Hukum Seorang Dibunuh Karena Mencuri Apakah Dikategorikan Mati Syahid ?

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) ketahuan mencuri motor oleh masyarakat. Kemudian sebagian mereka menganiaya dan membakar Badrun hidup-hidup sampai meninggal.

PERTANYAAN:

Apakah Badrun dikategorikan mati syahid karena dibunuh?

JAWABAN:

Dia tetap mendapat pahala dan derajat mati syahid (akhiroh), meskipun tetap mendapat dosa mencuri, karena kematiannya bukan sebab perbuatan maksiat, tetapi mati di tengah-tengah berbuat maksiat. Sebagaimana wanita hamil sebab zina yang dia wafat sebab melahirkan hasil zina, bukan karena sebab menggugurkan kehamilannya.

REFERENSI:

إعانة الطالبين، الجزء ٢ الصحفة ١٢٤

والمراد بالشهيد - فيما تقدم - شهيد المعركة، سواء كان شهيدا في الدنيا والآخرة، وهو من قاتل لإعلاء كلمة الله٠
أو كان شهيدا في الدنيا فقط، وهو من قاتل للغنيمة مثلا٠
وأما شهيد الآخرة فقط: فهو كغير الشهيد، فيغسل، ويكفن، ويصلى عليه، ويدفن٠ 

Artinya: Yang dimaksud dengan syahid dalam pembahasan yang telah lalu adalah syahid peperangan baik syahid secara dunia akhirat yakni syahid sebab berperang karena menegakkan agama Allah, atau syahid dunia saja yakni syahid sebab berperang karena tujuan mendapat jarahan. Adapun syahid akhirat saja maka hukumnya seperti selain syahid sehingga tetap dimandikan, dikafani, disholati, dan dikuburkan.

وأقسامه كثيرة، فمنها الميتة طلقا، ولو كانت حاملا من زنا، والميت غريقا وإن عصى بركوب البحر، والميت هديما، أو حريقا أو غريبا وإن عصى بالغربة، والمقتول ظلما ولو هيئة، كأن استحق شخص حز رقبته فقده نصفين،

Adapun macam macam syahid akhirat ada banyak. Antara lain : perempuan muslimah yang meninggal karena melahirkan, meskipun kehamilannya karena zina,orang mati karena tenggelam meskipun dia bermaksiat dengan sebab naik perahu, orang mati karena kerobohan, Orang yang mati terbakar, Orang yang mengasingkan diri meskipun dia bermaksiat dengan mengasingkan diri tersebut. Orang yang dibunuh secara dholim meskipun kedzoliman itu berupa kesalahan cara eksekusi semisal contoh orang yang seharusnya dihukum dengan cara dipenggal lehernya tapi justru dihukum dengan cara dibelah menjadi 2 (dua). 

 والميت بالبطن، أو في زمن الطاعون، ولو بغير، لكن كان صابرا محتسبا، أو بعده: وكان في زمنه كذلك٠ والميت في طلب العلم ولو على فراشه، والميت عشقا ولو لمن لم يبح وطؤه كأمرد، بشرط العفة، حتى عن النظر، بحيث لو اختلى بمحبوبه لم يتجاوز الشرع وبشرط الكتمان حتى عن معشوقه

Orang yang mati karena sakit perut, Orang yang mati pada masa thoun meskipun tidak disebabkan thoun, namun dia tetap sabar dan bersungguh sungguh ibadah atau pun setelah usai masa thoun namun dia bersabar dan sungguh sungguh ibadah pada masa thoun, Orang mati dalam masa pencarian ilmu meski dalam kondisi tidur Orang yang mati karena cinta meskipun kepada orang yang tidak halal dijima' seperti amrod dengan catatan menjauhi perbuatan menyimpang atau melanggar meskipun hanya memalingkan pandangan, bahkan seandainya hanya berdua dengan yang dicintainya, maka dia tidak melanggar syara' dan dengan syarat disembunyikan dari orang yang cintainya. 

الفقه الإسلامى وادلته للزحيلى، الجزء ٢ الصحفة ١٥٩

المعصية والشهادة ؛ المعصية لا تمنع الاتصاف بالشهادة، فيكون الميت شهيدا عاصيا؛ لأن الطاعة لا تلغي المعصية إلا في الصغائر، قال تعالى: {إن الحسنات يذهبن السيئات} [هود:١١٤/ ١١] أي إن الحسنات بامتثال الأوامر، خصوصا في العبادات التي أهمها الصلاة يذهبن السيئات، قال صلى الله عليه وسلم: «وأتبع السيئة الحسنة تمحها»٠

Artinya : Maksiat Dan Syahid ;
Maksiat tidak mencegah seseorang untuk menjadi syahid, sehingga ada mayit yang syahid dan bermaksiat; karena ketaatan tidak menyebabkan maksiat diabaikan, kecuali dosa kecil. Allah berfirman; "Sesungguhnya kebaikan menghapus kesalahan kesalahan kecil" (Q.S. Hud : 11/114) Maksudnya kebaikan dengan cara menjalankan perintah terutama dalam hal ibadah yang mana sholat merupakan bagian terpentingnya itu bisa menghapus berbagai keburukan. Nabi bersabda; "Dan setelah berbuat buruk lakukanlah kebaikan supaya kebaikan menghapus keburukan".

قال بعض الفقهاء: من غرق في قطع الطريق فهو شهيد، وعليه إثم معصيته، وكل من مات بسبب معصيته فليس بشهيد، وإن مات في معصية بسبب من أسباب الشهادة، فله أجر شهادته، وعليه إثم معصيته٠

Kemudian para Fuqoha berkata : Barangsiapa tenggelam pada saat dia membegal, maka dia syahid dan dia menanggung dosa maksiatnya. Dan setiap orang yang mati disebabkan maksiatnya maka bukan syahid. Dan jika orang mati dalam kondisi bermaksiat namun disebabkan oleh salah satu penyebab syahid, maka baginya pahala syahid dan dia menanggung dosa maksiatnya

ولو قاتل على فرس مغصوب أو كان قوم في معصية فوقع عليهم البيت، فلهم الشهادة، وعليهم إثم المعصية٠

Dan jika ada orang berperang dengan menaiki kuda hasil ghoshob atau ada sekelompok orang sedang bermaksiat kemudian kerobohan rumah, maka mereka adalah syahid dan mereka menanggung dosa maksiatnya. 

وهذا يعني أنه إذا مات في حالة من حالات الشهادة أثناء معصية فهو شهيد عاص، وإذا مات بسبب المعصية فليس بشهيد. فالمرأة التي تموت بالولادة من الزنا الظاهر أنها شهيدة، أما لو تسببت امرأة في إلقاء حملها فليست بشهيدة للعصيان بالسبب. ومن ركب البحرلمعصية أو سافر آبقا (هاربا) أو ناشزة، فمات فليس بشهيد

Hal ini artinya setiap orang muslim yang mati dengan penyebab syahid namun pada saat bermaksiat maka termasuk syahid yang bermaksiat. Dan jika dia mati sebab maksiat itu sendiri maka bukan termasuk syahid. Sehingga apabila ada perempuan yang mati sebab melahirkan dari kehamilan sebab zina maka secara dhohir dia adalah syahid. Namun jika dia sengaja menggugurkan kandungannya kemudian mati, maka bukan syahid karena penyebab kematiannya adalah maksiat. Dan barangsiapa menaiki kapal karena tujuan maksiat atau pergi karena melarikan diri (tanpa hak) atau nusyuz kemudian mati maka bukan termasuk mati syahid. 


روضة الطالبين وعمدة المفتين، الجزء ٢ الصحفة ١١٩

النَّوْعُ الثَّانِي: الشُّهَدَاءُ الْعَارُونَ عَنْ جَمِيعِ الْأَوْصَافِ الْمَذْكُورَةِ، كَالْمَبْطُونِ، وَالْمَطْعُونِ، وَالْغَرِيقِ، وَالْغَرِيبِ، وَالْمَيِّتِ عِشْقًا، وَالْمَيِّتَةِ فِي الطَّلْقِ، وَمَنْ قَتَلَهُ مُسْلِمٌ، أَوْ ذِمِّيٌّ، أَوْ بَاغٍ، فِي غَيْرِ الْقِتَالِ، فَهُمْ كَسَائِرِ الْمَوْتَى يُغَسَّلُونَ وَيُصَلَّى عَلَيْهِمْ، وَإِنْ وَرَدَ فِيهِمْ لَفْظُ الشَّهَادَةِ

Artinya : Jenis yang ke-dua dari mati syahid yaitu orang yang mati syahid akibat selain katagori yang disebutkan diatas.
Contoh jenis yang kedua ini (syahid akhirat) adalah orang yang meninggal karena :

1. Sakit perut
2. Penyakit Tho'un
3. Tenggelam
4. Minggat
5. Menahan rasa cinta
6. Melahirkan
7. Dibunuh oleh Muslim, kafir dzimmi ataupun bughot (pemberontak) dalam kondisi diluar perang.

Mereka semua hukumnya seperti mayyit pada umumnya tetap di mandikan, dikafani dan disholati, meskipun mereka disebut sebagai mati syahid.


حاشيتا قليوبي وعميرة، الجزء ١ الصحفة ٣٩٦

والحاصل كما قاله شيخنا الرملي: أنه إن كان سبب الموت معصية كغرق بشرب خمر، أو ركوب بحر لشربه، أو تسيير سفينة في وقت ريح عاصف كما مر، أو نحو ذلك فغير شهيد، وإلا فشهيد ولا يضر مقارنة معصية ليست سببا كزنى ونشوز، وإباق وشرب خمر كراكب سفينة لغير شربه فتأمل٠

Artinya : Adapun kesimpulannya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Romli bahwasanya : "Apabila sebab kematiannya berupa kemaksiatan semisal tenggelam karena minum khomer atau mengarungi lautan untuk minum khomer, atau melabuhkan perahu di saat angin badai kencang seperti keterangan yang telah lalu, atau hal-hal semisalnya maka hukumnya bukan mati syahid, namun apabila penyebabnya bukan maksiat maka matinya mati syahid. Dan tidak pengaruh bersamaannya maksiat yang bukan menjadi sebab kematiannya, seperti mati akibat melahirkan anak hasil zina, atau mati saat minggat dalam kondisi nusuz, atau matinya budak saat melarikan diri dari majikan, atau minum khomer lalu ketika berlayar mati, jika berlayarnya tidak bertujuan untuk minum khomer. Maka telitilah hal-hal tersebut !


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Mahraji 
Alamat : Tambelangan Sampang Madura 
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Perumus : KH. Abdurrohim (Maospati Magetan Jawa Timur)
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Terjemah Ibarot : Ustadzah Lusy Windari (Jatilawang Banyumas Jawa Tengah), Kang Robbit Subhan (Balung Jember Jawa Timur), 
____________________________________________

Keterangan :

1) Pengurus, adalah orang yang bertanggung jawab atas grup ini secara umum

2) Tim Ahli, adalah orang yang bertugas atas berjalannya grup ini

3) Bagi para anggota grup yang memiliki pertanyaan diharuskan untuk menyetorkan soal kepada kordinator soal dengan via japri. Ya'ni tidak diperkenankan nge-share soal di grup secara langsung.

4) Setiap anggota grup boleh usul atau menjawab walaupun tidak bereferensi, namun tetap keputusan berdasarkan jawaban yang berreferensi.

5) Dilarang memposting iklan / video / kalam-kalam hikmah / gambar yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Sebab, akan mengganggu akan berjalannya tanya jawab. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?