeli ataupun diberi) setelah adanya himbauan Boikot dari Lembaga Independen seperti MUI ? 

JAWABAN

Boleh selama pemboikotan tersebut bukan dari pemerintah serta yang dibeli adalah makanan dan minuman yang halal. Apabila pemboikotan atau larangan dari Pemerintah, maka haram mengkonsumsinya.

REFERENSI :

بغية المسترشدين، الصحفة ١٨٠

والحاصل أنه تجب طاعة الإمام فيما أمر به ظاهراً وباطناً مما ليس بحرام أو مكروه فالواجب يتأكد، والمندوب يجب، وكذا المباح إن كان فيه مصلحة كترك شرب التنباك إذا قلنا بكراهته لأن فيه خسة بذوي الهيئات، وقد وقع أن السلطان أمر نائبه بأن ينادي بعدم شرب الناس له في الأسواق والقهاوي، فخالفوه وشربوا فهم العصاة، ويحرم شربه الآن امتثالاً لأمره ولو أمر الإمام بشيء ثم رجع ولو قبل التلبس به لم يسقط الوجوب اهـ٠

Artinya: Kesimpulannya bahwasanya wajib secara dhohir dan batin, mentaati peraturan Pemerintah yang tidak mengadung keharaman atau kemakruhan. Maka mentaati hal yang wajib itu hukumnya sangat wajib, mentaati hal yang sunnah itu menjadi wajib, begitu juga mentaati hal yang mubah itu juga wajib jika hal yang mubah itu membawa maslahat secara umum, seperti perintah meninggalkan rokok, jika kita mengikuti pendapat yang menyatakan rokok itu makruh karena merokok dipandang kurang baik jika dilakukan oleh orang yang memiliki kedudukan. Lalu Pemerintah mengintruksikan pada bawahannya untuk menerbitkan peraturan tidak boleh merokok ditempat umum semisal pasar maupun cafe (warung kopi), namun mereka melanggarnya dengan merokok ditempat umum, dalam hal ini mereka tergolong orang yang melakukan maksiat. Dalam kondisi ini hukum merokok menjadi haram disebabkan karena adanya kewajiban melaksanakan aturan Pemerintah. Jika Pemerintah membuat peraturan lalu mencabutnya kembali meskipun belum sampai tahap menerapkan /merealisasikan peraturan tersebut, maka kewajiban melaksanakan peraturan belum gugur.


إعانة الطالبين، الجزء ٣ الصحفة ٣٠

وقوله: (من كل تصرف يفضي إلى معصية) بيان لنحو ٠ إلى أن قال- وكإطعام مسلم مكلف كافرا مكلفا في نهار رمضان، وكذا بيعه طعاما علم أو ظن أنه يأكله نهارا

Artinya: Diantara contoh dari transaksi yang berimbas pada kemaksiatan adalah (orang muslim mukallaf) memberi makan kepada orang kafir yang mukallaf (berakal dan sudah baligh), atau jual beli makanan kepada orang yang diketahui secara pasti atau diduga kuat bahwa ia akan memakannya di siang hari bulan Ramadhan. 

بغية المسترشدين في تلخيص فتاوى بعض الأئمة المتأخرين، الصحفة ٢٦٠

مسألة : ي  كل معاملة كبيع وهبة ونذر وصدقة لشيء يستعمل في مباح وغيره ، فإن علم أو ظنّ أن آخذه يستعمله في مباح كأخذ الحرير لمن يحل له ، والعنب للأكل ، والعبد للخدمة ، والسلاح للجهاد والذب عن النفس ، والأفيون والحشيشة للدواء والرفق حلت هذه المعاملة بلا كراهة 

Artinya: Setiap Muamalat seperti jual beli, hibah, nadzar dan sedekah untuk sesuatu yang digunakan dalam perkara yang boleh atau tidak, jika diyakini atau disangka kuat diambil untuk digunakan dalam hal yang mubah seperti memberikan sutera kepada orang yang halal menggunakannya, anggur untuk dimakan, hamba sahaya untuk dipekerjakan, senjata untuk jihad atau jaga diri, ofium, ganja untuk obat dan menyejukkan badan, maka halal muamalah tersebut tanpa ada kemakruhan.

وإن ظن أنه يستعمله في حرام كالحرير للبالغ ، ونحو العنب للسكر ، والرقيق للفاحشة ، والسلاح لقطع الطريق والظلم ، والأفيون والحشيشة وجوزة الطيب لاستعمال المخذِّر حرمت هذه المعاملة ، وإن شكّ ولا قرينة كرهت ، وتصحّ المعاملة في الثلاث ، لكن المأخوذ في مسألة الحرمة شبهته قوية ، وفي مسألة الكراهة أخف٠ 

Namun jika disangka kuat hal tersebut akan digunakan untuk perkara haram seperti sutera untuk digunakan lelaki yang sudah baligh, anggur untuk minuman memabukkan, hamba sahaya untuk perbuatan keji, senjata untuk membegal dan berbuat kedzaliman, ofium, ganja, buah pala untuk digunakan sebagai alat mabuk maka diharamkan muamalah ini. Jika ragu-ragu dan tidak ada hubungan maka dimakruhkan. Dan Sah muamalah pada tiga keadaan di atas, Namun yang dijadikan dasar dalam masalah Haram adalah syubhatnya kuat dan dalam hal makruh syubhatnya lebih ringan (dari haram).


الإمام يوسف القرضاوي، فقه الجهاد دراسة مقارنة لأحكامه وفلسفته في ضوء القرآن والسنة، الصحفة ١٤٥٩


علينا نحن المسلمين في كل مكان أن نعاون الفلسطينيين بكل ما نستطِيعُ مِن قُوَّةٍ : {وَإِنِ اسْتَصَرُوكُمْ في الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ} [الأنفال : ۷۲] {وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى} [المائدة : ٢]، ومن وسائل هذه المعاونة : مُقاطعة بضائع العَدُو مُقاطعة تامة؛ فَإِنَّ كُلَّ رِيال أو دِرْهَم أو قرش أو فَلْسٍ تُشْتَرَى بِهِ سِلَعُهُم يَتَحَوَّل في النهاية إلى رصاصة تطلق في صُدُورِ إِخواننا وأبنائنا في فلسطين، ولهذا يجب علينا ألا نعينهم على إخواننا بشراء بضائعهم؛ لأنها إعانة على الإِثْمِ والعدوان، فالشراء منهم يقويهم، وواجبنا أن نعمل على إضعافهم ما استطعنا، كما أن علينا أن تقوي إخواننا المرابطين في الأرض المقدسة ما استطعنا، فإن لم نستطع أن نُقَوِّيَهُم فالواجب علينا إضعاف عَدُوِّهِم، فإذا كانَ إِضْعافهم لا يتم إلا بالمقاطعة فما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب٠ اهـ

Artinya: Wajib bagi kita umat muslim di manapun berada untuk membantu bangsa Palestina dengan segenap kemampuan kita. Dalam Al Quran karim Alloh berfirman yang artinya : (Dan jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan kepada mereka.) Qs al anfal ayat 72. (Dan saling tolong menolonglah kalian dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa) Qs. Al ma'idah ayat 2.

Dan diantara beberapa bentuk pertolongan ini ialah : memutus terhadap barang-barang dagangan musuh secara total (boikot total) ; karena setiap riyal, dirham, sen, atau uang yang digunakan untuk membeli barang-barang dagangan dari mereka pada akhirnya berubah menjadi peluru timah panas yang ditembakkan ke dalam dada saudara-saudara kita dan anak-anak kita di Palestina. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk tidak membantu mereka dalam menindas saudara-saudara kita dengan cara tidak membeli barang-barang dagangan mereka, karena hal itu merupakan membantu atas perbuatan dosa dan permusuhan, maka dengan membeli barang-barang mereka  akan membantu menguatkan mereka.

Dan kewajiban kita adalah berupaya melemahkan mereka sesuai kemampuan kita, sama halnya seperti kita wajib untuk menguatkan saudara-saudara kita yang berdomisili di tanah suci (baitul maqdis) sesuai kemampuan kita. Apabila kita tidak mampu menguatkan saudara-saudara kita maka kewajiban kita adalah melemahkan musuh dari saudara-saudara kita. Apabila usaha melemahkan musuh tidak bisa dicapai/tidak sempurna kecuali dengan boikot, maka masuk pada kaidah: Segala sesuatu yang menyebabkan sempurnanya perkara wajib, maka sesuatu tersebut hukumnya menjadi wajib.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

PENANYA

Nama: Faisol Umar Rozi
Alamat: Proppo Pamekasan Madura
__________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ustadz Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ustadz Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ustadz Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ustadz Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur), Ust. Faisol Umar Rozi (Proppo Pamekasan Madura) 
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Perumus : Ust. Arif Mustaqim (Sumbergempol Tulungagung Jawa Timur), KH. Abdurrohim (Maospati Magetan Jawa Timur)
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura), Nurul Jannah (Tegalrejo Megelang Jawa Tengah) 
Terjemah Ibarot : Ust. Ahmad Marzuki (Cikole Sukabumi Jawa Barat), Gus Robbit Subhan (Balung Jember Jawa Timur)

________________________________________

Keterangan :

1) Pengurus, adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum

2) Tim Ahli, adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini

3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada kordinator soal dengan via japri. Ya'ni tidak diperkenankan nge-share soal di grup secara langsung.

4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak bereferensi, namun tetap keputusan berdasarkan jawaban yang berreferensi.

5) Dilarang memposting iklan / video / kalam-kalam hikmah / gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Sebab, akan mengganggu akan berjalannya tanya jawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?