Zakat Fitrah Diberikan Kepada Masjid Oleh Mustahiq Zakat
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Rosyid (nama samaran) merupakan seorang Mustahiq zakat di Kampungnya. Setiap Akhir Bulan Ramadhan, Dia berkeliling ke kampungnya dengan mendatangi ke Rumah-rumah warga dengan mengatakan, "Jika zakat fitrahmu diberikan padaku, maka sebagiannya akan Aku berikan ke Masjid." Hal ini yang menyebabkan banyak warga di kampung Rosyid memberikan zakat fitrahnya kepada Rosyid.
PERTANYAAN:
Sahkan zakat Warga yang memberikan zakat fitrahnya ke Rosyid, apabila sebagian zakat tersebut oleh Rosyid diberikan ke Masjid setelah pelaksanaan sholat idul Fitri?
JAWABAN:
Sah, apabila Rosyid adalah termasuk salah satu mustahiq zakat. Dan muzakki berniat memberikan zakat kepadanya bukan kepada masjid. Sedangkan janji yang disampikan Rasyid sebagian untuk masjid adalah tidak wajib dipenuhinya.
REFERENSI:
فتح القريب، الجزء ١ الصحفة ١٣٢
ﻣﻦ ﺗﺪﻓﻊ ﻟﻪ اﻟﺰﻛﺎﺓ
Artinya : Golongan yang berhak menerima zakat
ﻓﺼﻞ: (ﻭﺗﺪﻓﻊ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﺇﻟﻰ اﻷﺻﻨﺎﻑ اﻟﺜﻤﺎﻧﻴﺔ اﻟﺬﻳﻦ ﺫﻛﺮﻫﻢ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﺇﻧﻤﺎ اﻟﺼﺪﻗﺎﺕ ﻟﻠﻔﻘﺮاء ﻭاﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻭاﻟﻌﺎﻣﻠﻴﻦ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭاﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻭﻓﻲ اﻟﺮﻗﺎﺏ ﻭاﻟﻐﺎﺭﻣﻴﻦ ﻭﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ ﻭاﺑﻦ اﻟﺴﺒﻴﻞ}
Pasal: Zakat hanya diberikan kepada 8 golongan yang telah disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dalam firman-Nya : " Sesungguhnya zakat itu hanya diberikan kepada :Orang fakir. Orang miskin. Amil zakat. Muallaf. Budak. Ghorim. Sabilillah. Ibnu sabil
فتح المعين، الجزء ١ الصحفة ٢٥٠
ﻓﺮﻉ: ﻣﻦ ﺩﻓﻊ ﺯﻛﺎﺗﻪ ﻟﻤﺪﻳﻨﻪ ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻥ ﻳﺮﺩﻫﺎ ﻟﻪ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻪ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﻭﻻ ﻳﺼﺢ ﻗﻀﺎء اﻟﺪﻳﻦ ﺑﻬﺎ٠ ﻓﺈﻥ ﻧﻮﻳﺎ ﺫﻟﻚ ﺑﻼ ﺷﺮﻁ ﺟﺎﺯ ﻭﺻﺢ ﻭﻛﺬا ﺇﻥ ﻭﻋﺪﻩ اﻟﻤﺪﻳﻦ ﺑﻼ ﺷﺮﻁ ﻓﻼ ﻳﻠﺰﻣﻪ اﻟﻮﻓﺎء ﺑﺎﻟﻮﻋﺪ٠
Artinya : Cabang hukum : Barang siapa yang memberikan zakat kepada orang yang memiliki hutang kepada dirinya, dengan syarat mustahiq tadi akan menyerahkan kembali zakat tersebut kepadanya (muzakki) sebagai pelunas hutang si mustahiq, maka hal itu tidak boleh. Dan tidak sah si - mustahiq melunasi hutang kepada muzakki dengan zakat tersebut. Apabila si-muzakki berniat zakat, dan si mustahiq berniat melunasi hutangnya tanpa ada syarat tersebut, maka hukumnya boleh, dan pelunasan hutangnya sah. Begitu juga boleh dan sah seseorang yang berhutang (dalam hal ini mustahiq) berjanji pada Muzakki akan melunasi hutangnya (jika muzakki memberikan zakat padanya), dan hal itu dengan tanpa pensyaratan dari muzakki. Maka hal itu tidak menjadikan si-mustahiq harus melunasi hutangnya (langsung saat itu).
ترشيح المستفيدين شرح فتح المعين للسيد علوي السقاف، الصحفة ٢٦٣
تتمة: أجمعوا على أنّ الوفاء بالوعد في الخير مطلوب وهل هو مستحبّ أو واجب؟ ذهب الثلاثة الى الاوّل وإنّ في تركه كراهة شديدة وعليه أكثر العلماء٠ وقال مالك إنّ اشتراط الوعد بسبب كقوله تزوّج ولك كذا ونحو ذلك وجب الوفاء به وإن كان الوعد مطلقا لم يجب اه٠ وإختار وجوب الوفاء بالوعد من الشافعيّة تقي الدّين السبكي كما مرّ ذلك في البيع في بيان بيع العهدة اه
Artinya : (Penyempurnaan) : Ulama' sepakat bahwa memenuhi janji kebaikan itu merupakan sesuatu yang diperintahkan, namun apakah hal itu hukumnya sunnah atau wajib ? Ketiga Madzhab (Hanafi, Syafi'i, dan Hanbali) berpendapat hukumnya sunnah, dan sesungguhnya meninggalkan memenuhi janji hukumnya teramat sangat makruh, pendapat inilah yang dianut banyak Ulama'. Imam Malik berpendapat, mensyaratkan janji dengan suatu sebab semisal perkataan seseorang ; "Menikahlah !, maka engkau akan mendapat. atau semisalnya, maka hal itu wajib dipenuhi, namun apabila berjanji secara mutlak hukumnya tidak wajib memenuhi. Dan diantara yang memilih pendapat wajibnya memenuhi janji tersebut dari golongan Syafi'iyah adalah Imam Taqiyuddin As-Subki, sebagaimana keterangan yang telah lalu dalam bab yang menjelaskan jual beli 'Uhdah.
عون المعبود شرح سنن أبي داود الجزء ٩ الصحفة ٢٢٧٥
عن زيد بن أرقم عن النبي صلى الله عليه وسلم قال إذا وعد الرجل أخاه ومن نيته أن يفي له فلم يف ولم يجئ للميعاد فلا إثم عليه٠
Artinya : Dari Zaid bin Arqom, Rosululloh SAW bersabda ; "Apabila seseorang berjanji kepada Saudaranya sesama Muslim, dan Dia berniat memenuhi janji tersebut, namun Dia tidak bisa memenuhinya dan juga belum sampai masa memenuhinya, maka Dia tidak berdosa.
قال القاري ومفهومه أن من وعد وليس من نيته أن يفي فعليه الإثم سواء وفى به أو لم يف فإنه من أخلاق المنافقين ولا تعرض فيه لمن وعد ونيته أن يفي ولم يف بغير عذر فلا دليل لما قيل من أنه دل على أن الوفاء بالوعد ليس بواجب إذ هو أمر مسكوت عنه انتهى٠
Imam Ali Al-Qori berkata ; "Hadits tersebut memberi pemahaman bahwa barang siapa yang berjanji dan dia berniat untuk tidak memenuhinya, maka Dia berdosa, baik Dia memenuhinya maupun tidak, karena hal itu merupakan akhlak orang-orang Munafik. Dan ini tidak termasuk didalamnya orang yang berjanji dan berniat menepati dan Dia belum bisa menepati meskipun tanpa udzur. Maka tidak dalil bagi pendapat yang mengatakan bahwa hadits tersebut menunjukkan bahwa memenuhi janji hukumnya tidak wajib, karena perkara tersebut termasuk perkara yang tidak masuk dalam pembahasan.
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Moh. Rifa'i
Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura
____________________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Kang Robit Subhan, Ust. Ahmad Bin Affan
PENASEHAT :
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw
__________________________________
Komentar
Posting Komentar