Hukum Wanita Haid Memegang Teks Al-Qur'an


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


DESKRIPSI:

Luqman (nama samaran) merupakan salah satu peserta yang mau mengikuti pengobatan dengan metode Ruqyah yang dilaksanakan disalah satu Masjid Jami' yang ada di Kab. Jember. Ada juga sekelompok Wanita yang mau mengikuti Ruqyah, tapi kebetulan mereka sedang haid, sehingga mereka hanya menonton dari halaman Masjid. 

Setelah Panitia melihat keberadaan para Wanita yang berdiri dihalaman Masjid, sedangkan didalam Masjid tersebut masih banyak yang kosong, maka Panitia tersebut menyuruh para Wanita itu agar supaya masuk kedalam Masjid. Lantas Para Wanita tersebut menolak, sambil mengutarakan bahwasanya mereka sedang haid, tapi oleh panitia tetap dipaksa masuk ke Masjid sambil berkata pada para Wanita tersebut, "tidak apa-apa, masuk aja !". 

Tanpa berfikir panjang, para wanita tersebut langsung Masuk Masjid sembari diberi teks bacaan Ruqyah yang terdiri dari Ayat-ayat Al-Qur'an, Seperti Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Ayat Qursi dll.

PERTANYAAN:

Bagaimana Hukum Wanita Haid memegang dan membaca Teks Ruqyah, yang didalamnya terdapat surat-surat dari Ayat Al-Qur'an?

JAWABAN:

Orang yang sedang Haidl haram hukumnya menyentuh lembaran teks ruqyah jika teks tersebut lebih banyak bacaan Qur'annya dari pada bacaan-bacaan dzikir untuk meruqyah, jika sebaliknya maka tak mengapa seseorang yang sedang Haidl memegang atau membawa teks tersebut.

Dan juga Haram hukumnya ketika yang dibaca teks untuk meruqyah (diri / atau orang lain) adalah ayat-ayat Al-Qur’an. Karena membaca ayat-ayat tersebut tidak dimaksudkan dalam meruqyah kecuali bacaan Al-Qur'an. Dan Ruqyah adalah merupakan suatu indikator bahwa yang dimaksudkan dengan ayat itu adalah Al-Qur'an bukan dzikir.

REFERENSI:


تفسير إبن كثير ، الجزء ٧ ، الصحفة ٥٤٥

وَقَالَ آخَرُوْنَ ” لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ” أَيْ مِنْ الْجَنَابَةِ وَالْحَدَثِ قَالُوْا وَلَفْظُ الْآيَةِ خَبَرٌ وَمَعْنَاهَا الطَّلَبُ قَالُوْا وَالْمُرَادُ بِالْقُرْآنِ هَهُنَا الْمُصْحَفُ كَمَا رَوَى مُسْلِمٌ عَنْ اِبْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُسَافَر بِالْقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ الْعَدُوِّ مَخَافَةَ أَنْ يَنَالَهُ الْعَدُوُّ


Artinya : “Ulama lain menyatakan;

       لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ

maksudnya (orang-orang yang suci) dari janabah dan dari hadats. Mereka berkata bahwa yang dikehendaki al Quran disini adalah al Mushaf sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu ‘Umar bahwasanya Rasulullah SAW melarang membawa Al Qur’an ke negeri musuh, karena beliau khawatir apabila nantinya akan diambil musuh.



حاشية اعانة الطالبين الجزء ١ ، الصحفة ٨٢

ولا مع تفسير أى ولا يحرم حمل المصحف مع تفسيره ولا مسه ... إلى أن قال..، قوله زاد أى على المصحف يقينا أما إذا كان التفسير أقل أو مساويا أو مشكوكا في قلته و كثرته فلا يحل


Artinya : Dan tidak haram membawa dan memegang mushaf dengan tafsirnya .....sampai pada perkataan.... yang bertambah tafsir tersebut atas mushaf dalam keadaan yakin, adapun tafsirnya lebih sedikit atau sama atau diragukan sedikit banyaknya, maka dalam hal ini haram membawa dan menyentuhnya


شرح سنن ابن ماجه ص: ٢٤٥

ورقى نسترقي بها جمع رقية وهي ما يقرأ لطلب الشفاء والاسترقاء طلب الرقية


Artinya : “Dan beberapa ruqyah / mantra yang kami gunakan untuk meruqyah” Kata Ruqon jamak dari ruqyah yang artinya setiap sesuatu bacaan yang dibaca untun meminta sembuh ( kepada Allah ) sedangkan kata istirqo’ adalah meruqyah.


صحيح مسلم (٧/ ١٦)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا مَرِضَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِهِ نَفَثَ عَلَيْهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ


Artinya : Diceritakan dari 'Aisyah, ketika ada salah seorang dari keluarga Rasulullah SAW sakit, maka beliau meniupkan pada seseorang itu dengan al-mu'awwidatain (Al-Falaq dan An-Nas)


شرح النووي على مسلم (١٤/ ١٨٣)

وفى هذا الحديث استحباب الرقية بالقران وبالاذكار وانما رقى بالمعوذات لأنهن جامعات للاستعاذة من كل المكروهات جملة وتفصيلا ففيها الاستعاذة من شر ما خلق فيدخل فيه كل شيء ومن شر النفاثات فى العقد ومن السواحر ومن شرالحاسدين ومن شر الوسواس الخناس والله أعلم


Artinya : Dalam hadits ini sunnah meruqyah dengan ayat Al-Qur'an dan dzikir. Kenapa  Meruqyah dengan Surat Muawwidatain ?, karena ayat-ayat tersebut mengumpulkan permintaan perlindungan dari setiap perkara yang tidak disenangi, baik secara umum atau terperinci, dan didalam ayat tersebut juga meminta perlindungan diri dari kejahatan makhluk, dari kejatan wanita-wanita yang menghembus pada buhul-buhul, dari beberapa sihir dan pendengki serta bisikan syetan yang tersembunyi.


إعانة الطالبين جزء ١، صحفة ٦٩

وإن قصد الذكر وحده أو الدعاء أو التبرك أو التحفظ أو أطلق فلا تحرم لأنه عند وجود قرينة لا يكون قرأنا إلا بالقصد ولوبما لا يوجد نظمه فى غير القرأن كسورة الإخلاص


Artinya : Apabila ada tujuan berdzikir saja atau berdo’a, atau ngalap berkah atau menjaga hafalan, atau tanpa tujuan apapun (selama tidak berniat membaca al-Qur’an) maka (membaca al-Qur’an bagi  perempuan haidl) tidak diharamkan. Kerena ketika dijumpai suatu qarinah, maka yang dibacanya itu bukanlah al-Qur’an kecuali jika memang Dia sengaja berniat membaca Al-Qur’an. Walaupun bacaan itu sesungguhnya adalah bagian dari Al-Qur’an semisal surat Al-Ikhlas.


Catatan:

لأنه عند وجود قرينة لا يكون قرأنا إلا بالقصد


Ayat Quran ketika dibaca tidak dianggap sebagai bacaan Qur'an, kecuali dengan sengaja niat baca Qur'an. Hal itu ketika ada suatu indikasi yang bisa diarahkan kepada suatu yang lain misalnya dzikir. Mafhumnya : Ketika tidak ada indikasi yang mengarah kecuali kepada membaca Al-Qur'an tidak kepada yang lain, seperti meruqyah, maka dihukumi membaca Al-Qur'an.



   والله أعلم بالصواب

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

PENANYA :

Nama :  Waki Santoso
Alamat : Tempeh Lumajang Jawa Timur

_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WA Tanya  Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Hosiyanto Ilyas

PENASEHAT : Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :

_________________________



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?