Hukum Ternak Sapi Diniatkan Dagang
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Badrun (nama samaran) merupakan pengusaha yang sukses dan kaya raya. Saat ini, Dia memiliki beratus-ratus bahkan ribuan ekor sapi dan beberapa kambing yang diternak (diberi pakan dan dikonsetrat) agar semakin gemuk dan ada juga yang digembalakan, karena Badrun juga memiliki beberapa lahan rumput beberapa hektar. Badrun juga memiliki beberapa rumah potong sapi dan kambing.
Permintaan akan daging sapi ataupun kambing untuk dijadikan kurban sangat melonjak saat mendekati hari-hari besar Islam terutama ketika mendekati idul fitri dan idul adha. Biasanya saat seseorang membeli sapi ataupun kambing untuk dijadikan kurban atau akikah, sapi dan kambing yang dibeli di potong di rumah pemotongan milik Badrun tersebut. Penghasilannya pertahun dari usaha tersebut tidak kurang dari 1 sampai 2 milyar.
PERTANYAAN:
Jika Badrun terkena kewajiban zakat, apakah zakat yang wajib dikeluarkannya karena jumlah sapinya atau karena usahanya atau mengeluarkan zakat karena kedua-duanya?
JAWABAN:
Badrun dikenai zakat ternak (sapi atau kambing), apabila sudah mencapai 1 tahun dan satu nisob serta digembala di lahan umum atau lahan milik sendiri (tidak dicarikan rumput), sedangkan sapi dan kambing yang diberi pakan dan dikonsentrat serta rumah potong sapi dan kambing, terkena kewajiban zakat tijaroh apabila memenuhi syarat-syarat zakat tijaroh (ada niat untuk berdagang, mencapai satu nisab dan satu tahun).
Jika zakat ternak atau tijaroh salah satunya mendahului mencapai satu nisobnya, maka dizakati yang mencapai satu nisob terlebih dahulu. Jika zakat ternak dan tijaroh dalam satu tahun telah mencapai nisobnya masing-masing, maka ada perbedaan pendapat (khilaf) :
1. Qoul Qodim, wajib zakat tijaroh.
2. Qoul jadid, wajib zakat ternak
Jika terjadi perbedaan antara qoul jadid dan qodim dalam masalah ini, maka mendahulukan qoul jadid.
REFERENSI:
فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، الصفحة ١٢٠
زكاة المواشي فأما المواشي فتجب الزكاة في ثلاثة أجناس منها وهي: الإبل والبقر والغنم. وشرائط وجوبها ستة أشياء: الإسلام والحرية والملك التام والنصاب والحول والسوم
Artinya : Adapun hewan ternak yang wajib dizakati ada 3 jenis yakni onta, sapi dan kambing. Adapun syarat wajib zakat hewan ternak ada 6. Islam, Merdeka، Milik sempurna، Mencapai nishob, Mencapai haul, Digembala.
قوله (والسوم) وهو الرعي في كلاء مباح؛ فلو علفت الماشية معظمَ الحول فلا زكاة فيها، وإن علفت نصفه فأقل قدرا تعيش بدونه بلا ضرر بيِّن وجبت زكاتها؛ وإلا فلا
Adapun yang dimaksud dengan "Saum" adalah menggembala ditanah yang diperbolehkan. Sehingga apabila hewan ternak tersebut diberi pakan (tidak digembalakan) di sebagian besar waktu dalam tahun tersebut, maka tidak wajib zakat. Dan apabila dalam perkiraan di separuh tahun atau kurang, hewan tersebut diberi pakan, yang sekiranya hewan tersebut jika tidak diberi pakan tidak mengakibatkan dloror yang nyata, maka hewan itu wajib dizakati, namun apabila jika tidak diberi pakan bisa berakibat dloror maka tidak wajib dizakati.
البيان في مذهب الشافعي، الجزء ٣ الصحفة ١٤٩
مسألة: زكاة السائمة وتجب الزكاة في سائمة الإبل والبقر والغنم٠ فأما المعلوفة منها: فلا تجب فيها الزكاة، وبه قال الليث، وسفيان، وأبو حنيفة وأصحابه٠ وقال مالك: (تجب الزكاة في المعلوفة)٠ وقال داود: (لا تجب في معلوفة الغنم، وتجب في معلوفة البقر والإبل)٠دليلنا: قوله - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «في سائمة الغنم زكاة» . فدل على أنه لا زكاة في المعلوفة، وإذا ثبت ذلك في الغنم.. ثبت في غيرها من المواشي قياسا عليها٠
Artinya: Hewan ternak yang digembala yang wajib dizakati antara lain : onta, sapi dan kambing. Adapun hewan ternak yang diberi pakan (tidak digembala) maka tidak wajib dizakati. Pendapat ini dinyatakan oleh Imam al-Laits, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya. Imam Malik berpendapat bahwa: hewan ternak yang diberi pakan tetap wajib dizakati. Imam Daud ad-Dzohiri berpendapat : kambing yang diberi pakan tidak wajib dizakati sedangkan sapi yang diberi pakan wajib dizakati. Adapun dalil kami (Madzhab Syafi'i) adalah sabda Nabi yang menyatakan : "kambing yang digembala wajib dizakati". Hadis tersebut menjelaskan tidak adanya kewajiban zakat pada kambing yang diberi pakan. Apabila hukum tersebut berlaku pada kambing yang digembala maka tentunya hukum itu juga berlaku pada selainnya yang hukumnya diqiyaskan pada kambing tersebut.
فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، الجزء ١٢٤-١٢٥
نصاب البقر {فصل} (وأول نصاب البقر ثلاثون، ويجب (فيها) وفي بعض النسخ «وفيه» - أي النصاب (تبيع) ابن سنة ودخل في الثانية. سُمي بذلك لتبعية أمه في المرعى. ولو أخرج تبيعة أجزأت بطريق الأولى (و) يجب (في أربعين مُسِنَّةٌ) لها سنتان ودخلت في الثالثة. سميت بذلك لتكامل أسنانها. ولو أخرج عن أربعين تبيعين أجزأه على الصحيح (وعلى هذا أبَدًا فقِسْ) وفي مائة وعشرين ثلاث مسنات أو أربعة أتبعة
Artinya: Nishob sapi. (Pasal) permulaan nishab sapi adalah 30 ekor. Dan di dalamnya wajib mengeluarkan satu ekor sapi tabi’, yaitu anak sapi jantan yang berusia 1 tahun dan menginjak usia 2 tahun. Dalam sebagian redaksi menggunakan redaksi " fihi " Dlomirnya kembali pada lafadz Nisha (bukan memakai redaksi fiha. Disebut tabi’, yang mempunyai arti yang mengikuti, karena ia mengikuti induknya di tempat pengembalaan. Seandainya sang pemilik mengeluarkan zakat berupa sapi tabi’ betina, maka hal itu lebih mencukupi. Di dalam 40 ekor sapi, wajib mengeluarkan satu ekor sapi musinnah yaitu sapi yang berusia 2 tahun dan menginjak usia 3 tahun. Disebut musinnah karena gigi-giginya sudah sempurna. Seandainya sang pemilik mengeluarkan zakat berupa 2 ekor sapi tabi’ dari 40 ekor sapi, maka hal itu telah mencukupi menurut qoul shohih. Dan pada hitungan inilah, samakanlah selama-lamanya. Jadi Di dalam 120 ekor sapi, wajib mengeluarkan 3 ekor sapi musinnah atau 4 ekor sapi tabi’.
نصاب الغنم
٠{فصل} (وأول نصاب الغنم أربعون، وفيها شاة جذعة من الضأن أو ثنية من المعز)، وسبق بيان الجذعة والثنية
وقوله: (وفي مائة وإحدى وعشرين شاتان، وفي مائتين وواحدة ثلاث شِياه، وفي أربعمائة أربع شياه، ثم في كل مائة شاة) إلى آخره ظاهر غني عن الشرح
Nishob kambing. (Pasal) permulaan nishab kambing adalah 40 ekor. Dan di dalamnya wajib mengeluarkan 1 ekor kambing jadz:ah (umur 1 tahun masuk umur 2 tahun) dari jenis kambing domba atau 1 ekor kambing tsaniyah (umur 2 tahun masuk umur 3 tahun) dari jenis kambing kacang. Dan telah dijelaskan pengertian dari jadz’ah dan tsaniyah. Perkataan mushannif : “Di dalam 121 kambing, zakat nya 2 ekor kambing. Di dalam 201 ekor kambing, zakat nya 3 ekor kambing. Dan di dalam 400 ekor kambing zakat nya 4 ekor kambinh. Kemudian di dalam setiap tambahan 100 ekor kambing, wajib menambah 1 ekor kambing”. Sampai akhir perkataan beliau, , "itu sudah jelas dan tidak perlu penjelasan lagi".
المجموع شرح المهذب، الجزء ٦ الصحفة ٤٨
ولا يصير العرض للتجارة الا بشرطين أحدهما ان يملكه بعقد فيه عوض كالبيع والاجارة والنكاح والخلع والثاني ان ينوى عند العقد انه تملكه للتجارة وأما إذا ملكه بارث أو وصية أو هبة من غير شرط الثواب فلا تصير للتجارة بالنية وإن ملكه بالبيع والاجارة ولم ينو عند العقد انه للتجارة لم يصر للتجارة
Artinya : Dan suatu barang tidak menjadi harta perdagangan kecuali dengan 2 syarat : Dimiliki dengan perantara akad yang mengandung unsur iwadl seperti jual beli, sewa menyewa, nikah, khulu'. Berniat menjadikannya harta dagangan ketika melangsungkan akad. Namun apabila seseorang memiliki harta / barang tersebut dengan sebab warisan, wasiat ataupun hibah yang tidak bertujuan untuk mendapat pahala maka harta tersebut tidak menjadi harta tijaroh (dagangan) dengan sebab niat. Begitu juga apabila barang tersebut dimiliki dengan sebab jual beli ataupun sewa sedangkan dia tidak niat tijaroh saat akad maka harta tersebut juga bukan harta tijaroh.
الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ٧ الصحفة ٦٣
التِّجَارَةُ ؛ - التِّجَارَةُ تَقْلِيبُ الْمَال بِالْمُعَاوَضَةِ لِغَرَضِ الرِّبْحِ. فَهِيَ بِذَلِكَ مِنَ الأَْعْمَال الَّتِي يَطْلُبُ بِهَا زِيَادَةَ الْمَال وَتُعْتَبَرُ وَسِيلَةً مِنْ وَسَائِل تَنْمِيَتِهِ
Artinya: Tijaroh (perdagangan) adalah memutar harta dengan cara transaksi dengan tujuan mencari laba. Maka dengan definisi tersebut tijaroh merupakan berbagai aktivitas yang berusaha untuk menambah harta, dan tijaroh tersebut merupakan salah satu sarana dari berbagai sarana untuk mengembangkan harta.
الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ١٠ الصحفة ١٤
وُجُوبُ الزَّكَاةِ فِي مَال التِّجَارَةِ ؛ - تَجِبُ الزَّكَاةُ فِي مَال التِّجَارَةِ. وَمَال التِّجَارَةِ: كُل مَا قُصِدَ الاِتِّجَار بِهِ عِنْدَ اكْتِسَابِ الْمِلْكِ بِمُعَاوَضَةٍ إِذَا حَال عَلَيْهِ الْحَوْل، وَبِهِ قَال فُقَهَاءُ الْمَدِينَةِ السَّبْعَةُ ، وَالْحَسَنُ وَجَابِرُ بْنُ مَيْمُونٍ وَطَاوُسٌ وَالثَّوْرِيُّ وَالنَّخَعِيُّ، وَالأَْوْزَاعِيُّ وَأَبُو عُبَيْدٍ وَإِسْحَاقُ، وَأَصْحَابُ الرَّأْيِ، وَالشَّافِعِيُّ فِي الْقَوْل الْجَدِيدِ
Artinya : Zakat diwajibkan pada harta perdagangan. Adapun yang dimaksud dengan harta perdagangan adalah setiap perkara yang di perdagangankan ketika diusahakan untuk bisa dimiliki dengan cara transaksi. Kewajiban zakat tersebut berlaku saat mencapai masa 1 tahun. Pendapat ini merupakan pendapat 7 Fuqoha daerah Madinah (Sa'id bin Musayyab, Urwah bin Zubair, Qosim bin Muhammad, Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, Khorijah bin Zaid, Salman bin Yasar, dan Abu Salamah bin Abdur Rohamn bin Auf), Hasan al Bashri, Jabir bin Maimun, Thowus, Sufyan at-Tsauri, An-Nakho'i, al-Auza'i, Abu Ubaid, Ishaq, para pengikut Ahli Ro'yu, dan As-Syafi'i dalam qoul jadid
المنهاج القويم شرح المقدمة الحضرمية، الجزء ١ الصحفة ٢٢٩
وفي التجارة ربع العشر، وشروطها ستة؛ الأول: العروض دون النقد٠ الثاني: نية التجارة٠ الثالث: اقتران النية بالتملك٠ الرابع: أن يكون التملك بمعاوضة٠ الخامس: أن لا يَنِضَّ ناقصًا بنقده في أثناء الحول٠ السادس: أن لا يقصد القنية في أثناء الحول٠ وواجبها ربع عشر القيمة، ويقوم بجنس رأس المال، أو بنقد البلد إن ملكه بعرض، ولا يشترط كونه نصابًا إلا في آخر الحول٠
Artinya : (Zakat) didalam perdagangan ialah 2,5%, dan Syaratnya ada 6. Pertama, harta benda selain Uang. Kedua, Niat berdagang. Ketiga, niat bersamaan dengan kepemilikan. Keempat, kepemilikan dengan tukar-menukar. Kelima, tidak menjadikan emas dan perak /uang (menjual semuanya) yang nilainya kurang dari satu nisab pada pertengahan tahun. Keenam, tidak bermaksud simpanan (dijadikan harta simpanan dan tidak dijadikan modal) dalam pertengahan tahun. Dan kewajiban zakat perdagangan tersebut ialah 2,5% harga, dan ditaqwin / ditaksir dengan jenis modal, atau mata Uang Negara jika seseorang memilikinya dengan harta. Dan tidak disyaratkan harta tersebut sampai satu Nisob kecuali diakhir tahun.
التقريرات السديدة، الجزء ١ الصحفة ٤١٥
نصاب زكاة التجارة : هو نصاب النقد الذي اشتريت به العوض، ففي الذهب ما يعادل (٨٤ غرام)، وفي الفضة ما يعادل (۸۸ه غرام)٠ والعبرة بقيمة العروض آخر الحول لا بقيمة شرائها٠ والعبرة بلوغ النصاب آخر الحول فقط، بخلاف زكاة النقدين التي يشترط فيها أن تكون بالغة النصاب من أول الحول إلى آخره٠ الواجب فيها:ربع عشر القيمة، أي :اثنان ونصف بالمئة ( ٢,٥ %)
Artinya: Nishob zakat Tijaroh (perdagangan) adalah sebesar nishob zakat Emas dan Perak yang di gunakan sebagai alat tukar, maka besar nishobnya jika diukur dengan Emas setara dengan 84 gram Emas atau sebesar 588 gram perak. Adapun standar harga yang dipakai adalah harga barang dagangan (harga Emas atau Perak) di akhir tahun (akhir haul), bukan harga di awal tahun pembelian barang dagangan tersebut. Adapun standar pencapaian pada nishob yang dipakai adalah pencapaian jumlah nishob di akhir tahun saja. Hal ini berbeda dengan standar pencapaian nishob Emas dan Perak yang di ukur sejak awal tahun hingga akhir tahun. Adapun besar zakat tijaroh (perdagangan) yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 2,5 %.
الأنصاري، زكريا، فتح الوهاب بشرح منهج الطلاب، الجزء ١ الصحفة ١٣١
وَلَوْ كَانَ " أَيْ مَالُ التِّجَارَةِ " مِمَّا تَجِبُ الزَّكَاةُ فِي عَيْنِهِ " كَسَائِمَةٍ وَثَمَرٍ " وَكَمَّلَ " بِتَثْلِيثِ الْمِيمِ " نِصَابَ إحْدَى الزَّكَاتَيْنِ " مِنْ عَيْنٍ وَتِجَارَةٍ دُونَ نِصَابِ الْأُخْرَى كَأَرْبَعِينَ شَاةً لَا تَبْلُغُ قِيمَتُهَا نِصَابًا آخِرَ الْحَوْلِ أَوْ تِسْعٍ وَثَلَاثِينَ فَأَقَلَّ قِيمَتُهَا نِصَابٌ " وَجَبَتْ " زَكَاةُ مَا كَمُلَ نِصَابُهُ " أَوْ " كَمَّلَ " نِصَابَهُمَا فَزَكَاةُ الْعَيْنِ " تُقَدَّمُ فِي الْوُجُوبِ عَلَى زَكَاةِ التِّجَارَةِ لِقُوَّتِهَا لِلِاتِّفَاقِ عَلَيْهَا بِخِلَافِ زَكَاةِ التِّجَارَةِ فَعُلِمَ أَنَّهُ لَا يجتمع الزَّكَاتَانِ وَلَا خِلَافَ فِيهِ كَمَا فِي الْمَجْمُوعِ
Artinya : Apabila adanya harta maksudnya harta perdagangan termasuk harta yang wajib dizakati 'ainnya, seperti kebun anggur, buah-buahan, dan sempurna nishob salah satunya, baik itu nishob 'ain atau perdagangan serta salah satu yabg lain tidak sampai nishob, seperti 40 domba yang harganya tidak sampai satu nishob di akhir tahun, atau 39 domba yang harganya tidak sampai satu nishob, maka yang wajib dizakati adalah yang sudah mencapai nishob dari salah satunya. Atau kedua-duanya sama-sama mencapai satu nishob di akhir tahun, maka yang diutamakan adalah zakat 'ain daripada zakat perdagangan, karena Ulama' sepakat tentang kuatnya zakat 'ain, berbeda halnya dengan zakat perdagangan. Maka diketahui bahwa di dalam satu barang tidak terdapat/berkumpul dua zakat. Tidak ada perbedaan pendapat dlmy hal itu seperti dlm kitab majmu'.
المجموع شرح المهذب، الجزء ٦ الصحفة ٥٠
وان وجد سببهما في وقت واحد مثل ان يشترى بما تجب فيه الزكاة نصابا من السائمة للتجارة ففيه قولان (قال) في القديم تجب زكاة التجارة لانها أنفع للمساكين لانها تزداد بزيادة القيمة فكان ايجابها أولي (وقال) في الجديد تجب زكاة العين لانها اقوى لانها مجمع عليها وزكاة التجارة مختلف في وجوبها ولان نصاب العين يعرف قطعا ونصاب التجارة يعرف بالظن فكانت زكاة العين اولي
Apabila dalam satu waktu terdapat sebab yang mewajibkan zakat untuk keduanya, contoh membeli sesuatu yang wajib dizakati ketika mencapai nishob, seperti kebun anggur untuk diperjualbelikan, maka hal itu terdapat dua pendapat ; Pendapat Imam Syafi'i dalam qoul qodim wajib zakat perdagangan, karena lebih berguna bagi masyarakat miskin, karena laba perdagangan akan bertambah seiring bertambahnya harga, oleh sebab itu kewajiban zakat perdagangan lebih utama. Menurut qoul jadid wajib zakat 'ain karena lebih kuatnya pendapat tentang kewajiban zakat 'ain, karena zakat 'ain sudah disepakati para Ulama', sedangkan wajibnya zakat perdagangan masih terjadi khilaf, juga karena nishobnya 'ain bisa dipastikan, sedangkan nishobnya perdagangan hanya bisa diketahui dengan perkiraan. Oleh karena itu zakat 'ain lebih utama.
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Muhammad Husni
Alamat : Brebes Jawa Tengah
____________________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum
PENASEHAT :
Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)
PENGURUS :
Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Perumus : Ust. Arif Mustaqim (Sumbergempol Tulungagung Jawa Timur)
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Terjemah Ibarot : Gus Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur), Ust. Ahmad Marzuki (Cikole Sukabumi Jawa Barat)
____________________________________________
Keterangan :
1) Pengurus, adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum
2) Tim Ahli, adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini
3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada kordinator soal dengan via japri. Ya'ni tidak diperkenankan nge-share soal di grup secara langsung.
4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak bereferensi, namun tetap keputusan berdasarkan jawaban yang bereferensi.
5) Dilarang memposting iklan / video / kalam2 hikmah / gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Sebab, akan mengganggu akan berjalannya tanya jawab.
Komentar
Posting Komentar