Hukum Menggunakan Wifi Masjid ?



HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) merupakan salah satu Takmir Masjid di Desanya. Agar supaya ramai yang sholat berjemaah di Masjid tersebut, terutama di Bulan Ramadhan ini, maka Badrun menyediakan fasilitas WiFi di Masjid agar para semakin banyak yang sholat tarawih dan tadarus di Masjid tersebut.

Namun dalam biaya pemasangan dan biaya per-bulannya, Badrun menggunakan uang kas masjid yang diperoleh dari jama'ah sholat Jum'at setiap Jum'atnya dan juga uang Sumbangan untuk Masjid. Selain itu, para jama'ah sholat tarawih dan yang bertadarus juga sering mengecas HP-nya menggunakan listrik masjid tersebut.

PERTANYAAN:

Bagaimana hukumnya para jama'ah sholat tarawih atau orang yang bertadarus di Masjid tersebut menggunakan fasilitas WiFi yang disediakan di Masjid tersebut?

JAWABAN:

Tidak boleh karena hal itu termasuk kategori mentasorrufkan (mempergunakan) harta milik Masjid diluar kemaslahatan atau kemakmuran masjid.

REFERENSI:

رسالة الاماجد فى احكام المسجد، الصحفة ٣١-٣٢


واعلم أن أموال المسجد تنقسم على ثلاثة أقسام: قسم للعمار كالموهوب والمتصدق به له وريع الموقوف عليه وقسم للمصالح كالموهوب والمتصدق به لها وكذا ريع الموقوف عليها وربح التجارة وغلة أملاكه وثمن ما يباع من أملاكه وكذا ثمن الموقوف عليه عند من جوز بيعه عند البلى والإنكسار وقسم مطلق كالموهوب والمتصدق به له مطلقا وكذا ريع الموقوف عليه مطلقا وهذا التقسيم مأخوذ من مفهوم أقوالهم فى كتب القفه المعتبرة والمعتمدة


Artinya : Ketahuilah bahwa sanya harta Masjid itu terbagi menjadi 3 bagian ;  Bagian / dana untuk Imaroh, yang berasal dari harta yang dihibahkan atau dishodaqohkan atau hasil produksi (pendapatan) harta yang diwakafkan untuk imaroh (kemakmuran) Masjid. Bagian / dana untuk kemaslahatan Masjid yang berasal dari harta yang dihibahkan, atau di shodaqoh kan dengan niat untuk kemaslahatan Masjid. Begitu juga penghasilan wakaf yang diniatkan untuk maslahat Masjid, laba perdagangan dari berbagai aset wakaf yang diniatkan untuk maslahat Masjid, dan hasil penjualan barang wakaf yang sudah rusak dan tidak layak menurut pendapat yang membolehkan hal itu. Bagian atau dana mutlak , yang diperoleh dari hibah ataupun shodaqoh mutlak (tanpa ditentukan apakah diniatkan khusus untuk Imaroh maupun maslahat) dan juga dari penghasilan wakaf mutlak. Pembagian ini bersumber dari berbagai pemahaman pendapat para Ulama' yang ada dalam kitab-kitab fiqh yang mu'tabar dan mu'tamad.


والفرق بين العمارة والمصالح هو أن ما كان يرجع إلى عين الوقف حفظا وإحكاما كالبناء والترميم والتجصيص للإحكام والسلالم والسوارى والمكانس وغير ذلك هو العمارة، و أن ما كان يرجع إلى جميع ما يكون مصلحة وهذا يشمل العمارة وغيرها من المصالح كالمؤذن والإمام والدهن للسراج هو المصالح والذي اقتضاه افتاء با مخرمة ان هذه الثلاثة لا يجوز للناظر خلطها الا اذا اتحد مصرفها


Adapun perbedaan antara dana imaroh (kemakmuran) dan maslahat adalah : Perkara yang diperuntukkan untuk benda wakaf baik untuk pemeliharaan maupun penguatan Masjid semisal untuk pembangunan maupun untuk renovasi bangunan, tangga tingkat, pagar, peralatan kebersihan dll, maka itu termasuk bagian Imaroh. Perkara yang diperuntukkan untuk maslahat, baik untuk Imaroh maupun lainnya seperti biaya gaji Muadzin, Imam, minyak, lampu ini termasuk bagian maslahat Masjid. Adapun pendapat yang diputuskan dalam fatwa syyekh Ba Mahromah, menjelaskan bahwa ketiga harta Masjid tersebut (bagian Imaroh, maslahat, dan mutlak) tidak boleh dicampur, kecuali jika jika pentashorrufannya jadi satu (sama bentuknya).


فتح الاله المنان للشيخ سالم بن سعيد بكير باغيثان الشافعي ص : ١٥٠

سئل رحمه الله تعالى عن رجل وقف اموالا كثيرة على مصالح المسجد الفلاني وهو الان معمور وفي خزنة المسجد من هذا الوقف الشئ الكثير فهل يجوز اخراج شئ من هذا الوقف لاقامة وليمة مثلا يوم الزينة ترغيبا للمصلين المواظبين ؟ فأجاب الحمد لله والله الموافق للصواب الموقوف على مصالح المساجد كما في مسئلة السؤال يجوز الصرف فيه البناء والتجصيص المحكم و في أجرة القيم والمعلم والامام والحصر والدهن وكذا فيما يرغب المصلين من نحو قهوة وبخور يقدم من ذلك الاهم فالاهم وعليه فيجوز الصرف في مسئلة السؤال لما ذكره السائل اذافضل عن عمارته ولم يكن ثم ما هو اهم منه من المصالح اهـ

Artinya : Beliau (Muallif kitab ini) ditanya tentang seseorang yang mewakafkan hartanya yang sangat banyak untuk kemaslahatan Masjid dan sekarang Masjid tersebut telah makmur (banyak yang ibadah disana) dan ada di Kas Masjid harta wakaf orang tersebut masih lebih karena sangat banyaknya. Maka apakah boleh mengeluarkan sebagian harta wakof ini untuk suatu acara agar orang orang yang sholat lebih giat lagi ? Maka beliau menjawab : Segala puji bagi Allah dan Allah jua lah yang memberikan jalan kepada kebenaran. Harta-harta yang diwakofkan untuk kemaslahatan Masjid, sebagaimana pada soal tersebut, boleh mentasarufkan harta wakof tersebut untuk pembangunan, pengecatan, gaji marbot, asatidz, imam, begitu pula boleh untuk membuat lebih giat lagi orang yang sholat seperti menyajikan kopi, bukhur (asap wangi untuk mewangikan Masjid) akan tetapi semua harta wakaf itu harus diutamakan mana yang lebih pentin. Oleh karena itu boleh mentasarufkan harta tersebut untuk pertanyaan tadi dengan syarat harta tersebut sudah lebih dari kebutuhan Masjid, maka boleh mentasarufkannya untuk kemaslahatan Masjid (seperti menjamukan kopi tadi, bukhur dll).


فتاوى بافضل، الصحفة ١٠٠

ما قول العلماء نفع الله بهم في مسجد عليه اوقاف. اراد جماعة من طلب العلم احياء بين العشاءين فيه لقراءة بعض كتب الفقه فهل للناظر ان يصرف لهم من غلة الوقف مما يكفي السريح لهم٠ لان السراح الذي لقراءة الحزب لا يمكنهم القراءة عليه ام لا؟ يجوز للناظر ان يصرف لهم مما يكفي التسريج للقرأة المذكورفي السؤال, والحال ما ذكر السائل, من غلة وقف المسجد الزائدة على عمارته واهم مصالحه ان لم يتوقع طرؤه اهم منه,والا فليس له ذالك,لان قرأة الفقه فيه كقراءة القراءن وهي من المصالح لان فيها احياء له, قال في القلائد:وافتى بعض اهل اليمن بحواز صرف الزائد المتسع لدراسة علم او قراءن فيه (المسجد),قال لانه لا غاية له٠

Artinya : Apa pendapat para Ulama' tentang Masjid yang ada padanya harta-harta wakaf karena ada sebagian santri (para pencari ilmu) ingin menghidupkan antara waktu maghrib dan isya di dalam Masjid untuk mempelajari kitab-kitab fiqh maka apakah boleh bagi pengelola wakaf untuk menggunakan harta wakaf tersebut untuk keperluan menerangi mereka karena lampu yang mereka gunakan tidak cukup bagi sebagian kelompok yang lain ? Maka beliau menjawab : "Boleh menggunakan harta wakaf untuk keperluan menerangi mereka untuk mempelajari fiqh di Masjid akan tetapi hal itu jika harta tersebut lebih dari pembangunan untuk masjid (jadi jika masih di butuhkan untuk membangun masjid maka tidak boleh), kebolehan tersebut karena mempelajari ilmu fiqh itu disamakan dengan membaca alquran karena sama-sama untuk memakmurkan Masjid". Telah berkata di kitab qolaid : telah berfatwa sebagian Ulama' Yaman akan kebolehannya menggunakan harta wakaf yang berlebih untuk menggunakannya untuk mempelajari ilmu dan membaca quran di Masjid.


بغية المسترشدين، الصحفة ٦٥  

ويجوز بل يندب للقيم أن يفعل ما يعتاد فى المسجد من قهوة ودخون ونحوهما مما يرغب نحو المصلين وإن لم يعتد قبل إذا زاد على عمارته٠

Artinya : Dan boleh bahkan Sunnah bagi Pengurus (Masjid) untuk melakukan hal yang dapat menjadi kebiasaan didalam masjid seperti menyediakan Kopi dan Asap (wangi) dan seumpama keduanya dari hal yang disukai seumpama orang-orang yang sholat, dan meskipun tidak dibiasakan sebelumnya, apabila hal tersebut dapat menambah makmurnya Masjid.


و الله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Imam Muslim
Alamat : Sumber Sari Jember Jawa Timur
_______________________________


MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Habib Abdurrahman Al-Khirid (Kota Sampang Madura)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Batu Licin Kalimantan Selatan)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Jefri Ardian Syah (Sokobanah Sampang Madura)
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?