Hukum Menyediakan Kopi untuk Meramaikan Masjid


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 

(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Terinspirasi dari kabar keberadaan Masjid makmur di suatu kota di propinsi Jawa tengah, dimana Masjid tersebut mampu mensejahterakan para jama'ah dan Masyarakat sekitar Masjid. Ta'mir - ta'mir Masjid lainnya beriniatif untuk memakmurkan atau meramaikan Masjid-masjid mereka dengan cara membikin atau menciptakan kaum Muslimin betah dan senang berada di Masjid, bukan hanya untuk sholat jama'ah tapi juga gemar mengikuti kajian2 keagamaan oleh para Kyai dan Asatidz setempat atau Ulama' dari luar kota diundang untuk itu.

Diantara program dikerjakan ta'mir adalah:

a) Menyediakan kopi panas untuk Orang-orang yang ikut jamaah sholat subuh dan kajian Agama. 

b) Menyiapkan nasi bungkus setiap selesai sholat jum'at untuk Fakir-miskin yang ikut sholat jum'at.

c) Memberi beasiswa pada Santri yang berasal dari keluarga miskin yang sedang belajar aktif di Pesantren dan Madrasah diniyyah yang bersebelahan dengan Masjid.

Biaya Fasilitas-Fasilitas ini disamping dari para donatur yang sudah siap untuk program tersebut juga diambilkan dari uang Masjid yang asalnya dari amal jariyah kotak Jum'at, juga dari penghasilan tanah sawah wakaf untuk Masjid.

PERTANYAAN:

Bolehkah menggunakan uang Masjid untuk program-program kemakmuran Masjid seperti yang diuraikan dalam Deskripsi diatas?

JAWABAN:

Boleh menggunakan uang masjid tersebut dari wakaf atau sumbangan dengan syarat :

1) Wakaf atau sumbangan tersebut untuk kemaslahatan Masjid, bukan khusus wakaf atau bantuan untuk membangun Masjid.

2) Wakaf atau sumbangan tersebut harus melibihi kebutuhan Masjid.

 3) Untuk menarik Orang-orang senang berjamaah atau memakmurkan masjid.

Sedangkan bantuan Masjid untuk memberi beasiswa adalah boleh apabila diambilkan dari dana Masjid yang diberikan oleh orang untuk dana sosial.

REFERENSI:

فتح الاله المنان للشيخ سالم بن سعيد بكير باغيثان الشافعي ص : ١٥٠

سئل رحمه الله تعالى عن رجل وقف اموالا كثيرة على مصالح المسجد الفلاني وهو الان معمور وفي خزنة المسجد من هذا الوقف الشئ الكثير فهل يجوز اخراج شئ من هذا الوقف لاقامة وليمة مثلا يوم الزينة ترغيبا للمصلين المواظبين ؟ فأجاب الحمد لله والله الموافق للصواب الموقوف على مصالح المساجد كما في مسئلة السؤال يجوز الصرف فيه البناء والتجصيص المحكم و في أجرة القيم والمعلم والامام والحصر والدهن وكذا فيما يرغب المصلين من نحو قهوة وبخور يقدم من ذلك الاهم فالاهم وعليه فيجوز الصرف في مسئلة السؤال لما ذكره السائل اذافضل عن عمارته ولم يكن ثم ما هو اهم منه من المصالح اهـ

Artinya : Beliau (Muallif kitab ini) ditanya tentang seseorang yang mewakafkan hartanya yang sangat banyak untuk kemaslahatan Masjid dan sekarang Masjid tersebut telah makmur (banyak yy ibadah disana) dan ada di Kas Masjid harta wakaf orang tersebut masih lebih karena sangat banyaknya. Maka apakah boleh mengeluarkan sebagian harta wakof ini untuk suatu acara agar orang orang yang sholat lebih giat lagi ? Maka beliau menjawab : Segala puji bagi Allah dan Allah jua lah yang memberikan jalan kepada kebenaran. Harta-harta yang diwakofkan untuk kemaslahatan Masjid, sebagaimana pada soal tersebut, boleh mentasarufkan harta wakof tersebut untuk pembangunan, pengecatan, gaji marbot, asatidz, imam, begitu pula boleh untuk membuat lebih giat lagi orang yang sholat seperti menyajikan kopi, bukhur (asap wangi untuk mewangikan Masjid) akan tetapi semua harta wakaf itu harus diutamakan mana yang lebih pentin. Oleh karena itu boleh mentasarufkan harta tersebut untuk pertanyaan tadi dengan syarat harta tersebut sudah lebih dari kebutuhan Masjid, maka boleh mentasarufkannya untuk kemaslahatan Masjid (seperti menjamukan kopi tadi, bukhur dll).

فتاوى بافضل، الصحفة ١٠٠

ما قول العلماء نفع الله بهم في مسجد عليه اوقاف. اراد جماعة من طلب العلم احياء بين العشاءين فيه لقراءة بعض كتب الفقه فهل للناظر ان يصرف لهم من غلة الوقف مما يكفي السريح لهم٠ لان السراح الذي لقراءة الحزب لا يمكنهم القراءة عليه ام لا؟ يجوز للناظر ان يصرف لهم مما يكفي التسريج للقرأة المذكورفي السؤال, والحال ما ذكر السائل, من غلة وقف المسجد الزائدة على عمارته واهم مصالحه ان لم يتوقع طرؤه اهم منه,والا فليس له ذالك,لان قرأة الفقه فيه كقراءة القراءن وهي من المصالح لان فيها احياء له, قال في القلائد:وافتى بعض اهل اليمن بحواز صرف الزائد المتسع لدراسة علم او قراءن فيه (المسجد),قال لانه لا غاية له٠

Artinya : Apa pendapat para Ulama' tentang Masjid yang ada padanya harta-harta wakaf karena ada sebagian santri (para pencari ilmu) ingin menghidupkan antara waktu maghrib dan isya di dalam Masjid untuk mempelajari kitab-kitab fiqh maka apakah boleh bagi pengelola wakaf untuk menggunakan harta wakaf tersebut untuk keperluan menerangi mereka karena lampu yang mereka gunakan tidak cukup bagi sebagian kelompok yang lain ? Maka beliau menjawab : "Boleh menggunakan harta wakaf untuk keperluan menerangi mereka untuk mempelajari fiqh di Masjid akan tetapi hal itu jika harta tersebut lebih dari pembangunan untuk masjid (jadi jika masih di butuhkan untuk membangun masjid maka tidak boleh), kebolehan tersebut karena mempelajari ilmu fiqh itu disamakan dengan membaca alquran karena sama-sama untuk memakmurkan Masjid". Telah berkata di kitab qolaid : telah berfatwa sebagian Ulama' Yaman akan kebolehannya menggunakan harta wakaf yang berlebih untuk menggunakannya untuk mempelajari ilmu dan membaca quran di Masjid.

بغية المسترشدين، ص ٦٥ 

ويجوز بل يندب للقيم أن يفعل ما يعتاد فى المسجد من قهوة ودخون ونحوهما مما يرغب نحو المصلين وإن لم يعتد قبل إذا زاد على عمارته٠

Artinya: Dan boleh bahkan Sunnah bagi Pengurus (Masjid) untuk melakukan hal yang dapat menjadi kebiasaan didalam masjid seperti menyediakan Kopi dan Asap (wangi) dan seumpama keduanya dari hal yang disukai seumpama orang-orang yang sholat, dan meskipun tidak dibiasakan sebelumnya, apabila hal tersebut dapat menambah makmurnya Masjid.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

PENANYA

Nama : Ernawati

Alamat : Semboro Jember Jawa Timur

___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum. 


PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih

Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi

Sekretaris : Ust. Sholihin

Bendahara : Ust. Syihabuddin


TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin

Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat

Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih

Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy

Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,

Editor : Hosiyanto Ilyas

Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif


PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil

Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw

________________________________



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?