Hukum Bermakmum kepada Imam yang Salah Bacaan Fatihahnya


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Imam Junid (nama samaran) merupakan salah satu Ta'mir dan Imam Sholat Tarawih di Masjid dekat rumahnya. Namun saat Imam Junid punya bagian mengimami, banyak dari para jama'ah sholat tarawih yang tidak mau sholat tarawih di Masjid tersebut dikarenakan bacaan fatihahnya tidak fasih dan atau salah; 
seperti ayat ; 
مالك يوم الدين
dibaca menjadi ;
مالكي يوم الدين

Sebetulnya para jama'ah banyak yang lebih tepat dan fasih bacaannya dari Imam Junid, akan tetapi Dia orangnya egois dan tidak mau digantikan posisinya sebagai Imam. Sebetulnya banyak dari jama'ah ingin mengoreksi kesalahan bacaan dari Imam Junid tersebut, tetapi mereka takut jikalau nantinya bisa membuat marah (ngambhul-red Madura) Imam Junid.

PERTANYAAN:

Sahkah sholat makmum yang berjemaah pada Imam yang bacaan fatihahnya salah ?

JAWABAN:

Apabila makmum termasuk orang yang bagus bacaan fatihahnya bermakmum kepada orang yang salah bacaannya tetapi tidak merubah kepada arti bacaan, seperti menambah ya’ pada kalimat maliki  menjadi malikiy adalah sah tetapi makruh. Namun apabila bermakmum kepada orang yang yang merubah arti bacaan, seperti kata an-amta dibaca dengan kasrohnya ta’ misalnya, maka bermakmumnya tidak sah.

Sedang orang yang mampu belajar serta mengerti kesalahannya dan sengaja membaca fatihah dengan kesalahan yang dapat merubah arti bacaan, maka sholatnya tidak sah demikian pula Makmum yang mengetahui keadaan Imam yang sedemikian itu. Sementara ketika kesalahannya tidak sampai merubah arti, namun dilakukan dengan sengaja, hukumnya haram walaupun sholatnya sah demikian pula bermakmum kepadanya. 

REFERENSI:

حاشية البجيرمى على الخطيب الجزء ٢ الصحفة ١٤٤-١٤٥

وَكُرِهَ الِاقْتِدَاءُ بِنَحْوِ تَأْتَاءٍ كَفَأْفَاءٍ وَلَاحِنٍ بِمَا لَا يُغَيِّرُ الْمَعْنَى كَضَمِّ هَاءِ لِلَّهِ، فَإِنْ غَيَّرَ مَعْنًى فِي الْفَاتِحَةِ كَأَنْعَمْت بِضَمٍّ أَوْ كَسْرٍ وَلَمْ يُحْسِنْ اللَّاحِنُ الْفَاتِحَةَ فَكَأُمِّيٍّ فَلَا يَصِحُّ اقْتِدَاءُ الْقَارِئِ بِهِ، ......الى ان قال ...... أَمَّا الْقَادِرُ الْعَالِمُ الْعَامِدُ فَلَا تَصِحُّ صَلَاتُهُ وَلَا الْقُدْوَةُ بِهِ لِلْعَالِمِ بِحَالِهِ وَكَالْفَاتِحَةِ فِيمَا ذُكِرَ بَدَلَهَا

Artinya : Makruh bermakmum kepada Imam yang gagap dan salah bacaannya yang tidak merubah makna, seperti dibaca dlommah ha'nya lafazh Lillah, namun apabila merubah makna didalam fatihah, seperti lafazh an-Amta dengan mendlommahkan atau mengkasrohkan ta'nya dan tidak bisa membaguskan atau  memperbaiki Fatihahnya, maka seolah-olah Dia seperti Ummi, maka dalam hal ini Qori' tidak sah bermakmum kepada Ummi. sampai pada perkataan.. adapun yang mampu, mengetahui, dan menengaja maka tidak sah sholatnya dan tidak pula bermakmumnya kepada Imam Ummi bagi Makmun yang tahu keadaan Imam yang Ummi. Dan seperti bacaan fatihah berlaku pula penggantinya.


إعانة الطالبين، الجزء ٢ الصحفة ٥٣

قوله: ولاحن بما لا يغير معنى أي وكره اقتداء بلاحن بما لا يغير المعنى .ويحرم تعمده مع صحة الصلاة والقدوة. (والحاصل) أن اللحن حرام على العامد العالم القادر مطلقا، وأن ما لا يغير المعنى لا يضر في صحة الصلاة والقدوة مطلقا، وأما ما يغير المعنى ففي غير الفاتحة لا يضر فيهما إلا إن كان عامدا عالما قادرا، وأما في الفاتحة فإن قدر وأمكنه التعلم ضر فيهما، وإلا فكأمي

Artinya : (Ucapannya: Dan orang yang salah bacaannya yang tidak merubah makna), yakni makruh bermakmum kepadanya dengan bacaan yang tidak merubah makna. Dan haram sengaja melakukan kesalahan disertai sah sholat dan bermakmum. (Al-hasil) sesungguhnya salah bacaan (اللحن) hukumnya haram mutlak bagi orang yang sengaja, mengetahui, dan mampu (untuk merubahnya), dan sesungguhnya bacaan yang tidak merubah pada maknanya, maka tidak mempengaruhi sah sholat dan bermakmum secara mutlak. Dan adapun bacaan yang merubah makna pada selain bacaan fatihah maka tidak berpengaruh dalam sah sholat dan bermakmum, kecuali bagi orang yang sengaja, mengetahui, dan mampu (merubahnya). Adapun didalam bacaan Fatihah, jika mampu merubahnya dan memungkinkan untuk belajar maka mempengaruhi keabsahan sholat dan bermakmum, namun apabila tidak, maka status hukumnya seperti Ummi.


حواشي الشرواني، الجزء ٢ الصحفة ٣٨

قوله: (فإن غير المعنى الخ) خرج به ما لو لحن لحنا لا يغير المعنى كفتح النون من مالك يوم الدين فإن كان عامدا عالما حرم ولم تبطل به صلاته، وإلا فلا حرمة ولا بطلان ومثله فتح دال نعبد ولا تضر زيادة ياء بعد كاف مالك لان كثيرا ما تتولد حروف الاشباع من الحركات ولا يتغير بها المعنى ع ش عبارة شيخنا وأما اللحن الذي لا يغير المعنى كأن قال: نعبد بكسر الباء أو فتحها فلا يضر مطلقا لكنه يحرم مع العمد والعلم اه

Artinya : Ucapannya: (maka jika merubah makna..), kecuali bacaan yang salah yang tidak sampai merubah makna seperti dibaca fathah huruf ن pada lafazh مالك يوم الدين , maka apabila menengaja dan mengetahui, maka haram hukumnya dan tidak batal sholatnya, dan apabila tidak tahu dan tidak pula sengaja maka tidak haram dan tidak batal sholatnya. Dan seperti itu juga dibaca fathah huruf د lafazh نعبد dan juga tidak berpengaruh penambahan ي setelah ك lafazh مالك. Karena kebanyakan huruf itu dilahirkan dari huruf-huruf yang dibaca panjang dari beberapa harakat dan dengan sebab dipanjangkannya harakat tersebut tidak merubah maknanya, Syaikh Ali bin Asy-Syaromilsy, " Keterangan dari Guru Kami, adapun salah dalam bacaan yang tidak sampai merubah makna seperti Seseorang mengucapkan lafazh نعبد dengan dikasroh atau difathah ba'nya, maka tidak berpengaruh secara mutlak, dan apabila disertai kesengajaan dan tahu akan kekeliruan, maka haram hukumnya.


حاشية البجيرمى الجزء ٢ الضحفة ١٤٤

فَإِنَّ اللَّحْنَ عِنْدَهُمْ كَاللُّغَوِيِّينَ تَغْيِيرُ الْإِعْرَابِ وَالْخَطَأُ فِيهِ، وَالْمُرَادُ بِهِ هُنَا الْأَعَمُّ فَيَشْمَلُ إبْدَالَ حَرْفٍ بِآخَرَ، وَالْمُرَادُ بِتَغْيِيرِ الْمَعْنَى أَنْ يَنْقُلَ مَعْنَى الْكَلِمَةِ إلَى مَعْنًى آخَرَ كَضَمِّ تَاءِ أَنْعَمْتَ وَكَسْرِهَا أَوْ لَمْ يَكُنْ لَهَا مَعْنًى أَصْلًا كَالدِّينَ بِالدَّالِ. اهـ

Artinya : Maka sesungguhnya al-lahan menurut para Ulama' seperti  para ahli bahasa adalah merubah i'rob dan keliru didalam i'rob. Dan yang dikehendaki dengan merubah i'rob disini lebih umum, maka mencakup kepada mengganti satu huruf ke huruf yang lain. Adapun yang dikehendaki dengan merubah makna, yaitu menterjemah arti kalimat dengan arti lain, seperti mendlommahkan dan mengkasrohkan ta'nya lafazh an-Amta atau yang tidak mempunyai makna sama sekali pada dasarnya, seperti Ad-din dengan menggunakan huruf Dhal


    والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


 PENANYA

Nama : Nuri Qur'aniy
Alamat : Tiris Timur Probolinggo Jawa Timur

___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya  Jawab Hukum. 

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas

PENASEHAT :

Gus Abd. Qodir

_________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?