Hukum Pompa Air Memakai Listrik Ghasab Sahkah Wudhu'nya
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Budi (nama samaran) seorang yang perekonomiannya menengah ke bawah, meskipun begitu Dia termasuk orang yang rajin beribadah. Suatu ketika saat dalam kesunyian, Budi duduk dan merenung, terbesit di dalam hati sanubarinya atas apa yang telah diperbuat sejak sekitar 5 tahun yang lalu, yaitu "si Budi untuk mengisi air dikamar mandinya menggunakan pompa air yang listriknya mengambil dari kabel Pusat PLN (sehingga pengguna daya listrik yang digunakan untuk pompa air tersebut, tidak masuk pada kilometer listrik yang ada dirumahnya).
PERTANYAAN:
Apakah semua amal Ibadah (terutama Sholatnya) si Budi tidak sah sejak 5 tahun yang lalu (karena air yang digunakan diambil dari pompa air yang listriknya mencuri milik pemerintah) ?
JAWABAN:
Hukum amal ibadah yang dilakukannya selama lima tahun tetap dihukumi sah selama memenuhi syarat dan rukunnya. Adapun perbuatan mencuri listrik tersebut hukumnya haram namun tidak mempengaruhi hukum keabsahan ibadah yang telah dilakukan.
REFERENSI:
المجموع شرح المهذب، الجزء ٣، الصحفة ١٦٩
الشرح الصلاة في الأرض المغصوبة حرام بالإجماع ، وصحيحة عندنا وعند الجمهور من الفقهاء وأصحاب الأصول . وقال أحمد بن حنبل والجبائي وغيره من المعتزلة : باطلة ، واستدل عليهم الأصوليون بإجماع من قبلهم. إلى أن قال-
Artinya: Sholat di tanah hasil Ghosob hukumnya haram menurut ijma' Ulama', dan menurut pendapat Kami (Imam Nawawi) dan Jumhur Ahli Fiqih dan Ahli Ushul Fiqih Sholat tersebut hukumnya sah, dan menurut Imam Ahmad dan al- Juba'i serta golongan Mu'tazilah "Sholat orang tersebut batal". Golongan Ahli Ushul Fiqh berargumen dengan dasar Ijma'' para pendahulu mereka. sampai pada kata.
واختلف أصحابنا هل في هذه الصلاة ثواب أم لا ؟
ففي الفتاوى التي نقلها القاضي أبو منصور أحمد بن محمد بن محمد بن عبد الواحد عن عمه أبي نصر بن الصباغ صاحب الشامل رحمه الله قال : " المحفوظ من كلام أصحابنا بالعراق أن الصلاة في الدار المغصوبة صحيحة يسقط بها الفرض ولا ثواب فيها
Dan para Ashab Syafi'i berbeda pendapat apakah Sholat ini mendapat pahala atau tidak ? Dalam kitab al-Fatawa yang di nukil oleh Qodli Abu Mansur dari Ibnu Shibagh pengarang Asy-Syamil berkata "pendapat yang Kami hafal dari Ashab Syafi'i di Iraq adalah "hukum Sholat di tanah hasil Gosob adalah sah dan sudah menggugurkan kewajiban Sholat namun tidak mendapat pahala.
قال القاضي أبو منصور : ورأيت أصحابنا بخراسان اختلفوا ، منهم من قال : لا تصح صلاته قال : وذكر شيخنا يعني ابن الصباغ في كتابه الكامل : إنا إذا قلنا بصحة الصلاة ينبغي أن يحصل الثواب ، فيكون مثابا على فعله عاصيا بمقامه . قال القاضي وهذا هو القياس إذا صححناها
Qodli Abu Mansur berkata, "kami melihat Ashab Syafi'i di Khurosan berbeda pendapat, diantara mereka ada yang berpendapat Sholatnya tidak sah" Qodli Abu Mansur berkata, "dalam kitab Asy- Syamil guru Kami Ibnu Sibagh berkata, "jika kita mengatakan Sholat tersebut sah hendaknya Sholat itu dihukumi berpahala, jadi mengerjakan Sholatnya berpahala sedangkan menempati tanah ghosobnya berdosa. Qodli abu Mansur berkata "hal ini merupakan Qiyas, apabila Kita menghukumi Sholat tersebut sah.
بشرى الكريم الجزء ١ الصحفة ٢٦١
والأمر النفسي بالشيء نهي عن ضده والنهي يقتضي الفساد في العبادة والمعاملة إن رجع إلى ذات الشيء كصلاة الحائض؛ لاختلال شرطها، وهو الطهر، أو إلى لازمه كالصلاة في الأوقات المنهي عنها؛ لرجوع النهي إلى لازم الصلاة وهو الأوقات الفاسدة اللازمة لها
Artinya: Perintah mengerjakan sesuatu merupakan larangan meninggalkan sesuatu tersebut. (Contoh kata "Sholatlah !" itu merupakan perintah Sholat sekaligus merupakan larangan meninggalkan Sholat) Larangan tersebut dapat mengakibatkan rusaknya suatu Ibadah dan Muamalah apabila : Jika larangan tersebut berhubungan dengan sah tidaknya hal ibadah tersebut, contohnya Sholatnya orang yang Haidl itu tidak sah karena tidak memenuhi sarat sah Sholat, yaitu harus dalam keadaan suci (dari hadas dan najis) Jika larangan tersebut memang merupakan sebuah ketetapan, contoh Sholat diwaktu-waktu yang dilarang (seperti saat terbit Matahari atau saat terbenam Matahari) hukumnya tidak sah, karena Dia Sholat diwaktu yang dilarang (contoh lainnya misalnya Puasa tepat pada Hari Raya Idul Fithri atau Idul Adlha)
بخلاف النهي عن الشيء لخارج عنه كالنهي عن الوضوء بالماء المغصوب، فالنهي راجع إلى الغصب، وهو أمر خارج عن الوضوء غير لازم له، فلم يقتض الفساد
Hal ini berbeda dengan larangan yang tidak berhubungan langsung dengan sarat sah suatu Ibadah, contohnya seseorang wudlu dengan air yang diperoleh dengan cara ghosob, maka sebenarnya yang dilarang itu adalah ghosobnya, sedangkan ghosob merupakan hal diluar wudlu dan bukan hal yang dapat menetapkan sah tidaknya wudlu, maka ghosob tersebut tidak membatalkan wudlu'.
_______________________
KETERANGAN
Larangan Ghoshob
Allah SWT berfirman:
{سورة البقرة : ١٨٨}
وَلَا تَأْكُلُوٓا أَمْوٰلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبٰطِلِ وَتُدْلُوا بِهَآ إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوٰلِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: "Dan janganlah Kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para Hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui !."
(1). Syarat amal diterima Allah Subhanahu wa Ta'ala..
سلم التوفيق، الصحفة ٢٩
فصل : و شرط مع ما مر لقبولها عند الله سبحانه و تعالى ان يقصد بها و جه الله تعالى وحده، و ان يكون مأكله و ملبوسه و مصلاه حلالا ، و ان يحضر قلبه فيها له من صلاته الا ما عقل منها و ان لا يعجب بها
Artinya: Adapun syarat diterimanya ibadah disisi Allah SWT antara lain : Di kerjakan ikhlas karena Allah SWT. Makanan dan pakaianya, dan tempatnya dari hasil yang halal. Hatinya hadir dalam Sholat dengan meresapi maknanya. Tidak ujub dengang Sholatnya
(2). Cara bertaubat dari perbuatan seperti si Budi, yaitu dengan membayarkan tagihan listriknya yang telah dia curi selama 5 tahun.
المجموج، الجزء ٩، الصحفة ٣٥١
ﻓﺮﻉ : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻪ ﻣﺎﻝ ﺣﺮﺍﻡ ﻭﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﺍﻟﺒﺮﺍﺀﺓ ﻣﻨﻪ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻣﺎﻟﻚ ﻣﻌﻴﻦ ﻭﺟﺐ ﺻﺮﻓﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﻭ ﺇﻟﻰ ﻭﻛﻴﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻴﺘﺎ ﻭﺟﺐ ﺩﻓﻌﻪ ﺇﻟﻰ ﻭﺍﺭﺛﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻤﺎﻟﻚ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻪ ﻭﻳﺌﺲ ﻣﻦ ﻣﻌﺮﻓﺘﻪ ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺼﺮﻓﻪ ﻓﻲ ﻣﺼﺎﻟﺢ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻌﺎﻣﺔ ﻛﺎﻟﻘﻨﺎﻃﺮ ﻭﺍﻟﺮﺑﻂ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻭﻣﺼﺎﻟﺢ ﻃﺮﻳﻖ ﻣﻜﺔ ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﻳﺸﺘﺮﻙ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻴﺘﺼﺪﻕ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻓﻘﻴﺮ ﺃﻭ ﻓﻘﺮﺍﺀ
Artinya : (Cabang) : Imam Ghozali berkata, "Apabila seseorang memiliki harta yang haram dan Dia ingin bertaubat, apabila harta tersebut jelas pemiliknya, Dia wajib menyerahkan kepada pemiliknya, atau kepada wakilnya, apabila pemiliknya telah meninggal maka diserahkan ke ahli warisnya, apabila tidak diketahui pemiliknya dan sulit mencarinya, maka harta tersebut digunakan untuk kemaslahatan Muslimin secara umum. Dan apabila tidak bisa, maka disedekahkan pada Faqir miskin.
(3). Setiap perbuatan memiliki hukum tersendiri dan tidak berkaitan antara satu perbuatan dengan perbuatan lainnya, kecuali saling menyempurnakan atau sebagai washilah dari perbuatan yang lainnya.
و الله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Moh. Amin
Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura Jawa Timur
_______________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WA Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Hosiyanto Ilyas
PENASEHAT :
Gus Abd. Qodir
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw
_________________________
Komentar
Posting Komentar