Siapa Saja yang Boleh Menerima Daging Qurban ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركات

DESKRIPSI:

H. Badrun (nama samaran) merupakan pengusaha Rokok yang sukses di Kampungnya. Setiap tahun, Dia selalu berkurban 5 Ekor Sapi dan 15 ekor kambing. Namun untuk tahun ini, H. Badrun bernadzar akan berkurban 10 ekor Sapi dan 25 Ekor Kambing. Hal ini, tentunya membutuhkan tambahan personil panitia kurban, karena selain H. Badrun masih banyak lagi tetangga sekitar yang setiap tahunnya ada yang bernadzar kurban sapi ataupun kambing, meskipun sebagian mereka juga ada yang ingin membatalkan kurbannya karena terkena PKM.

Kemudian dalam pembagian daging kurban tersebut, selain dibagi kepada masyarakat baik yang kaya ataupun miskin, dan juga sebagian panitia mengambil sendiri daging tersebut sesuai dengan keinginannya, seperti bagian hati dan limpa. Dan ada juga yang hanya diberi bagian kulit saja oleh panitia.

PERTANYAAN:

Siapa saja yang boleh menerima daging qurban? 

JAWABAN:

Orang yang boleh menerima daging qurban ditafsil (diperinci) : 

1) Apabila kurban sunah, maka yang boleh menerima daging qurban tersebut ialah:
a) Orang yang berkurban (Pekurban) sebagai tafa'ulan (ngalap berkah).
b) Orang fakir dan orang miskin sebagai sedekah.
c) Orang kaya sebagai hadiah.

2) Apabila kurban wajib, maka orang yang boleh menerima daging qurban tersebut hanyalah orang fakir dan orang miskin saja. Sedangkan orang yang berkurban (Pekurban) dan orang kaya tidak boleh menerimanya.

Catatan:

Jika Qurban sunnah. Faqir miskin boleh mentashorrufkan daging kurban tersebut secara penuh, baik memakan, menghibahkan, menghadiahkan, mensedekahkan maupun menjualnya. 

Sedangkan bagi pengkurban dan orang kaya, boleh memakan, menyedekahkan maupun menghadiahkan, tidak boleh menjual atau menghibahkan. Karena orang kaya mempunyai posisi seperti orang yang berkurban pada dirinya sendiri. 

REFERENSI:

حاشية إعانة الطالبين، الجزء ٢ الصحفة ٣٣٤

وَيَجِبُ التَّصَدُّقُ وَلَوْ عَلَى فَقِيْرٍ وَاحِدٍ بِشَيْءٍ نَيِّئًا وَلَوْ يَسِيْرًا مِنَ الْمُتَطَوَّعِ بِهَا وَالْأَفْضَلُ اَلتَّصَدُّقُ بِكُلِّهِ إِلَّا لُقَمًا يَتَبَرَّكُ بِأَكْلِهَا وَأَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْكَبِدِ وَأَنْ لَا يَأْكُلَ فَوْقَ ثَلَاثٍ وَالْأَوْلَى اَلتَّصَدُّقُ بِجِلْدِهَا وَلَهُ إِطْعَامُ أَغْنِيَاءَ لَا تَمْلِيْكُهُمْ

Artinya : Qurban wajib disedekahkan walaupun kepada satu orang faqir berupa daging yang mentah meskipun sedikit dengan catatan qurbannya qurban sunnah. Dan yang lebih afdol disedekahkan semuanya kecuali beberapa suap dengan tujuan bertabarruk dengan memakannya, dan sunnahnya yang dimakan berupa hati dan tidak memakan melebihi tiga suapan. Dan lebih utama menyedekahkan beserta kulitnya. Boleh memberi makan untuk orang-orang kaya, tidak boleh memberikan kepemilikan kepada mereka.

قوله لا تمليكهم لا يجوز تمليك الأغنياء منها شيئا – وهم يتصرفون فيه بنحو أكل وتصدق وضيافة لغني أو فقير لا ببيع وهبة – وهذا بخلاف الفقراء فيجوز تمليكهم اللحم ليتصرفوا فيه بما شاؤوا ببيع أو غيره

Ungkapan tidak memberikan kepemilikan kepada mereka maksudnya tidak boleh memberikan hak milik kepada orang kaya sedikitpun dari daging yang dikurbankan, yaitu mereka menggunakannya dengan cara memberi makan mensedekahkan dan memberi jamuan kepada orang kaya lainnya, dan tidak boleh ditasharrufkan dengan cara menjual atau hibah kepada orang miskin, berbeda halnya dengan orang miskin boleh memberikan hak milik kepada mereka berupa daging kurban untuk ditasharrufkan sekehendak mereka dengan cara menjualnya atau cara yang lain.


فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، صفحة ٣١٤

ولا يأكل المضحي شيئا من الأضحية المنذورة، بل يجب عليه التصدق بجميع لحمها. فلو آخرها فتلفت لزمه ضمانها، (ويأكل من الأضحية المتطوع بها) ثلثا على الجديد. وأما الثلثان فقيل يتصدق بهما. ورجحه النووي في تصحيح التنبيه. وقيل يهدى ثلثا للمسلمين الأغنياء، ويتصدق بثلث على الفقراء من لحمها . ولم يرجح النووي في الروضة وأصلها شيئا من هذين الوجهين

Artinya : Pengkurban tidak boleh memakan sedikitpun dari hewan kurban yang dinadzarkan bahkan wajib menyedekahkan seluruh daging kurban, seandainya dia lambat membagikan daging kurban nadzar kemudian dagingnya rusak maka wajib bagi dia untuk menggantinya, dan pengkurban boleh memakan daging kurban Sunnah seukuran ⅓ nya menurut Qoul Jadid (Imam Syafi'i). Adapun dikatakan ⅔ nya disedekahkan dan Imam Nawawi mentarjih pendapat ini dalam kitab tashih attanbih. Dikatakan dihadiahkan ⅔ untuk orang muslim kaya dan disedekahkan ⅓ untuk orang fakir. Di dalam kitab ar-raudhah dan asal dari kitab ar-raudhah, Imam Nawawi tidak mentarjih satupun dari dua pendapat.

ولا يبيع أي يحرم على المضحي بيع شيء (من الأضحية) أي لحمها أو شعرها أو جلدها، ويحرم أيضا جعله أجرة للجزار ولو كانت الأضحية تطوعا. (ويطعم) حتما من الأضحية المتطوع بها (الفقراء والمساكين)

Dan tidak boleh dijual dari kurban maksudnya haram bagi pengkurban menjual sedikitpun dari daging kurban baik daging, bulu atau kulitnya dan haram juga menggunakan bagian dari kurban sebagai upah untuk penjagal walaupun kurban Sunnah dan memberikan kurban Sunnah tersebut untuk makanan orang fakir dan miskin secara pasti.

الخطيب الشربيني، الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع، الجزء ٢ الصحفة ٥٩٢

ولا يأكل من الأضحية المنذورة والهدي المنذور كدم الجبرانات في الحج (شيئا) أي يحرم عليه ذلك فإن أكل من ذلك شيئا غرمه (ويأكل من الأضحية المتطوع بها) أي يندب له ذلك قياسا على هدي التطوع الثابت بقوله تعالى {فكلوا منها وأطعموا البائس الفقير} أي الشديد الفقر وفي البيهقي أنه صلى الله عليه وسلم كان يأكل من كبد أضحيته


Artinya : Tidak boleh memakan sedikitpun dari hewan yang dinadzarkan dan kurban yang dinazarkan seperti denda tebusan dalam haji, maksudnya diharamkan untuknya semua itu. Jika ternyata dia memakan sedikit dari kurban yang dinadzarkan, maka dia wajib menggantinya. Dan boleh baginya memakan sembelihan kurban Sunnah, maksudnya disunnahkan untuknya hal tersebut sebagai diqiyaskan dari kurban Sunnah yang ditetapkan dalam firman Allah :

  فكلوا منها وأطعموا البائس الفقير

Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (QS. Al-Hajj: 28) 

Maksud dari البائس الفقير adalah sangat sengsara dalam kefakirannya dan dalam riwayat Imam Al-Baihaqi disebutkan bahwa Baginda Nabi Shalallahu alaihi wasallam beliau makan hati dari hewan sembelihan beliau.

تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي، الجزء ٩ الصحفة ٣٦٣

أما الواجبة فلا يجوز الأكل منها سواء المعينة ابتداء أو عما 
قوله: فلا يجوز الأكل منها) ينبغي ولا إطعام الأغنياء اهـ

Artinya : Adapun kurban wajib maka tidak boleh memakannya, walaupun menjadi wajibnya karena ditentukan di awal, sebaiknya tidak boleh dimakan dan dibagikan ke orang kaya.

موهبة ذى الفضل، الجزء ٤ الصحفة ٦٩٨

قوله فلا يجوز له اى للناذر تفريع المتن (قوله اكل شيئ منها) اى من الاضحية المنذورة وما الخق بها ولا اطعام الاغنياء منها 

Artinya : Maka tidak boleh bagi penadzar memakan dari daging kurban yang dia nadzarkan dan apa yang disamakan dengan kurban nadzar (misal qurban ta' yin, hadyu nadzar, hadyu ta'yin) dan tidak boleh juga memberikan daging kurban nadzar kepada orang kaya.

البجيرمي، حاشية البجيرمي على شرح المنهج = التجريد لنفع العبيد، الجزء ٤ الصحفة ٢٩٨

قوله: وله إطعام أغنياء لم يبينوا المراد بالغنى هنا، وجوز م ر أنه من تحرم عليه الزكاة، والفقير هنا من تحل له الزكاة ، وجوز طب أن الغني من يقدر على الأضحية، وهو من يملك ثمنها فاضلا عما يعتبر فضل الفطرة عنه فليحرر سم
 من إطعام الأغنياء إيصاله لهم على وجه الهدية كما يؤخذ من م ر

Artinya : Boleh baginya untuk memberi makan kepada orang kaya, para Ulama' tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan orang kaya disini. Imam Ramli menetapkan sesungguhnya orang kaya adalah orang yang haram menerima zakat, sedangkan makna orang fakir adalah orang yang layak menerima zakat. Adapun Imam thobroni menetapkan bahwa orang kaya adalah orang yang mampu untuk berkurban yaitu orang yang memiliki uang lebih untuk membeli hewan kurban dari apa yang dianggap lebihan zakat fitrah darinya, maka telitilah. Dinukil dari Ibnu Qosim, termasuk memberi makan kepada orang kaya yaitu, mengantarkan daging itu kepada para orang kaya sebagai hadiah, sebagaimana keterangan yang diambil dari Imam Romli.

بغية المسترشدين، الصحفة ٤٢٣  

وللفقير التصرف في المأخوذ ولو بنحو بيع الْمُسْلَمِ لملكه ما يعطاه، بخلاف الغني فليس له نحو البيع بل له التصرف في المهدي له بنحو أكل وتصدق وضيافة ولو لغني، لأن غايته أنه كالمضحي نفسه، قاله في التحفة والنهاية

Artinya: Bagi orang fakir boleh menggunakan (tasharruf) daging kurban yang ia terima meskipun untuk semisal menjualnya kepada pembeli, karena itu sudah menjadi miliknya atas barang yang ia terima. Berbeda dengan orang kaya. Ia tidak boleh melakukan semisal menjualnya, namun hanya boleh mentasharufkan pada daging yang telah dihadiahkan kepada dia untuk semacam dimakan, sedekah, sajian tamu meskipun kepada tamu orang kaya. Karena misinya, dia orang kaya mempunyai posisi seperti orang yang berkurban pada dirinya sendiri. Demikianlah yang dikatakan dalam kitab At-Tuhfah dan An-Nihayah.



والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Robit Subhan
Alamat : Balung Jember Jawa Timur 
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainul Al-Qudsy (Sumber Sari Jember Jawa Timur )
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Muntahal A'la Hasbullah (Gili Genting Sumenep Madura)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://chat.whatsapp.com/ELcAfCdmm5AFXhPJdEPWT3 
____________________________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?