Hukum Membatalkan Transaksi Meskipun DP Dianggap Hilang

HASIL KAJIAN BM Nusantara
(Tanya Jawab Hukum Online)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) mempunyai lahan yang ditanami Padi dan sekitar dua pekan lagi akan panen. Kemuliaan Padi tersebut ditebas oleh Rosyid (nama samaran) dengan kesepakatan harga Rp. 5.500.000 dengan DP Rp. 2.000.000. 

Setelah seminggu berlalu dan DP telah dibayar, ternyata harga gabah turun sehingga Rosyid mengatakan pada Badrun perihal turunnya harga gabah dan membuat kesepakatan transaksi baru dengan harga Rp. 5.000.000 bukan Rp. 5.500.000. Kemudian apabila Badrun tidak mau dengan kesepakatan trasaksi yang nomer 2, maka Rosyid membatalkan transaksi yang pertama meskipun DP dianggap hilang.

PERTANYAAN:

Bagaimana hukum transaksi yang terjadi antara Badrun dan Rosyid?

JAWABAN:

Akad yang terjadi antara Badrun dan Rasyid pada aqad pertama adalah aqad jual beli yang sah, karena uang muka yang dibayarkan ketika transaksi tidak disyaratkan untuk diberikan kepada penjual ketika terjadi pembatalan aqad oleh pembeli. Oleh karenanya pembayaran sebagian atau DP harus dikembalikan kepada pembeli, jika tidak maka termasuk memakan harta dengan cara bathil, kecuali apabila keduanya ridho dibatalkan (iqalah) dan pembeli memberikan uang DP dengan ridho, maka halal.

REFERENSI:

فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، الصحفة ١٦٣

والبيوع جمع بيع، والبيع لغة مقابلة شيء بشيء، فدخل ما ليس بمال كخمر؛

Artinya : Kata "al-Buyuu' " merupakan bentuk jamak dari kata "Bai' " (jual beli). Adapun pengertian jual beli, menurut bahasa adalah menyerah terimakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Maka dalam pengertian secara bahasa ini, jual beli tersebut masih mencakup benda yang bukan harta seperti khomer misalnya.

وأما شرعا فأحسن ما قيل في تعريفه: أنه تمليك عين مالية بمعاوضة بإذن شرعي، أو تمليك منفعة مباحة على التأبيد بثمن مالي٠

Adapun definisi terbaik tentang Jual beli menurut Syara' adalah akad untuk memiliki suatu benda yang bernilai harta dengan cara tukar menukar yang diizinkan oleh syara'. Atau akad memberikan hak milik yang berupa manfaat yang diperbolehkan, untuk digunakan selamanya, dengan alat tukar yang memiliki nilai harta.

فخرج بمعاوضة القرض، وبإذن شرعي الربا٠ ودخل في منفعة تمليك حق البناء، وخرج بثمن الأجرة في الإجارة؛ فإنها لا تسمى ثمنا٠

Maka hutang bukan termasuk jual beli karena tidak memenuhi unsur "muawadloh" (tukar menukar barang). Dan riba tidak masuk katagori jual beli karena tidak memenuhi kriteria "diizinkan oleh syara". Dan kata "manfaat" menjadikan akad jual beli kepemilikan hak guna pakai masuk dalam katagori jual beli. Dan kata "alat tukar" menjadikan upah dalam ijaroh tidak termasuk katagori jual beli, karena upah itu tidak disebut sebagai alat tukar.

٠(البيوع ثلاثة أشياء): أحدها (بيع عين مشاهدة) أي حاضرة (فجائز) إذا وجدت الشروط من كون المبيع طاهرا منتفعا به مقدورا على تسليمه، للعاقد عليه ولاية٠ ولا بد في البيع من إيجاب وقبول؛ فالأول كقول البائع أو القائم مقامه: «بعتك وملكتك بكذا»؛ والثاني كقول المشتري أو القائم مقامه؛ «اشتريت وتملكت» ونحوهما٠

Jual beli ada 3 macam. 

A. Jual beli barang yang nampak terlihat.

Hukunnya boleh, apabila memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Barang yang dijual adalah benda yang suci
2. Bermanfaat 
3. Bisa diserah terimakan
4. Pelaku transaksi memiliki hak kuasa atas barang tersebut.
Dan dalam akad jual beli harus ada ijab qobul.

Adapun bentuk ucapan ijab si-penjual atau orang yang menempati kedudukan penjual contohnya "Aku jual kepadamu dengan harga sekian" atau "Aku memberikan hak kepemilikanku kepadamu dengan harga sekian" maupun kalimat lain semisalnya.


الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ٣١ الصحفة ٢٨١

ﻭﻧﻬﻰ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﺃﻛﻞ ﺃﻣﻮاﻝ اﻟﻨﺎﺱ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ، ﻓﻘﺎﻝ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ: {ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮا ﻻ ﺗﺄﻛﻠﻮا ﺃﻣﻮاﻟﻜﻢ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﺇﻻ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺗﺠﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺗﺮاﺽ ﻣﻨﻜﻢ}

Artinya : Dan Allah SWT melarang memakan harta-harta orang secara batil (tidak benar), maka Allah Yang Maha Kuasa berfirman: {Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu}

ﻭاﻟﺒﺎﻃﻞ ﻳﺸﻤﻞ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﻣﺸﺮﻭﻉ، ﻛﺎﻟﻐﺶ ﻭاﻟﺮﺷﻮﺓ ﻭاﻟﻐﺼﺐ ﻭاﻟﻘﻤﺎﺭ ﻭاﻻﺳﺘﻐﻼﻝ ﻭاﻟﺮﺑﺎ، ﻭﻣﺎ ﺟﺮﻯ ﻣﺠﺮﻯ ﺫﻟﻚ

Dan yang batil ialah mencakup sesuatu yang tidak disyariatkan, seperti penipuan, penyuapan, perampasan, perjudian, pengeksploitasian, riba, dan akad yang berlaku seperti akad tersebut.


حاشية الجمل، الجزء ٣ الصحفة ١٥٦

ﻭﻟﻔﻈﻬﺎ ﺃﻱ اﻹﻗﺎﻟﺔ ﻗﻮﻝ اﻟﻌﺎﻗﺪﻳﻦ ﺗﻘﺎﻳﻠﻨﺎ ﺃﻭ ﺗﻔﺎﺳﺨﻨﺎ ﺃﻭ ﻗﻮﻝ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ اﻵﺧﺮ ﺃﻗﻠﺘﻚ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻓﻴﻘﺒﻞ اﻵﺧﺮ، ﻭﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻟﺼﺤﺘﻬﺎ ﺫﻛﺮ اﻟﺜﻤﻦ

Artinya : Adapun sighot akad iqolah adalah ucapan dari kedua belah pihak yang melakukan akad semisal ucapan : taqoyalna atau tafasakhna (kita saling menggagalkan akad jual beli misalnya), ataupun ucapan dari salah satu pihak : "Saya menggagalkan akad dengan mu". Kemudian pihak lainnya menyetujuinya, dan dalam akad ini tidak disyaratkan menyebutkan jumlah harga. 

ﻭﻗﻴﺪﻩ اﻟﺴﺒﻜﻲ ﺑﻤﺎ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎ ﻭﺃﻳﺪ ﺑﺎﻟﻨﺺ اﻵﺗﻲ، ﻟﻜﻦ ﻛﻼﻡ اﻹﻣﺎﻡ اﻵﺗﻲ ﻳﻨﺎﻓﻴﻪ ﻭﻫﻮ اﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ﻭﻛﻼﻣﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺄﺗﻲ ﻳﻘﺘﻀﻴﻪ ﻭﻟﻌﻞ اﻟﻨﺺ ﻣﺒﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻬﺎ ﺑﻴﻊ ﻻ ﻓﺴﺦ، ﻭﺇﻥ ﻧﺺ ﻗﺒﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻬﺎ ﻓﺴﺦ ﻭﻻ ﺗﺼﺢ ﺇﻻ ﺑﻪ ﺃﻱ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﺜﻤﻦ ﻓﺈﻥ ﺯاﺩ ﻓﻴﻪ ﺃﻭ ﻧﻘﺺ ﻋﻨﻪ ﺃﻭ ﺷﺮﻁ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺟﻼ ﺃﻭ ﺃﺧﺬ ﺻﺤﺎﺡ ﻋﻦ ﻣﻜﺴﺮﺓ ﺃﻭ ﻋﻜﺴﻪ ﺑﻄﻠﺖ ﻭﺑﻘﻲ اﻟﻌﻘﺪ ﺑﺤﺎﻟﻪ. ﻭﺗﺼﺢ ﻣﻦ اﻟﻮاﺭﺙ؛ ﻷﻧﻪ ﺧﻠﻴﻔﺔ اﻟﻌﺎﻗﺪ

Imam as-Subki menguatkan pendapat tersebut apabila harganya memang sudah sama-sama diketahui, dan hal ini dikuatkan dengan redaksi berikutnya, namun pendapat imam al-Haromain justru menafikan pendapat as-Subki tersebut dan itulah pendapat yang mu'tamad (dibuat pegangan), sedangkan pendapat para Ulama' justru mengarah pada pendapat as-Subki, dan kemungkinan hal itu didasarkan pada pendapat yang menyatakan iqolah itu adalah akad jual beli bukan akad fasakh (pembatalan) meskipun pada pernyataan sebelumnya dinyatakan bahwa iqolah tersebut merupakan akad fasakh dan akad iqolah itu tidak sah tanpa menyebutkan spesifikasi harga, sehingga apabila harga tersebut naik (bertambah) atau berkurang, atau dalam akad iqolah tersebut disyaratkan harus kontan, atau hanya menetapkan barang yang bagus dan mengembalikan barang yang rusak, atau sebaliknya maka akad iqolah tersebut batal, dan hukum akad tersebut tetap seperti semula. Dan akad Iqolah dari ahli waris itu sah, karena dia merupakan pengganti dari pihak yang melakukan akad.


الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ٥ الصحفة ٣٢٦

ﻭﺗﻨﻌﻘﺪ اﻹﻗﺎﻟﺔ ﺑﺎﻟﺘﻌﺎﻃﻲ ﻛﺎﻟﺒﻴﻊ، ﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ: ﺃﻗﻠﺘﻚ ﻓﺮﺩ ﺇﻟﻴﻪ اﻟﺜﻤﻦ، ﻭﺗﺼﺢ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭاﻹﺷﺎﺭﺓ ﻣﻦ اﻷﺧﺮﺱ 

Artinya : Iqolah (akad pembatalan transaksi) itu bisa sah dengan saling memberi saja tanpa menyebut sighot ijab qobul (muathoh) sebagaimana dalam jual beli. Contoh seseorang penjual berkata kepada pembeli : "Saya batalkan akad saya dengan kamu", kemudian dia mengembalikan uangnya kepada pembeli (dan pembeli mengembalikan barangnya). 
Akad Iqolah ini juga sah dilakukan baik dengan tulisan maupun dengan isyarat dari orang yang bisu.

ﺷﺮﻭﻁ اﻹﻗﺎﻟﺔ؛

Syarat-syarat Iqolah

٧ - ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻟﺼﺤﺔ اﻹﻗﺎﻟﺔ ﻣﺎ ﻳﻠﻲ؛

Disyaratkan untuk sahnya iqolah hal-hal sebagai berikut ;

ﺃ - ﺭﺿﻰ اﻟﻤﺘﻘﺎﻳﻠﻴﻦ: ﻷﻧﻬﺎ ﺭﻓﻊ ﻋﻘﺪ ﻻﺯﻡ، ﻓﻼ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺭﺿﻰ اﻟﻄﺮﻓﻴﻦ٠

1. Mendapat persetujuan kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli karena Iqolah merupakan akad membatalkan suatu akad yang sudah jadi, sehingga disyaratkan harus disetujui oleh kedua belah pihak.

ب - اﺗﺤﺎﺩ اﻟﻤﺠﻠﺲ: ﻷﻥ ﻣﻌﻨﻰ اﻟﺒﻴﻊ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻓﻴﻬﺎ، ﻓﻴﺸﺘﺮﻁ ﻟﻬﺎ اﻟﻤﺠﻠﺲ، ﻛﻤﺎ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻟﻠﺒﻴﻊ٠

2. Terjadi dalam satu majlis akad. Karena dalam Iqolah terdapat makna akad jual beli di dalamnya, sehingga disyaratkan harus terjadi dalam satu majlis sebagaimana hal itu disyaratkan dalam akad jual beli.

ج - ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﺘﺼﺮﻑ ﻗﺎﺑﻼ ﻟﻠﻨﺴﺦ ﻛﺎﻟﺒﻴﻊ ﻭاﻹﺟﺎﺭﺓ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ اﻟﺘﺼﺮﻑ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ اﻟﻔﺴﺦ ﻛﺎﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭاﻟﻄﻼﻕ ﻓﻼ ﺗﺼﺢ اﻹﻗﺎﻟﺔ (١)٠

3. Kondisi pentasarrufannya (penggunaannya) dapat di batalkan sebagaimana dalam akad jual beli dan sewa-menyewa, namun apabila pentasarrufannya tidak bisa dibatalkan sebagaimana dalam akad nikah dan talak, maka dalam nikah dan talak tersebut tidak dapat diberlakukan hukum Iqolah.

ﺩ - ﺑﻘﺎء اﻟﻤﺤﻞ ﻭﻗﺖ اﻹﻗﺎﻟﺔ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻫﺎﻟﻜﺎ ﻭﻗﺖ اﻹﻗﺎﻟﺔ ﻟﻢ ﺗﺼﺢ، ﻓﺄﻣﺎ ﻗﻴﺎﻡ اﻟﺜﻤﻦ ﻭﻗﺖ اﻹﻗﺎﻟﺔ ﻓﻠﻴﺲ ﺑﺸﺮﻁ (٢)٠

Masih adanya tempat (barang taransaksi) di waktu akad Iqolah, sehingga apabila barang tersebut sudah rusak saat akad Iqolah maka akad Iqolah tersebut tidak sah. Adapun masih adanya harga (utuh nya uang) di masa akad Iqolah maka hal ini tidak disyaratkan.

ﻫـ - ﺗﻘﺎﺑﺾ ﺑﺪﻟﻲ اﻟﺼﺮﻑ ﻓﻲ ﺇﻗﺎﻟﺔ اﻟﺼﺮﻑ، ﻭﻫﺬا ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻝ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ: ﺇﻧﻬﺎ ﺑﻴﻊ، ﻷﻥ ﻗﺒﺾ اﻟﺒﺪﻟﻴﻦ ﺇﻧﻤﺎ ﻭﺟﺐ ﺣﻘﺎ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻭﻫﺬا اﻟﺤﻖ ﻻ ﻳﺴﻘﻂ ﺑﺈﺳﻘﺎﻁ اﻟﻌﺒﺪ

Serah terima ganti pentasarrufan dalam akad iqolah tashorruf, hal ini berdasar pendapat yang menyatakan bahwasanya iqolah merupakan salah bentuk akad jual beli, dan juga karena serah terima ganti itu wajib semata-mata karena termasuk hak Allah, dan hak ini tidak serta merta gugur dengan pengguguran dari seorang hamba. 

ﻭ - ﺃﻻ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﺒﻴﻊ ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺛﻤﻦ اﻟﻤﺜﻞ ﻓﻲ ﺑﻴﻊ اﻟﻮﺻﻲ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻢ ﺗﺼﺢ ﺇﻗﺎﻟﺘﻪ (٣)٠ 

Adanya Jual beli tersebut tidak boleh melebihi harga mitsil dalam kasus jual beli oleh orang yang berwasiat, sehingga apabila harganya melebihi harga mitsil maka akad iqolahnya tidak sah.


والله أعلم بالصواب

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

PENANYA

Nama : Mustofa Labib
Alamat : Sumberkepuh Nganjuk Jawa Timur
__________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum. 

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Habib Abdurrahman Al-Khirid (Kota Sampang Madura)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Batu Licin Kalimantan Selatan)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur), Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura) 
______________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?