Hukum Suami Mengatakan Terserah kalau Kamu Mau pulang Apakah terjadi talak ?
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Badrun dan Badriyah (nama samaran) merupakan pasangan Suami Istri sejak beberapa tahun yang lalu. Namun Badriyah saat ini meragukan statusnya sebagai istri Badrun karena pernah suatu ketika Badriyah memaksa dan menekan Badrun dengan minta pulang dan minta cerai, akhirnya Badrun berkata dengan marah dan kesal dengan mengatakan, "Terserahlah kalau adek mau pulang pulanglah, terserahlah kalau adek mau pisah pisahlah, kalau adek mau cerai cerailah !". Kemudian Badriyah menjawab, "Ya udah adek mau pisah, adek mau pulang !".
PERTANYAAN:
Apakah perkataan Badrun seperti deskripsi diatas menyebabkan jatuhnya talak ?
JAWABAN:
Perkataan Badrun seperti deskripsi diatas tidak menyebabkan jatuh talak. Demikian pula juga tidak termasuk talak walaupun sang istri menjawab dengan kata "ia" dengan alasan sebagaimana di atas. Kecuali apabila sang suami mengatakan perkataan diatas berniat untuk mentalak istrinya, maka terjadi talak.
REFERENSI:
مغني المحتاج ، الجزء ٤ الصحفة ٤٦٥
جَازَ أَنْ يُفَوِّضَ إلَيْهِنَّ الْمُسَبَّبَ الَّذِي هُوَ الْفِرَاقُ (لَهُ) أَيْ الزَّوْجِ (تَفْوِيضُ طَلَاقِهَا) الْمُنَجَّزِ صَرِيحًا كَانَ أَوْ كِنَايَةً كَطَلِّقِي أَوْ أَبِينِي نَفْسَك (إلَيْهَا) أَيْ زَوْجَتِهِ الْبَالِغَةِ الْعَاقِلَةِ فَلَا يَصِحُّ تَعْلِيقُهُ كَقَوْلِهِ: إذَا جَاءَ الْغَدُ أَوْ زَيْدٌ فَطَلِّقِي نَفْسَك، وَلَا التَّفْوِيضُ لِصَغِيرَةٍ، أَوْ حُكْمُ مَجْنُونَةٍ كَسَائِرِ التَّمْلِيكَاتِ فِي جَمِيعِ ذَلِكَ
Artinya : Boleh bagi suami menyerahkan perkara yang menyebabkan firoq (cerai). Bagi suami diperbolehkan tafwidl talak (menyerahkan hak mentalak Istri kepada si-Istri sendiri) yang nantinya menjadi talaq munjiz (jatuh talak), baik dengan kata yang shorih (jelas) maupun kinayah contoh: "talaklah atau talak bainlah dirimu sendiri !". Kata "(kepada si-Istri)" artinya istrinya yang sudah baligh dan berakal. Maka tidak sah menggantungkan tafwidl tersebut seperti ucapan suami pada istri "jika besok Zaid datang, maka talaqlah dirimu sendiri". Dan juga tidak sah tafwidl talaq kepada istri yang masih bocah. Begitu juga tidak sah tafwid talaq pada istri yang gila, sebagaimana hukum-hukum penyerahan hak kuasa (milik) dalam semua masalah itu.
وَهُوَ أَيْ تَفْوِيضُ الطَّلَاقِ (تَمْلِيكٌ) لِلطَّلَاقِ أَيْ يُعْطَى حُكْمَ التَّمْلِيكِ (فِي الْجَدِيدِ) لِأَنَّهُ يَتَعَلَّقُ بِغَرَضِهَا كَغَيْرِهِ مِنْ التَّمْلِيكَاتِ فَنُزِّلَ مَنْزِلَةَ قَوْلِهِ مَلَّكْتُك طَلَاقَك (فَيُشْتَرَطُ) عَلَيْهِ (لِوُقُوعِهِ) تَكْلِيفَهُ وَتَكْلِيفَهَا وَ (تَطْلِيقُهَا عَلَى الْفَوْرِ) لِأَنَّ التَّطْلِيقَ هُنَا جَوَابٌ لِلتَّمْلِيكِ فَكَانَ كَقَبُولِهِ، وَقَبُولُهُ فَوْرٌ، فَإِنْ أَخَّرَتْ بِقَدْرِ مَا يَنْقَطِعُ بِهِ الْقَبُولُ عَنْ الْإِيجَابِ أَوْ تَخَلَّلَ كَلَامٌ أَجْنَبِيٌّ كَثِيرٌ بَيْنَ تَفْوِيضِهِ وَتَطْلِيقِهَا ثُمَّ طَلَّقَتْ نَفْسَهَا لَمْ تَطْلُقْ
Adapun tafwidl talak menurut qoul jadid merupakan bentuk penyerahan hak talak karena hal tersebut berhubungan dengan niatan (kemauan) si istri sebagaimana hak lainnya dari berbagai hak kepemilikan, sehingga tafwidl tersebut ditempatkan pada kedudukan perkataan suami yaitu : "Aku memberikan kepadamu hak untuk mentalak dirimu !". Maka agar Tafwidl tersebut bisa menjadi talak disyaratkan beberapa perkara : Suami maupun istri sama-sama mukallaf . Perkataan talak dari si istri secara segera, karena perkataan talak istri ini merupakan bentuk jawab dari penyerahan hak milik sehingga seperti menerimanya, sedangkan menerimanya itu segera. Maka apabila si istri mengakhirkan seukuran waktu yang bisa memutus antara qobul dengan ijab (misal lama waktunya), atau di sela-selai dengan perkataan yang lain yang banyak antara serah terima dan penerimaan tafwidl talak, lalu si istri mentalak dirinya sendiri, maka talak si istri tersebut tidak jadi.
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Nopita Sari
Alamat : Bangka Selatan Bangka Belitung
_______________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum
PENASEHAT :
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Habib Abdurrahman Al-Khirid (Kota Sampang Madura)
PENGURUS :
Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Batu Licin Kalimantan Selatan)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Jefri Ardian Syah (Sokobanah Sampang Madura)
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur)
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://chat.whatsapp.com/ELcAfCdmm5AFXhPJdEPWT3
______________________________________
Komentar
Posting Komentar