Hukum Takbiran Dicampur Ayat?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Setiap malam hari Raya , Gema Takbir akan terdengar dari setiap pelosok kampung, sampai perkotaan. Namun ada yang unik di suatu kampung ternyata saat melakukan Takbiran, ia mencampurnya dengan ayat-ayat pendek dari Al Qur'an, seperti contoh :

الله اكبر الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد الله اكبر بسم الله الرحمن الرحيم قل هو الله احد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا احد، الله اكبر ولله الحمد

PERTANYAAN:

Bagaimana hukum mencampuri Takbir dengan ayat-ayat Al-Qur'an, sebagaimana Deskripsi diatas?

JAWABAN:

Hukum mencampuri takbir dengan ayat ayat Al-Quran sebagimana diatas adalah Tidak disunnahkan kecuali digandeng dengan ayat ayat yang sudah warid dari Nabi SAW yaitu ayat ayat yang sesuai untuk diucapkan bersama takbir. Seperti digandengkan dengan :

كبيرا والحمد لله كثيرا  الخ ولا نعبد الا اياه مخلصين الخ لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده


REFERENSI:

فتح الباري لابن حجر، الجزء ٢ الصحفة ٤٦٢

وَأَمَّا صِيغَةُ التَّكْبِيرِ فَأَصَحُّ مَا وَرَدَ فِيهِ مَا أَخْرَجَهُ عَبْدُ الرَّزَّاقِ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ عَنْ سَلْمَانَ قَالَ كَبِّرُوا اللَّهَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا

Artinya : Adapun keterangan tentang redaksi takbir, maka keterangan yang paling shohih dalam masalah tersebut adalah keterangan yang dikeluarkan oleh Abdur Rozzaq dengan sanad yang shohih dari Salman, beliau berkata "Agungkanlah Allah (bertakbirlah kalian) dengan ucapan, Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
  
 وَنُقِلَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ وَمُجَاهِدٍ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى أَخْرَجَهُ جَعْفَرٌ الْفِرْيَابِيُّ فِي كِتَابِ الْعِيدَيْنِ مِنْ طَرِيقِ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ عَنْهُمْ وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَزَادَ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Dan dinukil keterangan dari Said bin Zubair, Mujahid, dan Abdur Rohman bin Abi Laila yang dikeluarkan oleh Ja'far al-Firyabi dalam kitab al-Idain dari jalan periwayatan Yazid bin Abi Ziyad dari mereka, dan itu merupakan pendapat Imam Syafi'i dan terdapat tambahan, Walillah Ilham


وَقِيلَ يُكَبِّرُ ثَلَاثًا وَيَزِيدُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ إِلَخْ

Dan ada yang mengatakan "bertakbir 3 kali lalu ditambah
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ....... إِلَخْ


وَقِيلَ يُكَبِّرُ ثِنْتَيْنِ بَعْدَهُمَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ جَاءَ ذَلِكَ عَنْ عُمَرَ وَعَنِ بن مَسْعُودٍ نَحْوُهُ وَبِهِ قَالَ أَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ

Adapula yang berpendapat takbir 2 kali dan setelahnya membaca

  لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Keterangan itu berasal dari Sayyidina Umar, Ibnu Mas'ud, dll, hal ini merupakan pendapat Imam Ahmad dan Ishaq


وَقَدْ أُحْدِثَ فِي هَذَا الزَّمَانِ زِيَادَةٌ فِي ذَلِكَ لَا أَصْلَ لَهَا

Dan sungguh di zaman ini terjadi penambahan dalam redaksi takbir yang tidak memilki dasar dari al-Quran dan Hadits.


الأذكار للنووي، صفحة ٢٨٨

قال أصحابنا: لفظ التكبير أن يقول "اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ" هكذا ثلاثًا متواليات ويكرّر هذا على حسب إرادته٠


Artinya : Para Ashab Syafi'i berkata; "Adapun redaksi takbir adalah mengucapkan takbir sebanyak 3 kali secara berturut-turut, dan ini diulangi sesuai keinginannya.


قال الشافعي والأصحاب: فإن زادَ فقال "الله أكْبَرُ كَبيرًا، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيرًا، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلًا لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون  لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ لا إِلهَ إِلاَّ الله واللَّهُ أكْبَرُ" كانَ حَسَنًا


Imam Syafi'i dan para Ashabnya berkata; "Apabila ditambah dengan redaksi

الله أكْبَرُ كَبيرًا، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيرًا،.... الخ
Itu juga baik

وقال جماعة من أصحابنا: لا بأسَ أن يقول ما اعتاده الناسُ، وهو "اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ"٠

Segolongan Ulama' dan para Ashab Syafi'i berkata; "Tidak mengapa bertakbir dengan membaca redaksi yang biasa dibaca masyarakat yaitu

اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ


    والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

PENANYA

Nama :  Sunnatullah
Alamat : Kokop Bangkalan Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WA Tanya  Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Abd. Lathif, Ust. Robit Subhan

PENASEHAT
Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw  

_________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?