Hukum Membangun Masjid, Madrasah dll Dari Hasil Usaha Rokok Ilegal
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
DESKRIPSI
Badrun (nama samaran) merupakan seorang pengusaha rokok tersukses dan kaya raya di pulau garam. Dia senantiasa bersedekah kepada siapapun tanpa memandang status sosial (baik miskin ataupun kaya semuanya diberi sedekah oleh Badrun), dan juga banyak menyumbangkan serta membangun masjid, madrasah dll di mana-mana dari hasil usaha rokok tersebut.
PERTANYAAN
Bagaimana hukum membangun Masjid, Madrasah dll dari hasil usaha rokok ilegal ?
JAWABAN
Boleh dan dapat pahala.
REFERENSI:
الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ١٠ الصحفة ١٠٩ - ١١٠
حُكْمُ بَيْعِ الدُّخَانِ وَزِرَاعَتِهِ؛
Hukum memperjual belikan rokok dan menanam tembakau.
كَانَ الاِخْتِلاَفُ بَيْنَ الْفُقَهَاءِ بِالنِّسْبَةِ لِلدُّخَانِ هُوَ فِي بَيَانِ حُكْمِ شُرْبِهِ، هَل هُوَ حَرَامٌ أَوْ مُبَاحٌ أَوْ مَكْرُوهٌ؟ ، وَكَانَ التَّعَرُّضُ لِبَيَانِ حُكْمِ بَيْعِهِ أَوْ زِرَاعَتِهِ قَلِيلا عَلَى أَنَّهُ يُمْكِنُ أَنْ يُقَال فِي الْجُمْلَةِ: إِنَّ الَّذِينَ حَرَّمُوهُ يَسْتَتْبِعُ ذَلِكَ عِنْدَهُمْ حُرْمَةَ بَيْعِهِ وَزِرَاعَتِهِ، وَالَّذِينَ أَبَاحُوهُ يُبَاحُ عِنْدَهُمْ بَيْعُهُ وَزِرَاعَتُهُ٠
Pada umumnya para ulama memperselisihkan hukum rokok dari sisi hukum merokoknya : Apakah harom, mubah atau makruh ? Sedangkan pembahasan tentang hukum memperjual belikannya ataupun hukum menanam tembakaunya, sangat sedikit sekali yang membahasnya. Jadi secara garis besar bisa disimpulkan : Bahwa menurut golongan ulama yang mengharamkan rokok, maka hukum memperjual belikannya, dan menanam tembakaunya juga haram. Sedangkan menurut golongan ulama yang menghalalkan rokok, maka hukum memperjual belikannya, dan menanam tembakaunya juga halal.
يَقُول الشَّيْخُ عُلَيْشٌ مِنَ الْمَالِكِيَّةِ: الْحَاصِلُ أَنَّ الدُّخَّانَ فِي شُرْبِهِ خِلاَفٌ بِالْحِل وَالْحُرْمَةِ، فَالْوَرَعُ عَدَمُ شُرْبِهِ، وَبَيْعُهُ وَسِيلَةً لِشُرْبِهِ، فَيُعْطَى حُكْمَهُ٠
Syekh Ulaisy dari kalangan ulama madzhab maliki berpendapat : "Kesimpulannya adalah bahwasannya hukum merokok itu diperselisihkan kehalalan dan keharomannya, maka waro'nya (hati-hatinya supaya terhindar dari syubhat) hendaklah jangan merokok. Adapun memperjual belikan rokok itu merupakan perantara merokok, maka hukum disamakan seperti hukum merokok.
وَمِنَ الشَّافِعِيَّةِ: جَاءَ فِي حَاشِيَةِ الشُّبْرَامَلْسِيِّ عَلَى نِهَايَة الْمُحْتَاجِ: يَصِحُّ بَيْعُ الدُّخَانِ الْمَعْرُوفِ فِي زَمَانِنَا؛ لأَِنَّهُ طَاهِرٌ مُنْتَفَعٌ بِهِ أَيْ عِنْدَ بَعْضِ النَّاسِ٠
Dari golongan Syafi'i, ada keterangan dalam kitab Hasyiyah Syibromalisyi yang mensyarahi kitab Nihayatul Muhtaj, terdapat keterangan : Sah hukumnya memperjual belikan rokok di zaman kita sekarang ini, karena rokok itu suci, dan bermanfaat meskipun hanya bagi sebagian orang.
وَجَاءَ فِي حَاشِيَةِ الشِّرْوَانِيِّ عَلَى تُحْفَةِ الْمُحْتَاجِ مَا مُلَخَّصُهُ جَوَازُ بَيْعِهِ، لِلْخِلاَفِ فِي حُرْمَتِهِ وَلاِنْتِفَاعِ بَعْضِ النَّاسِ بِهِ٠
كَمَا إِذَا كَانَ يُعْلَمُ الضَّرَرُ بِتَرْكِهِ، وَحِينَئِذٍ فَيَصِحُّ بَيْعُهُ
Dalam Hasyiyah Syarwani syarah Tuhfatul Muhtaj terdapat keterangan yang secara ringkasnya menyatakan : bahwa boleh hukumnya memperjual belikan rokok, karena masih adanya perbedaan pendapat akan keharamannya dan juga masih ada manfaat bagi sebagian orang, misalnya apabila diketahui orang tersebut akan mengalami dloror apabila tidak merokok, maka dalam kasus semacam ini hukum memperjual belikan rokok adalah boleh dan sah.
اعانة الطالبين، الجزء ٣ الصحفة ١٤٢
الهبة تمليك عين يصح بيعها غالبا أشار بذلك لقاعدة وهي أن كل ما صح بيعه صحت هبته وما لا يصح بيعه لا يصح هبته
Artinya : Hibah adalah memberikan hak milik atas barang yang umumnya sah untuk diperjual belikan. Dengan pernyataan di atas Mushonnif ingin memberi isyarat atas satu kaidah fiqih bahwa "Sesungguhnya setiap barang yang sah diperjual belikan, maka itu juga pasti sah dihibahkan, dan sebaliknya setiap barang yang tidak sah diperjualbelikan, maka juga tidak sah dihibahkan.
فتاوى دار الإفتاء المصرية، الجزء ٧ الصحفة ٢٣٥
فقد جاء فى كتاب جامع العلوم والحكم لابن رجب ما نصه
٠(وَأَمَّا الصَّدَقَةُ بِالْمَالِ الْحَرَامِ ، فَغَيْرُ مَقْبُولَةٍ كَمَا فِي "صَحِيحِ مُسْلِمٍ" عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طَهُورٍ ، وَلَا صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ ٠
وَفِي " الصَّحِيحَيْنِ " عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ مَا تَصَدَّقَ عَبْدٌ بِصَدَقَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ - وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ - إِلَّا أَخَذَهَا الرَّحْمَنُ بِيَمِينِهِ وَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Artinya : Sungguh terdapat keterangan dalam kitab Jami'ul Ulum wal hikam (karya Ibnu Rojab al-Hanbali juz 1 hal 263) yang menyatakan : "Adapun shodaqoh dengan harta haram, maka sodaqoh tersebut tidak diterima. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih Muslim, dari Ibnu Umar dari Baginda Nabi saw, beliau bersabda : "Allah swt tidak menerima sholat yang dikerjakan dalam kondisi tidak suci, dan juga sedekah dari harta ghulul (harta ghonimah yang dicuri sebelum dibagi). Dalam Shohih Bukhori Muslim disebutkan : Dari Abu Hurairah RA dari Baginda Nabi saw , beliau bersabda : "Tiada seorang hamba bersedekah dengan harta yang dihasilkan dari pekerjaan halal - (dan memang Allah swt tidak akan menerima sedekah kecuali dari harta yang halal) - kecuali niscaya Allah swt pasti akan menerimanya dengan penuh keridloan".
الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ٢٦ الصحفة ٣٣٤
التَّصَدُّقُ بِالْمَال الْحَلاَل وَالْحَرَامِ وَالْمَال الْمُشْتَبَهِ فِيهِ ؛
Artinya : Hukum Bersedekah Dengan Harta Yang Halal, Haram, Dan Harta Syubhat.
٢١- لَقَدْ حَثَّ الإِْسْلاَمُ أَنْ تَكُونَ الصَّدَقَةُ مِنَ الْمَال الْحَلاَل وَالطَّيِّبِ، وَأَنْ تَكُونَ مِمَّا يُحِبُّهُ الْمُتَصَدِّقُ٠
Sungguh agama Islam telah memerintahkan agar bershodaqoh dengan harta yang halal serta bagus, serta dengan sesuatu yang masih disukai oleh pemberi shodaqoh (dalam arti barang tersebut bagus dan sangat layak).
فَقَدْ وَرَدَ فِي الْحَدِيثِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَال: قَال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا تَصَدَّقَ أَحَدٌ بِصَدَقَةٍ مِنْ طَيِّبٍ، وَلاَ يَقْبَل اللَّهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ، إِلاَّ أَخَذَهَا الرَّحْمَنُ بِيَمِينِهِ، وَإِنْ كَانَتْ تَمْرَةً فَتَرْبُو فِي كَفِّ الرَّحْمَنِ حَتَّى تَكُونَ أَعْظَمَ مِنَ الْجَبَل، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلَوَّهُ أَوْ فَصِيلَهُ (١)
وَالْمُرَادُ بِالطَّيِّبِ هُنَا الْحَلاَل، كَمَا قَال النَّوَوِيُّ
Dan telah diriwayatkan dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah RA berkata : Baginda Rosulullah saw bersabda : "Tiadalah seorang hamba bersedekah dengan sedekah harta yang halal - dan memang Allah swt tidak menerima sedekah kecuali harta yang halal-, kecuali Allah swt pasti akan menerima sedekah tersebut dengan penuh keridloan, dan apabila sedekah itu berupa satu biji kurma, maka dengan ridlo Allah swt, satu biji tersebut pahalanya akan berkembang dan bertambah banyak di sisi-Nya sehingga lebih besar daripada sebuah gunung, sebagaimana salah satu dari kalian merawat anak kuda atau anak sapinya sehingga besar dan berkembang biak jadi banyak. ( HR. MUSLIM hadits ke- 1014). Adapun yang makna dari kata "Toyyib" dalam hadist ini adalah harta yang halal, seperti yang disampaikan Imam an-Nawawi
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Farhan AM
Alamat : Semboro Jember Jawa Timur
__________________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)
PENASEHAT :
Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)
PENGURUS :
Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur), Ust. Faisol Umar Rozi (Proppo Pamekasan Madura)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Perumus : Ust. Arif Mustaqim (Sumbergempol Tulungagung Jawa Timur), KH. Abdurrohim (Maospati Magetan Jawa Timur)
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Terjemah Ibarot : Gus Robbit Subhan (Balung Jember Jawa Timur), Ustadzah Lusy Windari (Jatilawang Banyumas Jawa Tengah)
________________________________________
Keterangan :
1) Pengurus, adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum
2) Tim Ahli, adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini
3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada kordinator soal dengan via japri. Ya'ni tidak diperkenankan nge-share soal di grup secara langsung.
4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak bereferensi, namun tetap keputusan berdasarkan jawaban yang berreferensi.
5) Dilarang memposting iklan / video / kalam-kalam hikmah / gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Sebab, akan mengganggu akan berjalannya tanya jawab.
Komentar
Posting Komentar