Hukum Orang yang Belum Berhari Raya Menyembelih Hewan Qurban Milik Orang Yang Sudah Berhari Raya ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Pada Idul Adha tahun ini, terjadi perbedaan hari raya pada sebagian masyarakat di daerah Badrun (nama samaran). Sebagian mereka mengikuti itsbat Pemerintah yang menetap hari raya Idul Adha pada hari Ahad, sedangkan sebagian lagi melaksanakan hari raya Idul Adha pada hari Sabtu, karena wukuf di Arafah pada hari Jum'at.

PERTANYAAN:

Bolehkah atau sahkah orang yang belum berhari raya menyembelih hewan Qurban milik orang yang sudah berhari raya ?

JAWABAN:

Sah !

REFERENSI:

بغية المسترشدين، الصحفة ٢٥٠

ويجب على الوكيل موافقة ما عين له الموكل من زمان ومكان وجنس ثمن وقدر كالأجل والحلول وغيرها اودلت قرينة قوية من كلام الموكل او عرف اهل ناحيته فإن لم يكن شيئ من ذلك لزمه العمل بالأحوط نعم لو عين الموكل سوقا او قدرا او دلت القرائن على ذلك لغير غرض او لم تدل وكان المصلحة في خلافه جاز للوكيل مخالفته ولا يلزمه فعل ما وكل فيه

Artinya: Wajib bagi wakil menyesuaikan apa telah ditugaskan oleh orang yang mewakilkan baik waktunya, tempatnya, jenis harganya, kadar waktu, apakah dibayar belakangan, atau dibayar kontan, maupun hal-hal lain yang sudah ditentukan spesifikasinya oleh wakil. Atau wakil harus menyesuaikan atau apa yang ditentukan apabila ada hal-hal yang mengarah kuat pada spesifikasi atau  kriteria tugas tersebut dari ucapan orang yang mewakilkan, ataupun dari uruf kebiasaan daerah tersebut, sehingga apabila tidak ada tanda-tanda yang mengarah pada kriteria ketentuan orang yang mewakilkan, maka dia harus mengarahkannya dengan kehati-hatian dalam melaksanakan tugasnya. Memang benar seperti itu, namun apabila orang yang mewakilkan menentukan pasar atau kadar, atau misalnya ada tanda-tanda yang mengarah pada pasar atau kadar tersebut dengan tanpa tujuan yang jelas, atau ada tanda-tanda namun yang lebih maslahat menurut pertimbangan wakil adalah sebaliknya, maka dalam kondisi ini wakil boleh menyelisihi orang yang mewakilkan, dan wakil tidak wajib melakukan apa yang ditugaskan kepadanya.

كفاية الأخيار، الجزء ١ الصحفة ٥٣١

ووقت الذبح من وقت صلاة العيد إلى غروب الشمس من آخر آيام التشريق) يدخل وقت التضحية إذا طلعت الشمس يوم النحر ومضى قدر ركعتين وخطبتين خفيفات على المذهب هذا لفظ الروضة لكنه أقر الشيخ صاحب التنبيه في التصحيح على اعتبار زيادة على ذلك وهو أن ترتفع الشمس قدر رمح وهذا الذي اعتبره الشيخ في التصحيح ذكره الرافعي في المحرر

Artinya : (Waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dimulai dari masuknya waktu shalat Ied hingga terbenamnya matahari dihari akhir pada hari Tasyriq). Masuknya waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dimulai saat terbitnya matahari di hari kurban dan telah terlewati waktu ukuran dua rakaat shalat, dan dua khutbah ringan menurut pendapat yang dijadikan madzhab (dalam syafi’i), (Redaksi dalam kitab ar-Raudhah). Namun Imam Nawawi mengakui dalam kitabnya yakni Tashihut Tanbih bahwasanya penyusun kitab Tanbih yakni syekh as-Syairozi mensyaratkan adanya penambahan waktu dari waktu tersebut. (dalam arti menurut Imam Sayirozi waktunya setelah terbit matahari hingga sampai matahari setinggi satu tombak). Waktu awalnya pelaksanaan penyembelihan kurban adalah saat matahari meninggi seukuran sepenggalah. (Redaksi dalam kitab at-Tashih yang dituturkan oleh ar-Rafi’i dikitab al-Muharrar) 

وحجة اعتبار مضي قدر الصلاة والخطبتين قوله صلى الله عليه وسلم من ذبح قبل الصلاة فإنما يذبح لنفسه ومن ذبح بعد الصلاة والخطبتين فقد أتم نسكه وأصاب سنة المسلمين قيل ظاهر الخبر يدل على اعتبار الصلاة فلم عدلتم عن ذلك إلى اعتبار الوقت فالجواب أن فعل الصلاة ليس بشرط في دخول الوقت بالنسبة إلى أهل السواد بالاتفاق فكذلك في أهل الأمصار والله أعلم

Alasan pertimbangan telah terlewati waktu ukuran dua rakaat shalat, dan dua khutbah ringan adalah sabda Nabi Muhammad SAW “Barangsiapa menyembelih kurban sebelum shalat, sesungguhnya ia telah menyembelih untuk dirinya sendiri dan barangsiapa menyembelih kurban setelah shalat dan dua khutbah, sesungguhnya telah sempurna sembelihannya dan sesuai dengan sesuai sunnah kaum Muslim” (HR. Bukhori) Ditanyakan : “Dhahirnya hadits menjelaskan pelaksanaannya dimulai setelah rampungnya mengerjakan shalat, kenapa kalian pindah artinya memakai pertimbangan waktunya shalat ?, Maka Jawabnya : “Sesungguhnya pelaksanaan shalat Ied itu bukanlah syarat di dalam masuknya awal waktu penyembelihan jika dinisbatkan dengan penduduk desa menurut kemufakatan Ulama', maka begitu juga untuk penduduk kota."


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Hosiyanto Ilyas
Alamat : Jrengik Sampang Madura 
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainul Al-Qudsy (Sumber Sari Jember Jawa Timur )
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur)
____________________________________________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?