Hukum Zakat Fitrah Pakai Uang
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Alhamdulillah tahun kemarin Badrun (nama samaran) bisa menyelesaikan puasa Ramadlon sebulan penuh, Dia begitu bahagia bisa menyelesaikan ibadah puasa tersebut. Namun masih terbayang dibenaknya saat dirinya mau menunaikan zakat fitrahnya, pada saat itu dia pergi kesalah satu Kyai yang miskin untuk menunaikan zakat fitrahnya, namun zakat tersebut ditolak lantaran dirinya zakat menggunakan uang, kata Kyai tersebut; "Zakat fitrah tidak sah jika menggunakan uang". Tanpa berpikir panjang, Badrun langsung pergi ke Toko untuk membeli beras dengan uang itu, lalu Dia menunaikan zakatnya dengan beras tersebut.
PERTANYAAN:
Sahkah seseorang menunaikan zakat fitrah menggunakan uang?
JAWABAN:
Membayar zakat fitrah menggunakan uang menurut Syafi'iyyah tidak diperbolehkan. Sedangkan menurut Imam Hanafi adalah diperbolehkan. Oleh sebab itu, bagi orang yang taqlid kepada madzhab Hanafi hendaknya mengeluarkan uang senilai kadar zakat fitrah menurut madzhab Hanafi yaitu 3.8 Kg beras agar supaya tidak terjadi talfiq.
المجموع شرح المهذب، الجزء ٥ الصحفة ٤٢٨
الشرح : اتفقت نصوص الشافعي رضي الله عنه أنه لا يجوز إخراج القيمة في الزكاة ، وبه قطع المصنف وجماهير الأصحاب ، وفيه وجه أن القيمة تجزىء حكاه وهو شاذ باطل
Artinya: Telah selaras semua ketetapan Imam As Syafi’i r.a. Bahwa tidak memperbolehkan mengeluarkan zakat menggunakan nilai zakat, dan pendapat ini telah ditegaskan oleh Imam Nawawi dan mayoritas para Ash-hab Asy-Syafi'i. Dan dalam masalah ini ada sebuah pendapat bahwa zakat boleh diganti dengan nilai zakat sebagaimana diriwayatkan oleh (Abu Bakar Al Rozy) namun pendapat ini dianggap syad dan bathil.
الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي، الجزء ٣ الصحفة ٢٠٤٤
دفع القيمة عندهم: يجوز عند الحنفية أن يعطي عن جميع ذلك القيمة دراهم أو دنانير أو فلوساً أو عروضاً أو ما شاء؛ لأن الواجب في الحقيقة إغناء الفقير، لقوله صلّى الله عليه وسلم: «أغنوهم عن المسألة في مثل هذا اليوم» والإغناء يحصل بالقيمة، بل أتم وأوفر وأيسر؛ لأنها أقرب إلى دفع الحاجة، فيتبين أن النص معلل بالإغناء٠
Artinya: Membayar zakat dengan qimah (harga barang zakat) Menurut madzhab Hanafi, boleh memberikan zakat dalam bentuk qimah semisal dirham, dinar, fulus atau benda dagangan atau berupa apapun, alasannya karena hakekatnya tujuan pemberian zakat itu adalah memberikan kecukupan kepada orang fakir. Hal ini berdasar sabda Nabi SAW : "Cukupilah mereka, sehingga mereka tidak meminta-minta di Hari Raya seperti ini !" Dan mencukupi mereka itu bisa dengan cara memberikan qimah (nilai harga) kepada mereka, bahkan lebih sempurna, tepat sasaran dan lebih mudah, karena lebih sesuai dengan kebutuhan, sehingga menjadi jelas bahwasanya nash hadist tersebut di illati dengan kecukupan.
المبسوط، الجزء ٤ الصحفة ١٤١
قَالَ: فَإِنْ أَعْطَى قِيمَةَ الْحِنْطَةِ جَازَ عِنْدَنَا ؛ لِأَنَّ الْمُعْتَبَرَ حُصُولُ الْغِنَى وَذَلِكَ يَحْصُلُ بِالْقِيمَةِ كَمَا يَحْصُلُ بِالْحِنْطَةِ ، وَعِنْدَ الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى لَا يَجُوزُ ، وَأَصْلُ الْخِلَافِ فِي الزَّكَاةِ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ الْأَعْمَشُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ : أَدَاءُ الْحِنْطَةِ أَفْضَلُ مِنْ أَدَاءِ الْقِيمَةِ ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إلَى امْتِثَالِ الْأَمْرِ وَأَبْعَدُ عَنْ اخْتِلَافِ الْعُلَمَاءِ فَكَانَ الِاحْتِيَاطُ فِيهِ ، وَكَانَ الْفَقِيهُ أَبُو جَعْفَرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ : أَدَاءُ الْقِيمَةِ أَفْضَلُ ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إلَى مَنْفَعَةِ الْفَقِيرِ فَإِنَّهُ يَشْتَرِي بِهِ لِلْحَالِ مَا يَحْتَاجُ إلَيْهِ ، وَالتَّنْصِيصُ عَلَى الْحِنْطَةِ وَالشَّعِيرِ كَانَ ؛ لِأَنَّ الْبِيَاعَاتِ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ بِالْمَدِينَةِ يَكُونُ بِهَا فَأَمَّا فِي دِيَارِنَا الْبِيَاعَاتُ تُجْرَى بِالنُّقُودِ ، وَهِيَ أَعَزُّ الْأَمْوَالِ فَالْأَدَاءُ مِنْهَا أَفْضَلُ
Artinya: Apabila seseorang memberikan nilai gandum (sebagai zakat) adalah diperbolehkan menurut kita (Hanafiyah). Karena yang dijadikan pertimbangan adalah tercapainya kecukupan sebagaimana tercapai dengan gandum. Dan menurut Imam As-Syafi’i hal itu tidak diperbolehkan. Dasar perbedaan dalam masalah zakat ini adalah Abu Bakar Al A’mas berktata: Membayar gandum lebih utama dari membayar nilainya, karena lebih dekat melaksanakan perintah dan lebih jauh dari perbedaan Ulama’ dan ini lebih berhati hati. Sementara Abu Ja’far berkata: membayar nilai zakat lebih utama karena lebih bermanfaat kepada kaum fakir, lagi pula dengan nilai zakat tersebut dapat membeli apapun kebutuhannya. Penetapan untuk membayar gandum adalah karena jual beli di Madinah saat itu menggunakannya. Sementara pada Daerah Kami, jula beli berlaku dengan menggunakan uang tunai yang merupakan harta yang berharga, karenanya membayar dengan uang tunai adalah lebih utama.
الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي الجزء ١ الصحفة ٢٣٠
والصاع الذي كان يستعمله رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إنما هو عبارة عن أربعة أمداد، أي حفنات، وهذه الحفنات الأربع مقدرة بثلاثة ألتار كيلاً، وتساوي بالوزن (٢٤٠٠) غراماً تقريباً. فإذا كان غالب قوت بلدنا اليوم هو البُرُّ. فإن زكاة الفطر عن الشخص الواحد تساوي ثلاثة ألتار من الحنطة. ومذهب الإمام الشافعي أنه لا تجزئ القيمة، بل لا بدّ من إخراجها قوتاً من غالب أقوات ذلك البلد. إلا أنه لا بأس باتباع مذهب الإمام أبي حنيفة رحمه الله تعالى في هذه المسألة في هذا العصر، وهو جواز دفع القيمة، ذلك لأن القيمة أنفع للفقير اليوم من الفقير نفسه، واقرب إلى تحقيق الغاية المرجوة
Artinya : Ukuran sho' yang dipakai oleh Rasululloh SAW adalah empat mud, artinya cakupan penuh. Empat cakupan penuh ini diperkirakan takaran tiga liter dan setara dengan 2400 grm. Apabila kebiasaan makanan pokok kita saat ini adalah gandum maka zakat fitrah perorang adalah tiga liter. Madzhab Imam Syafi'i tidak memperkenankan membayar nilai / harga zakat, bahkan harus mengeluarkan makanan pokok kebiasaan Daerah itu. Kecuali mengikuti madzhab Imam Hanafi ra. dalam masalah ini pada zaman sekarang yaitu bolehnya membayar dengan nilai zakat. Hal itu dikarenakan nilai /harga lebih bermanfaat bagi orang faqir hari ini dan lebih terealisasinya tujuan yang dharapkan.
الفقه الاسلامي وادلته، الجزء ١ الصحفة ١١٩
وعند أبي حنيفة وفقهاء العراق: ثمانية أرطال باعتبار أن المد رطلان، فيكون (٣٨٠٠غم) وفي تقدير آخر هو الشائع أن الصاع (٢٧٥١غم)
Menurut Abu Hanifah dan para Ahli Fiqih Iraq bahwa (satu sho') delapan ritl dengan pertimbangan satu mud adalah dua ritl. Maka dengan begitu satu sho' sama dengan 3800 gr atau 3.8 Kg. Dan dalam ukuran yang lain yaitu yang umum bahwa satu sho' adalah 2751 gr atau 2.75 kg.
{تنوير القلوب، الصحفة ٣٩٧}
الخامس: عدم التلفيق بأن لايلفق في قضية واحدة ابتداء ولادوامابين قولين يتولدمنهماحقيقة لايقول بهاصاحبهما
Artinya : (Syarat kelima dari taqlid) adalah tidak talfiq, yaitu tidak mencampur antara dua pendapat dalam satu qadliyah (paket ibadah), baik sejak awal, pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu akan menimbulkan satu amaliyah yang tak pernah dikatakan oleh orang berpendapat.
اعانة الطالبين، الجزء ١ الصحفة ١٧
ويمتنع التلفيق في مسئلة كأن قلدمالكا في طهارة الكلب والشافعي في بعض الرأس في صلاة واحدة
Artinya: Talfiq dalam satu masalah itu dilarang, seperti ikut pada Imam Malik dalam sucinya anjing dan ikut Imam Syafi’i dalam bolehnya mengusap sebagian kepala untuk mengerjakan shalat.
والله أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Moh. Jufri
Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura
_______________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif
PENASEHAT :
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
_________________________
Komentar
Posting Komentar