Hukum Merokok di Dalam Masjid
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Imam Junaid (nama samaran) merupakan salah seorang Hafizh Qur'an. Suatu ketika saat Dia selesai Sholat Tarawih di sebuah Masjid dekat rumahnya, Dia langsung pulang ke rumah dan Dia tidak suka ikut tadarus di Masjid tersebut, dikarenakan "Banyak orang merokok didekat orang yang sedang baca Al-Qur'an saat tadarusan, apalagi didalam Masjid". Sedangkan tidak semua orang yang ikut tadarusan adalah perokok, sehingga sebagian mereka ada yang merasa terganggu dengan asap rokok tersebut.
PERTANYAAN:
Bagaimana hukum merokok di dalam Masjid?
JAWABAN:
Hukum merokok di dalam Masjid adalah haram, karena dapat merusak kehormatan Masjid serta dapat menyakiti Malaikat.
REFERENSI:
عمدة المفتي والمستفتي، الجزء ١ الصحفة ٨٤
قال شيخنا المؤلف ويجوز شرب التنباك في المسجد لكنه مكروه تنزيها قال لأنه إذا جاز إخراج الريح في المسجد فدخان التنباك أولى. وقال البجيرمي في حواشي الإقناع بعد أن ذكر كراهة دخول المسجد لكل ذي ريح كريه ومن الريح الكريه ريح الدخان المشهور الآن, ولا فرق في الكراهة بين كونه خاليا أولا لتأذي الملائكمة به قلت شرب التنباك في المسجد يعد مزريا بالمسجد
Artinya : Guru kita penyusun (kitab ini) berkata ; Boleh merokok di masjid, namun makruh tanzih. Sayyid Muhammad bin Abdurrahman Ahdal berkata ; "Karena apabila kentut di Masjid boleh, maka asap rokok lebih utama. Al-Bujairomi di dalam kitab Hawasyi Al-Iqna' berkata setelah menyebutkan kemakruhan memasuki Masjid bagi setiap orang yang memiliki bau tidak sedap, dan sebagian dari bau yang tidak sedap ialah bau asap yang masyhur saat ini (rokok). Tidak ada bedanya di dalam kemakruhan tersebut antara dilakukan saat masjid sepi ataupun tidak, karena dengan bau tidak sedap itu dapat menyakiti Malaikat. Aku (Al-Bujairomi) berkata ; Merokok di Masjid itu dikategorikan meremehkan (kemuliaan) Masjid.
فالوجه الذي فيه تحريم ذلك فيه بخلاف دخول من في فمه ريح كريه من تنباك أو غيره فليس فيه إزراء به وكلام البجيرمي إنما هو في دخول من في فمه ريح كريه من تنباك في المسجد لا شربه في المسجد
Pendapat yang diambil ialah yang di dalamnya mengatakan keharaman merokok di dalam Masjid, berbeda dengan masuknya seseorang yang memiliki bau yang tidak sedap dari rokok ataupun selainnya. Maka orang yang memiliki bau tidak sedap (sebelum masuk masjid) tidak termasuk meremehkan (kehormatan) Masjid. Dan perkataan Al-Bujairomi sesungguhnya kemakruhan itu terhadap masuknya seseorang ke dalam Masjid yang mulutnya terdapat bau tidak sedap dari rokok, bukan merokoknya seseorang di dalam Masjid.
قرة العين بفتاوى إسماعيل الزين، الصحفة ٢٣٣
إن شرب الدخان من حيث هو قد اختلف العلماء فيه فأكثرهم علي التحريم وبعضهم قال إنه مكروه كراهية تنزيه وهو معتمد الشافعية لكنهم أجمعوا على أنه قد يعرض له ما يصيّره حراما٠ من ذلك إذا كان بحضرة قراءة القرآن أو حديث نبوي أو مجلس علم شرعي أو نحو ذلك من المواضع التي تضم ما تستحق الأدب والوقار . فإن شرب الدخان فيه حينئذ حرام لما فيه من سوء الأدب والاستهتار بمجالس التعظيم
Artinya : Sesungguhnya merokok ditinjau dari segi rokoknya itu sendiri, maka para Ulama' berbeda pendapat dalam hukumnya. Kebanyakan mereka menyatakan haram. Dan sebagian Ulama' yang lain menyatakan makruh tanzih. Dan ini pendapat yang mu'tamad dalam madzhab Syafi'iyah, namun mereka sepakat bahwasannya terkadang ada satu sebab yang merubah hukum makruh menjadi haram. Di antara sebab tersebut adalah : Apabila seseorang merokok dihadapan pembaca Al-Qur'an, hadist Nabawi, majelis ilmu syar'i atau semacamnya, yaitu tempat-tempat yang seharusnya dihadiri dengan penuh adab dan mengagungkannya. Maka merokok di tempat tersebut adalah haram, karena ada unsur suul adab (tidak sopan) dan penghinaan terhadap majelis yang mulia.
شيخ إسماعيل الزين، قرة العين، الصحفة ١٨٨
إن شرب الدخان من حيث هو مكروه عند الشافعية وبعض العلماء وحرام عند آخرين لكونه من الأشياء ذوات الروائح الخبيثة بالإضافة إلي ما فيه من تلويث الفم والصدرُ وصرف بعض الأموال وأما إذا كان في المسجد أو مجالس العلم فهو حرام لما فيه من انتهاك حرمة المكان برائحة الخبيثة والله سبحانه وتعالى أمر بتعظيمه
Artinya : Sesungguhnya menghisap rokok hukum makruh menurut Ulama' Syafi’iyyah dan sebagian Ulama', dan haram menurut sebagian yang lain, karena rokok termasuk sesuatu yang memiliki aroma tidak sedap ditambah lagi ada unsur mengotori mulut dan dada serta boros terhadap sebagian harta. Adapun bila dilakukan di masjid atau majlis ilmu, maka haram. Karena merusak kehormatan tempat dengan aroma yang tidak sedap. Dan Allah memerintahkan untuk mengagungkan tempat tersebut.”
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Zainul Qudsiy
Alamat : Sumber Sari Jember Jawa Timur
_______________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Kyai Mahmulul Huda
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemahan Ibarot : Ust. Taufik Hidayat, Ust. Muntahal 'Ala Hasbullah
PENASEHAT :
Gus Abd. Qodir
__________________________________
Komentar
Posting Komentar