Hukum Puasa Sunnah Hari Jumat


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 DESKRIPSI:

Rosyidah (nama samaran) merupakan seorang yang rutin puasa setipa hari Jum'at. Dia menjadikan puasa ini sebagai bentuk syukur atas kelahirannya, karena Dia sendiri dilahirkan pada hari Jum'at.

PERTANYAAN:

Bagaimana mana hukum berpuasa dikhususkan pada Hari Jum'at, dengan alasan hari itu merupakan hari kelahirannya?

JAWABAN:

Hukum berpuasa dikhususkan pada hari Jum'at dengan alasan merupakan hari kelahirannya adalah ditafsil :

1. Menurut Syafi'iyyah hukumnya adalah Makruh, berdasarkan keumuman hadits larangan puasa hari Jum'at, kecuali disambung dengan hari setelah atau sebelumnya.

2. Menurut Ash-habus Syafi'i Ibnu As-Shobbagh adalah tidak makruh, apabila berpuasa tidak menyebabkan lemah dan mencegah untuk melaksanakan perbuatan taat.

3. Menurut pendapat Imam Malik dan Abu Hanifah tidak makruh.

REFERENSI:

البيان في مذهب الامام الشافعي، الجزء ٣ الصحفة ٥٦٠

ﻭﻫﻞ ﻳﻜﺮﻩ ﺇﻓﺮاﺩ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ؟ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﻬﺎﻥ ؛

Artinya: Apakah makruh jika puasa hari Jum'at saja? Dalam hal ini ada 2 pendapat :
 
ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ : ﻗﺎﻝ اﻟﺸﻴﺦ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﻣﺪ: ﻳﻜﺮﻩ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﺼﻮﻡ ﻳﻮﻣﺎ ﻗﺒﻠﻪ ﺃﻭ ﻳﻮﻣﺎ ﺑﻌﺪﻩ. ﻭاﺧﺘﺎﺭﻩ ﺻﺎﺣﺐ "اﻟﻤﻬﺬﺏ"٠ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ اﻟﺰﻫﺮﻱ، ﻭﺃﺣﻤﺪ، ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ

Abu Hamid berpendapat, puasa hari Jum'at saja hukumnya makruh, kecuali jika bersama hari sebelumnya atau sesudahnya (kamis+jumat atau jum'at + sabtu, maka tidak makruh) Pendapat ini dipilih oleh Imam Syairozi yang berasal dari pendapat Imam Az-Zuhri, Imam Ahmad, dan Ishaq.

ﻭﺭﻭﻱ ﺫﻟﻚ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ؛ ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻱ «ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ: ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ: (ﺭﺃﻳﺖ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ، ﻭﻫﻮ ﻳﻄﻮﻑ ﺑﺎﻟﺒﻴﺖ، ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻪ: ﻫﻞ ﻧﻬﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻋﻦ ﺻﻴﺎﻡ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ؟ ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﻱ ﻭﺭﺏ ﻫﺬا اﻟﺒﻴﺖ»٠

Hal itu berdasar hadits yang diriwayatkan Abu Huroiroh juga berdasar atsar yang diriwayatkan dari Muhammad bin Abbad bin Ja'far dia berkata ; "Aku melihat Jabir bin Abdullah sedang thawaf di Ka'bah, lalu Aku bertanya kepadanya "Apakah Rasulullah SAW melarang melakukan puasa di hari jum'at saja ? "Jabir menjawab ; "Ya, demi Tuhan pemilik Ka'bah ini".

ﻭﺭﻭﻱ: «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺩﺧﻞ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﻳﺮﻳﺔ ﺑﻨﺖ اﻟﺤﺎﺭﺙ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﻫﻲ ﺻﺎﺋﻤﺔ، ﻓﻘﺎﻝ: "ﺻﻤﺖ ﺃﻣﺲ"؟ ﻗﺎﻟﺖ: ﻻ، ﻗﺎﻝ: "ﺃﻓﺘﺮﻳﺪﻳﻦ ﺃﻥ ﺗﺼﻮﻣﻲ ﻏﺪا؟ "، ﻗﺎﻟﺖ: ﻻ، ﻗﺎﻝ: "ﻓﺄﻓﻄﺮﻱ»٠

Diriwayatkan bahwasanya ketika hari Jum'at, Nabi kerumah Istri beliau Sayyidatina Juwairiyah binti Harits yang saat itu sedang berpuasa, lalu Nabi bertanya ; "Apa kemarin kamu berpuasa ? "Dia menjawab ; "Tidak" lalu Nabi SAW kembali bertanya lagi ; "Apakah Kamu besok ingin berpuasa ?", Dia menjawab ; "Tidak" lalu Nabi SAW bersabda ; "Maka berbukalah !"

ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ: «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺻﻴﺎﻡ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﺼﻮﻡ ﻳﻮﻣﺎ ﻗﺒﻠﻪ ﺃﻭ ﺑﻌﺪﻩ»٠ ﻭﻷﻧﻪ ﺇﺫا ﺻﺎﻡ ﻳﻮﻣﺎ ﻗﺒﻠﻪ، ﻗﻮﻱ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﻠﻢ ﻳﺠﻬﺪﻩ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ٠

Abu Huroiroh meriwayatkan hadits "Bahwasanya Nabi SAW melarang puasa hari Jum'at, kecuali jika berpuasa juga dihari sebelumnya (Kamis) atau sesudahnya (Sabtu)".Dan juga karena apabila di hari sebelumnya Dia berpuasa, maka Dia akan kuat, dan hal itu tidak membuat lelah dirinya saat puasa di hari Jum'at".

 
ﻭاﻟﻮﺟﻪ اﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻻ ﻳﻜﺮﻩ، ﻭﻫﻮ اﻟﻤﻨﺼﻮﺹ ﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ اﻟﻤﺰﻧﻲ، ﻭاﺧﺘﺎﺭﻩ اﺑﻦ اﻟﺼﺒﺎﻍ ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ، ﻭﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ؛ ﻷﻧﻪ ﻳﻮﻡ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﺻﻮﻣﻪ ﺇﺫا ﺻﺎﻡ ﻗﺒﻠﻪ ﺃﻭ ﺑﻌﺪﻩ، ﻓﻠﻢ ﻳﻜﺮﻩ ﺇﻓﺮاﺩﻩ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ، ﻛﺴﺎﺋﺮ اﻷﻳﺎﻡ، ﻭﻋﻜﺴﻪ اﻷﻳﺎﻡ اﻟﺘﻲ ﻧﻬﻲ ﻋﻦ ﺻﻴﺎﻣﻬﺎ٠


Kedua, hukumnya tidak Makruh, ini merupakan pendapat nas Imam Syafi'i yang dinukil oleh Imam Muzani, pendapat inilah yang dipilih Ibnu Shibagh, Begitu pula Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Alasannya karena puasa hari Jum'at itu tidak makruh jika bersama hari sebelumnya atau hari sesudahnya, maka tidak makruh saat puasa di hari Jum'at saja sebagaimana hari - hari yang lain begitu juga sebaliknya.

ﻗﺎﻝ اﺑﻦ اﻟﺼﺒﺎﻍ: ﻭﺗﺄﻭﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻫﺬﻩ اﻷﺧﺒﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ اﻟﺼﻮﻡ ﻳﻀﻌﻔﻪ ﻭﻳﻤﻨﻌﻪ ﻣﻦ اﻟﻄﺎﻋﺔ، ﻳﻌﻨﻲ: ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ٠

Ibnu Shibagh berkata; "Adapun penta'wilan Imam Syafii terhadap hadits ini adalah bagi orang yang puasanya bisa mengakibatkan Dia lemah dan menghalanginya dari berbuat ketaatan saat di hari Jum'at.



فتح الباري لابن رجب، ج ١ ص ١٧٣-١٧٤

وقال عطاء: إنما هي أعياد لأهل الموسم، فلا ينهى أهل الأمصار عن صيامها وقول الجمهور أصح

Imam Atho' berkata; "Sesungguhnya hari Arofah, itu merupakan Hari raya bagi jamaah Haji, maka bagi penduduk berbagai Negara tidak dilarang untuk berpuasa dihari tersebut".Namun Pendapat Jumhur Ulama' itu lebih kuat.

ولكن الأيام التي يحدث فيها حوادث من نعم الله على عباده لو صامها بعض الناس شكرا من غير اتخاذها عيدا كان حسنا

Akan tetapi hari-hari yang didalamnya mengandung peristiwa penting yang mengandung nikmat yang besar pada para hamba-Nya, maka apabila sebagian orang berpuasa dihari itu sebagai rasa syukur, dengan tanpa menjadikannya Hari raya, maka hal itu adalah baik.
 
استدلالا بصيام النبي صلى الله عليه وسلم عاشوراء لما أخبره اليهود بصيام موسى له شكرا وبقول النبي صلى الله عليه وسلم لما سئل عن صيام يوم الاثنين، قال: "ذلك يوم ولدت فيه وأنزل علي فيه"

Hal ini berlandaskan pada puasanya Nabi di hari Asyuro' sebab cerita orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Nabi Musa berpuasa dihari Asyuro' sebagai bentuk rasa syukur. Dan juga berdasarkan Sabda Nabi SAW ketika ditanya soal Puasa hari Senin, Beliau menjawab ; "Hari Senin itu merupakan hari kelahiranku, dan hari pertama aku menerima wahyu".


   والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Zaujah
Alamat : Cirebon Jawa Barat

_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WA Tanya  Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Abd. Lathif, Ust. Robit Subhan

PENASEHAT : Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw

_________________________


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?