Hukum Mengatakan Aku Besok Ingin Puasa Apakah Mencukupi Sebagai Niat Puasa Ramadlan ?

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)


السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) dan keluarganya baru pulang dari perjalanan yang sangat jauh. Dia baru sampai di rumahnya 12 malam. Badrun mengatakan pada istri yang pada saat itu sedang haidl dengan mengatakan ; "Dek!, Nanti tolong bangunin aku untuk sahur, karena aku besok ingin puasa. Namun ternyata keduanya terbangun ketika orang² sudah sholat shubuh berjemaah di Masjid. 

PERTANYAAN:

Apakah perkataan Badrun seperti deskripsi di atas sudah mencukupi sebagai niat untuk berpuasa besok paginya ? 

JAWABAN:

Tidak mencukupi sebagai niat puasa ramadhan. Kerana ungkapan di atas adalah lafadz niat. Kecuali di dalam hatinya terlintas niat  -yang mu'tabar syar'an yaitu paling sedikitnya- besok bermaksud berpuasa ramadhan. 

REFERENSI:

المنهاج القويم، الصحفة ٢٤٥

وعلم من كلامه أن أقل النية في رمضان أن ينوي صوم غد عن رمضان، والأكمل أن ينوي صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى لتتميز عن أضدادها

Artinya : Dan dapat diketahui dari perkataan mushonif bahwa minimal niat puasa Ramadan yaitu hendaknya seseorang berniat untuk berpuasa Ramadan esok hari, adapun niat yang paling sempurna yaitu hendaknya seseorang berniat puasa esok hari guna menunaikan kewajiban romadhon pada tahun ini karena Allah Ta'ala, agar niatnya menjadi lebih spesifik dan berbeda dari kebalikan-kebalikannya.

ولو تسحر ليصوم أو شرب لدفع العطش نهارًا أو امتنع من نحو الأكل خوف الفجر ذلك إن خطر بباله الصوم بالصفات التي يشترط التعرض لها لتضمن كل منها قصد الصوم، وكذا لو تسحر ليتقوى على الصوم وخطر بباله ذلك

Apabila seseorang melakukan sahur untuk puasa esok hari atau ia minum agar tidak kehausan esok hari atau dia menahan diri dari makan karena khawatir terbitnya fajar, maka semua perbuatan ini sudah dianggap niat puasa jika dibarengi dengan terbesitnya di hati niat puasa beserta seluruh sifat-sifatnya yang disyaratkan untuk disebutkan ketika niat, karena semuanya sudah mengandung niat puasa begitu juga seseorang yang melakukan sahur agar ia kuat melakukan puasa dan terbesit di hatinya puasa beserta sifat-sifatnya. 


حاشية الباجوري، الجزء ١ الصحفة ٢٢٨

ولو اكل او شرب خوفا من الجوع او العطش نهارا او امتنع من الاكل او الشرب او الجماع خوفا طلوع الفجر فان خطر بباله الصوم بالصفات التي يشترط التعرض لها كفى ذلك في النية لتضمنه قصد الصوم وهو حقيقة النية والا فلا وهذا التفصيل هو المعتمد

Apabila seseorang makan atau minum dikarenakan khawatir akan lapar ataupun haus di siang harinya atau dia menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan dikarenakan khawatir terbitnya fajar maka jika terbesit di hatinya niat puasa beserta sifat-sifat yang disyaratkan untuk disebutkan ketika niat, maka perbuatan tersebut sudah cukup untuk menjadi niat karena sudah mengandung maksud untuk berpuasa yang mana itu adalah hakikatnya niat, namun jika tidak terbesit di hati maka niatnya tidak sah dan perincian inilah pendapat yang mutamad


المجموع شرح المهذب، الجزء ٦ الصحفة ٢٩٤

ولا يصح صوم رمضان الا بتعيين النية وهو ان ينوى انه صائم من رمضان لانه قربة مضافة إلى وقتها فوجب تعيين الوقت في نيتها كصلاة الظهر والعصر وهل يفتقر إلى نِيَّةُ الْفَرْضِ فِيهِ وَجْهَانِ

Artinya : Tidak sah puasa Ramadhan kecuali dengan menentukan niat, yaitu ia harus berniat bahwa dia berpuasa di bulan Ramadhan. Karena puasa Ramadhan adalah ibadah yang terikat waktu, maka wajib menentukan waktu dalam niatnya seperti shalat dzuhur dan ashar. Apakah puasa Ramadhan membutuhkan niat wajib? Ada dua pendapat:

 قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ يلزمه ان ينوى صوم فرض رمضان لان صوم رمضان قد يكون نفلا في حق الصبى فافتقر إلى إلى نية الفرض ليتميز عن صوم الصبى

(Pendapat pertama): Abu Ishaq mengatakan bahwa dia wajib berniat puasa wajib Ramadhan. Karena puasa Ramadhan bisa menjadi sunnah bagi anak kecil. Maka, dia membutuhkan niat wajib untuk membedakannya dengan puasa anak kecil.

 وَقَالَ أَبُو عَلِيِّ بْنُ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا يفتقر الي ذلك لان رمضان في حق البالغ لا يكون الا فرضا فلا يفتقر إلى تعيين الفرض فان نوى في ليلة الثلاثين من شعبان فقال ان كان غدا من رمضان فانا صائم عن رمضان أو عن تطوع فكان من رمضان لم يصح لعلتين

(Pendapat kedua): Abu Ali bin Abi Hurairah mengatakan bahwa dia tidak membutuhkannya. Karena bagi orang dewasa, puasa Ramadhan hanya wajib. Maka, dia tidak membutuhkan penetapan wajib. Jika dia berniat pada malam tanggal tiga puluh Sya'ban dan berkata ; "Jika besok Ramadhan, maka aku berpuasa Ramadhan atau sunnah, maka jika itu Ramadhan, puasanya tidak sah karena dua alasan:

احداهما انه لم يخلص النية لرمضان (والثانية) ان الاصل انه من شعبان فلا تصح نية رمضان ولو قال ان كان غدا من رمضان فانا صائم عن رمضان وان لم يكن من رمضان فانا صائم عن تطوع لم يصح لعلة واحدة وهو أن الاصل أنه من شعبان فلا تصح نية الفرض

Pertama, tidak murni semata-mata niatnya untuk Ramadhan. Kedua, asalnya adalah Sya'ban, maka niat Ramadhan tidak sah. Jika dia berkata, "Jika besok Ramadhan, maka aku berpuasa Ramadhan. Jika bukan Ramadhan, maka aku berpuasa sunnah," maka puasanya tidak sah karena satu alasan, yaitu asalnya adalah Sya'ban, maka niat wajib tidak sah.

فان قال ليلة الثلاثين من رمضان ان كان غدا من رمضان فانا صاثم عن رمضان أو مفطر فكان من رمضان لم يصح صومه لانه يخلص النية للصوم وان قال ان كان غدا من رمضان فانا صائم عن رمضان وان لم يكن من رمضان فانا مفطر فكان من رمضان صح صومه لانه اخلص النية للفرض وبني على أصل لان الاصل انه من رمضان

Jika dia berkata pada malam tanggal tiga puluh Ramadhan, "Jika besok Ramadhan, maka aku berpuasa Ramadhan atau berbuka puasa," maka puasanya tidak sah jika itu Ramadhan. Karena dia tidak ikhlas niatnya untuk puasa. Jika dia berkata, "Jika besok Ramadhan, maka aku berpuasa Ramadhan. Jika bukan Ramadhan, maka aku berbuka puasa," maka puasanya sah jika itu Ramadhan. Karena dia ikhlas niatnya untuk wajib dan membangunnya di atas dasar asalnya adalah Ramadhan.



فقه العبادات على المذهب الشافعي، الجزء ٢ الصحفة ٢٨
 
وأقل النية في صوم رمضان: نويت صوم رمضان، أو نويت الصوم عن رمضان، فلا تجب نية الغد، ولا أداء، ولا إضافة لله تعالى، ولا تعيين السنة٠ وأكملها: نويت صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة إيمانا واحتسابا لله تعالى

Artinya : Minimal niat dalam puasa romadhon adalah "saya niat puasa romadhon", atau "saya niat puasa wajib bulan romadhon" maka tidak wajib di dalam niat lafadz "esok hari" tidak pula "adaan" juga tidak harus menyandarkannya karena Allah Ta'ala dan menentukan tahun puasanya tersebut. Sempurnanya lafadz niat adalah demikian "Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban pada bulan romadhon pada tahun ini karena dorongan iman dan mengharap pahala kepada Allah subhanahu wa ta'ala


حاشية البجيرمي على شرح المنهج، الجزء ٢ الصحفة ٧٠

فَالْغَدُ مِثَالٌ لِلتَّبْيِيتِ وَرَمَضَانُ مِثَالٌ لِلتَّعْيِينِ حِينَئِذٍ٠

Artinya : Kata "esok hari" adalah contoh dari tabyit/melaksanakan niat di malam hari, dan kata "romadhon" adalah contoh dari ta'yin /penentuan jenis puasa.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


PENANYA

Nama : Taufik Hidayat
Alamat : Pegantenan, Pamekasan, Madura
__________________________________

MUSYAWWIRIN

Anggota Grup BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

PENASIHAT

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep, Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang, Malang, Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung, Jember, Jawa Timur)

PENGURUS

Ketua: Ustadz Suhaimi Qusyairi (Ketapang, Sampang, Madura)
Wakil: Ustadz Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari, Jember, Jawa Timur)
Sekretaris: Ustadz Moh. Kholil Abdul Karim (Karas, Magetan, Jawa Timur)
Bendahara: Ustadz Syihabuddin (Balung, Jember, Jawa Timur)

TIM AHLI

Kordinator Soal: Ustadz Qomaruddin (Umbul Sari, Jember, Jawa Timur), Ustadz Faisol Umar Rozi (Proppo, Pamekasan, Madura) 
Deskripsi Masalah: Ustadz Taufik Hidayat (Pegantenan, Pamekasan, Madura)
Moderator: Ustadz Hosiyanto Ilyas (Jrengik, Sampang, Madura)
Perumus: Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari, Jember, Jawa Timur)
Muharrir: Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari, Jember, Jawa Timur), K.H. Abdurrohim (Maospati, Magetan, Jawa Timur)
Editor: Ustadz Taufik Hidayat (Pegantenan, Pamekasan, Madura), Ustadzah Nuurul Jannah (Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah) 
Terjemah Ibarot : Ustadz Rahmatullah Metuwah (Babul Rahmah, Aceh Tenggara, Aceh), Ustadz Masruri Ainul Khayat (Kalimantan Barat)

________________________________________

Keterangan:

1) Pengurus adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum.

2) Tim ahli adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini.

3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada koordinator soal dengan via japri, yakni tidak diperkenankan -sharing- soal di grup secara langsung.

4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak berreferensi. Namun, keputusan tetap berdasarkan jawaban yang berreferensi.

5) Dilarang -posting- iklan/video/kalam-kalam hikmah/gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan, sebab akan mengganggu berjalannya diskusi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?