Hukum Peralatan Masjid Dipakai untuk Keperluan Menyembelih Kurban


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) merupakan salah satu Panitia qurban. Saat penyembelihan hewan kurban pada saat idul Adha kemarin, Badrun menggunakan beberapa peralatan milik Masjid diantaranya ialah Pisau, Golok, dan Ember.

PERTANYAAN:

Bolehkah peralatan milik masjid dipakai untuk pelaksanaan penyembelihan hewan qurban seperti pisau, golok, ember dsb?

JAWABAN:

Tidak boleh, kecuali peralatan milik masjid tersebut dibeli untuk disewakan.

REFERENSI:

رسالة الأماجد، الصحفة ٣٠

أقول وفهم مما ذكر نقل نحو المكبر للصوت للمسجد واستعماله لغير ذلك المسجد غير جائز اللهم إلا ان اشتراه الناظر بقصد إيجاره فيجوز استعماله للغير بأجرة لا مجانا


Artinya : Saya berpendapat : dari keterangan yang telah disebutkan dapat difahami bahwasanya memindahkan pengeras suara milik masjid serta menggunakan nya untuk selain kepentingan masjid tersebut, hukum nya tidak boleh kecuali apabila Nadir masjid membeli pengeras suara tersebut bertujuan untuk menyewakan nya, maka boleh menggunakan pengeras tersebut untuk selain masjid asalkan disewa bukan gratis.


الفتاوى الفقهية الكبرى، الجزء ٣ الصحفة ١٥٥

وان المسجد حر يملك فلا يجوز التصرف فيه إلا بما فيه مصلحة تعود عليه أو على عموم المسلمين وأما مجرد المصلحة الخاصة فلا يكتفي بها في مثل ذلك فاتضح أنه لا يجوز إلا للمصلحة الخاصة بالمسجد أو العامة لعموم المسلمين

Artinya : Status masjid adalah merdeka (tidak dimiliki oleh siapa pun). Karena itu, tidak boleh menggunakan milik Masjid kecuali untuk kemaslahatan yang kembali pada Masjid atau seluruh kaum Muslimin. Adapun untuk kemaslahatan khusus (pribadi), maka hal itu tidak dinilai cukup (untuk menggunakan milik Masjid). Maka jelas tidak boleh menggunakan milik Masjid kecuali untuk kemaslahatan Masjid atau kemaslahatan untuk seluruh kaum Muslimin. 


رسالة الاماجد فى احكام المسجد، الصحفة ٣١-٣٢

واعلم أن أموال المسجد تنقسم على ثلاثة أقسام: قسم للعمار كالموهوب والمتصدق به له وريع الموقوف عليه وقسم للمصالح كالموهوب والمتصدق به لها وكذا ريع الموقوف عليها وربح التجارة وغلة أملاكه وثمن ما يباع من أملاكه وكذا ثمن الموقوف عليه عند من جوز بيعه عند البلى والإنكسار وقسم مطلق كالموهوب والمتصدق به له مطلقا وكذا ريع الموقوف عليه مطلقا وهذا التقسيم مأخوذ من مفهوم أقوالهم فى كتب القفه المعتبرة والمعتمدة


Artinya : Ketahuilah bahwa sanya harta Masjid itu terbagi menjadi 3 bagian ; Bagian / dana untuk Imaroh, yang berasal dari harta yang dihibahkan atau dishodaqohkan atau hasil produksi (pendapatan) harta yang diwakafkan untuk imaroh (kemakmuran) Masjid. Bagian atau dana untuk kemaslahatan Masjid yang berasal dari harta yang dihibahkan, atau di shodaqoh kan dengan niat untuk kemaslahatan Masjid. Begitu juga penghasilan wakaf yang diniatkan untuk maslahat Masjid, laba perdagangan dari berbagai aset wakaf yang diniatkan untuk maslahat Masjid, dan hasil penjualan barang wakaf yang sudah rusak dan tidak layak menurut pendapat yang membolehkan hal itu. Bagian atau dana mutlak, yang diperoleh dari hibah ataupun shodaqoh mutlak (tanpa ditentukan apakah diniatkan khusus untuk Imaroh maupun maslahat) dan juga dari penghasilan wakaf mutlak. Pembagian ini bersumber dari berbagai pemahaman pendapat para Ulama' yang ada dalam kitab-kitab fiqh yang mu'tabar dan mu'tamad.

والفرق بين العمارة والمصالح هو أن ما كان يرجع إلى عين الوقف حفظا وإحكاما كالبناء والترميم والتجصيص للإحكام والسلالم والسوارى والمكانس وغير ذلك هو العمارة، و أن ما كان يرجع إلى جميع ما يكون مصلحة وهذا يشمل العمارة وغيرها من المصالح كالمؤذن والإمام والدهن للسراج هو المصالح والذي اقتضاه افتاء با مخرمة ان هذه الثلاثة لا يجوز للناظر خلطها الا اذا اتحد مصرفها


Adapun perbedaan antara dana imaroh (kemakmuran) dan maslahat adalah : Perkara yang diperuntukkan untuk benda wakaf baik untuk pemeliharaan maupun penguatan Masjid semisal untuk pembangunan maupun untuk renovasi bangunan, tangga tingkat, pagar, peralatan kebersihan dll, maka itu termasuk bagian Imaroh. Perkara yang diperuntukkan untuk maslahat, baik untuk Imaroh maupun lainnya seperti biaya gaji Muadzin, Imam, minyak, lampu ini termasuk bagian maslahat Masjid. Adapun pendapat yang diputuskan dalam fatwa syekh Ba Mahromah, menjelaskan bahwa ketiga harta Masjid tersebut (bagian Imaroh, maslahat, dan mutlak) tidak boleh dicampur, kecuali jika jika pentashorrufannya jadi satu (sama bentuknya).


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Syaifuddin
Alamat : Cimahi Jawa Barat
____________________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum

PENASEHAT :

Habib Ahmad Zaki Al-Hamid (Kota Sumenep Madura)
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Gus Abdul Qodir (Balung Jember Jawa Timur)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainul Al-Qudsy (Sumber Sari Jember Jawa Timur )
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Sari Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://chat.whatsapp.com/ELcAfCdmm5AFXhPJdEPWT3 
____________________________________________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?