Apa yang Disebut Nur Muhammad?



HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 

(Tanya Jawab Hukum Online)


 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Suatu ketika Rosyid (nama samaran) mengikutiku kajian keilmuan di sebuah Masjid di dekat Rumahnya. Dalam kajian tersebut, sang Ustadz sebagai Penyaji menerangkan tentang Nur Muhammad Saw yang merupakan cikal bakal terbentuk semua Makhluk.

PERTANYAAN:

Apa yang disebutkan Nur Muhammad SAW?

JAWABAN:

Istilah Nur Muhammad disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Rozzak yang statusnya masih  diperselisihkan oleh para Ulama'.

Dalam menyikapi hadits tersebut Ulama' berbeda pendapat prihal pertama kali yang diciptakan oleh Allah SWT, namun secara itlak yaitu Nur Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan Nur Muhammad ialah Ruh Nabi Muhammad yang diciptakan dari cahaya, sedangkan jasad Nabi diciptakan sebagaimana Manusia.

REFERENSI:

اشرف الوسائل، الجزء ١ الصحفة ٣٧

وروى عبد الرزاق فى مسنده  أن النبى صلى الله عليه وسلم قال: «إن الله خلق نور محمد قبل الأشياء من نوره، فجعل ذلك النور يدور بالقدرة حيث شاء الله، ولم يكن فى ذلك الوقت لوح ولا قلم. .» الحديث بطوله٠


Artinya: Dan diriwayatkan dari Abdur Rozzaq dalam Musnadnya, bahwasanya Nabi bersabda; "Sesungguhnya Allah menciptakan Nur Muhammad dari Nur-Nya, sebelum menciptakan apapun, kemudian Allah menjadikar Nur itu berkeliling dengan Qudroh-Nya sesuai dengan kehendak Allah, dan disaat itu Lauh mahfudz maupun Qolam belum ada", sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang.


واختلفوا فى أول المخلوقات بعد النور المحمدى، فقيل: العرش لما صح من قوله صلى الله عليه وسلم: «قدر الله مقادير الخلق قبل أن يخلق السماوات والأرض بخمسين ألف سنة، وكان عرشه على الماء» وصح «أول ما خلق الله القلم قال له:  اكتب قال: يا رب وما أكتب؟ قال: اكتب مقادير كل شىء»  لكن صح فى حديث مرفوع: «أن الماء خلق قبل العرش»٠


Ulama' berbeda pendapat tentang makhluk yang muncul setelah Nur Muhammad. Ada yang berpendapat bahwa Makhluk berikutnya yang diciptakan oleh Allah adalah Arsy, karena berdasar Hadits Shohih dari Nabi Muhammad Saw  yang menyatakan bahwa : "Allah menciptakan taqdir para mahluk 50.000 tahun sebelum menciptakan Bumi dan Langit, dan Arsy tersebut diatas air". Dalam hadits Sohih lainnya juga disebutkan : "Sesuatu yang paling awal diciptakan oleh Allah adalah Qolam, maka Allah berfirman : "tulislah !", lalu Qolam berkata : "Wahai Tuhanku apa yang harus aku tulis?", Allah lalu berfirman : "Tulislah taqdir semua mahluk".Namun disisi lain ada keterangan yang shohih dalam hadits marfu' yang menyatakan bahwa : "Air diciptakan sebelum Arsy".


فعلم أن أول الأشياء على الإطلاق النور المحمدى، ثم الماء، ثم العرش، ثم القلم لما علمت من حديث «أول ما خلق الله القلم»  مع ما قبله  الدالين على أن التقدير وقع عند خلق القلم٠ فذكر الأولية فيه بالنسبة لما بعده


Dari keterangan di atas diketahui bahwa urutan Makhluk yang diciptakan adalah: Nur Muhammad secara mutlak adalah Makhluk yang diciptakan pertama kali. Air
Arsy. Qolam berdasar keterangan yang terdapat dalam hadits: "Sesuatu yang paling awal diciptakan oleh Allah adalah Qolam", serta hadits sebelumnya, yang kedua-duanya menunjukkan bahwa taqdir ditulis setelah diciptakannya Qolam. Adapun penyebutan kata "awwal" dalam hadits tersebut memiliki arti : "Makhluk tersebut lebih awal jika dibandingkan dengan makhluk setelahnya".

وورد «لما خلق الله آدم، جعل ذلك النور فى ظهره فكان يلمع فى جبينه، ولما توفى كان ولده شيث وصيه، فوصى ولده بما أوصاه به أبوه،: " أن لا يوضع هذا النور إلا فى المطهرات من النساء»٠

Dan terdapat keterangan hadits yang menyatakan: "Ketika Allah menciptakan Nabi Adam, Allah menjadikan / menyimpan Nur Muhammad tersebut dalam diri Nabi Adam, Nur tersebut nampak bersinar di keningnya. Ketika Nabi Adam wafat Nur itu berpindah pada salah satu putranya yaitu Nabi Syits sebagai penjaga wasiat Adam, lalu Nabi Syits juga menyampaikan wasiat sebagaimana wasiat Ayahnya yaitu : "Nur ini hanya boleh diletakkan pada Wanita - wanita yang suci saja".


ولم يزل العمل بهذه الوصية إلى أن وصل ذلك النور إلى عبد الله مطهرا من سفاح الجاهلية، كما أخبر صلى الله عليه وسلم عن ذلك فى عدة أحاديث


Wasiat ini terus menerus dijaga hingga sampailah Nur Muhammad tersebut pada diri Abdullah yang suci dari perbuatan Zina jahiliyah, sebagaimana dijelaskan oleh Rosululloh dalam beberapa hadits.


ثم زوج عبد المطلب ابنه عبد الله بآمنة بنت وهب وهى يومئذ أفضل امرأة فى قريش نسبا وموضعا، فدخل بها، وحملت بمحمد صلى الله عليه وسلم، ثم ظهر فى حمله ومولده عجائب تدل لما يؤول إليه أمر ظهوره ورسالته


Kemudian Abdul Muttolib menikahkan Abdulloh dengan Aminah binti Wahab, yang merupakan Perempuan paling utama nasab dan kedudukannya di suku Quroisy, sehingga Dia mengandung Nabi Muhammad, kemudian disaat kehamilan dan kelahiran Nabi Muhammad terjadi berbagai keajaiban yang menunjukkan akan kemunculannya sebagi tanda calon Nabi dan tanda kebenaran risalahnya.


الحاوي للفتاوي، الجزء ١ الصحفة ٣٨٦

وَالْحَدِيثُ الْمَذْكُورُ فِي السُّؤَالِ لَيْسَ لَهُ إِسْنَادٌ يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ


Artinya : Adapun hadits yang telah disebutkan dalam pertanyaan diatas (tentang nur Muhammad) merupakan hadits yang tidak memiliki sanad yang bisa dibuat pegangan.


تفسير الشعراوي، الجزء ٥ الصحفة ٣٠٢٦

وهنا يقول: "قد جاءكم من الله نور وكتاب مبين" و"النور" أهو الكتاب أم غيره ؟


Artinya: Di dalam ayat ini Allah berfirman : "Sungguh telah datang kepada kalian Nur dari Allah dan kitab yang nyata / jelas". Lalu Apakah yang dimaksud kata "Nur" dalam ayat tersebut adalah Al-Qur'an atau selainnya?


وفي آية أخرى يقول: { يَا أَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُمْ بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُوراً مُّبِيناً } [النساء: ١٧٤]٠ وهذا القول يدل على أن النور هنا هو "القرآن" وجمع بين أمرين؛ برهان.. أي معجزة، ونور ينير لنا سبيلنا٠


Dalam ayat lain Allah berfirman: "Wahai Manusia sungguh telah datang kepada kalian hujjah atau bukti yang kuat (mukjizat) dari Tuhan kalian, dan kami turunkan kepada kalian cahaya yang jelas (terang benerang)". (QS, An-Nisa ayat 174) Firman ini menunjukkan bahwasanya yang dimaksud dengan "an-Nur" dalam ayat tersebut adalah al-Qur'an, dan juga dalam ayat tersebut mengumpulkan dua perkara yaitu yang pertama adalah "برهان"  dalam arti sebagai mukjizat dan yang kedua adalah ( نور) sinar yang menerangi jalan hidup kita.

{فَآمِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِ وَٱلنّورِ ٱلَّذِيۤ أَنزَلْنَا} والإيمان بالله مسألة تطبيقية مرحلية. "الله" هو قمة الإيمان و"رسوله" هو المبلغ عن الله؛ لأنه جاء لنا بالنور٠


Dalam ayat lain Allah berfirman : "Maka berimanlah kalian kepada Allah, Rasul-Nya dan kepada Nur (al-Qur'an) yang kami turunkan !" Iman kepada Allah merupakan hal yang memiliki tahapan tingkatan. Iman kepada Allah merupakan puncak iman. Iman kepada Rosul yang menjadi penyampai risalah dari Allah, karena Dia datang kepada kita dengan membawa Nur (Al-Qur'an sebagai cahaya penerang jalan kehidupan)

إلا أن أهل الشطح يقولون: النور مقصود به النبيّ صلى الله عليه وسلم


Hal ini berbeda dengan para Ahli Sufi yang berpendapat bahwa: "Nur" yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Nabi Muhammad.


ونقول: نحن لا نمانع أنه نور، وإن كان النص يحتمل أن يكون عطف تفسير، وحتى لا ندخل في متاهة مع بعض من يقولون: لا ليس الرسول نوراً؛ لأنه مأخوذ من المادة وسنجد من يرد عليهم بحديث جابر: ما أول ما خلق الله يا رسول الله؟ قال له: نور نبيك يا جابر


Kita berpendapat : "Kita tidak mencegah pendapat yang mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad adalah Nur, jikalau Nash tersebut dibawa / diarahkan pada athof tafsir (kalimat النور sebagai kalimat penjelasan رسوله), sehingga kita tidak masuk dalam kebingungan orang yang mengatakan : o tidak, Rosululloh itu bukan Nur,  karena Dia terbuat dari materi (sebagai mana umumnya Manusia), Disisi lain Kita akan menemukan golongan yang menolak pendapat mereka dengan berdasarkan hadist dari Jabir yang menyatakan : "Apa yang pertama diciptakan oleh Allah wahai Rosululloh ?"  Rosululloh menjawab : "Pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Nur Nabi mu, wahai Jabir".


فعن جابر بن عبد الله قال: قلت يا رسول الله بأبي أنت وأمي أخبرني عن أول شيء خلقه الله تعالى قبل الأشياء. قال: «يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك من نوره فجعل ذلك النور يدور بالقدرة حيث شاء الله ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا سماء ولا أرض ولا شمس ولا قمر ولا جني ولا إنسي»٠


Adapun Hadits tersebut adalah : Dari Jabir bin Abdullah, Dia berkata : Aku bertanya : "Wahai Rosululloh, demi Ayahku, demi engkau dan demi Ibuku, terangkanlah kepadaku sesuatu yang ciptakan oleh Allah sebelum ada apapun". Rosululloh menjawab : "Wahai Jabir, sesungguhnya Allah sebelum menciptakan apa-apa, Allah telah menciptakan Nur Muhammad dari Nur-Nya, kemudian dengan kuasa Allah, Nur tersebut berkeliling sesuai dengan kehendak Allah, dan disaat itu masih belum ada Lauh Mahfudz, Qolam, Surga, Neraka, myalaikat, Langit, Bumi, Matahari, Bulan, Jin, maupun Manusia".


وحتى لا ندخل في مسألة غيبية لا تستوي الأذهان في استقبالها ونفتن بعضنا. ويقول فلان كذا ويقول فلان كذا٠


Disisi lain Kita jangan sampai masuk keranah masalah-masalah hal ghoib, yang masing-masing akal perasaan tidak sama dalam menerima hal itu, sehingga mengakibatkan Kita menjadi penyebab fitnah bagi orang lain, akhirnya diantara mereka ada mengatakan : "si-fulan itu begini, fulan yang lain itu begini... dst".


هنا نقول: من تجلى له أن يقنع بها أحدا كي لا ندخل في متاهة، وعندما يتعرض أحد لحديث جابر - رضي الله عنه - نسأل: أهو قال: أول خلق الله نبيك يا جابر أم نور نبيك يا جابر ؟ قال الحديث: نور نبيك ولم يقل النبي نفسه الذي هو من لحم ودم، فمحمد صلى الله عليه وسلم من آدم وآدم من تراب؛


Disini Kami mengatakan: "Barang siapa yang mengalami tajalli (misalnya mengalami kasyf)  hendaklah cukup Dia simpan sendiri, agar supaya tidak menimbulkan kebingungan. Disisi lain bagi orang yang menolak hadits dari Jabir, akan Kami bertanya pada mereka: Apakah Rosululloh mengatakan : "Makhluk yang paling awal diciptakan Allah adalah Nabimu, wahai Jabir ?"Atau Rosululloh mengatakan : "Makhluk yang paling awal diciptakan Allah adalah Nur Nabimu,  wahai Jabir ?" Justru hadits itu memakai kalimat : "Nur Nabimu" bukan memakai kalimat "Nabimu" yang memang tubuhnya terdiri daging maupun darah, maka Nabi Muhammad itu adalah Manusia keturunan Nabi Adam, dan Nabi Adam sendiri tercipta dari tanah.


لذلك ليس علينا أن نتناول المسائل التي لا يصل إليها إلا أهل الرياضيات المتفوقة، حتى لا تكون فتنة


Karena itulah, Kita tidak perlu membahas masalah-masalah yang hanya bisa dipahami / dicapai oleh orang-orang yang ahli riyadloh yang memiliki tingkatan yang tinggi, sehingga tidak timbul fitnah.


لأن من يقول لك: أنت تقول: النور هو رسول الله، ونقول: على العين والرأس، : " فرسول الله نور ولاشك"  ؛ لأن النور يعني ألا نصطدم


Lalu bagaimana caranya agar tidak timbul fitnah ? Jika ada seseorang berkata kepadamu : "Kamu berpendapat bahwa yang dimaksud Nur itu adalah Rosululloh". Maka kita akan menjawabnya secara sadar : "Memang benar, Rosululloh adalah Nur, tidak ada keraguan dalam hal itu". Mengapa demikian ? Karena maksud dari adanya nur tersebut adalah agar kita tidak jatuh dalam pertikaian / konflik.


وجاء محمد صلى الله عليه وسلم بالمنهج كي ينير لنا الطريق، والقرآن منهج نظامي، والرسول منهج تطبيقي
فإن أخذت النور كي لا نصطدم، فالحق يقول: {لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة} [الأحزاب: ٢١]٠


Nabi Muhammad datang membawa ajaran untuk menerangi jalan hidup kita, dan al-Qur'an itu sendiri merupakan ajaran yang membawa ketertiban hidup. Sedangkan Rosululloh merupakan pembawa ajaran yang sangat perlu diterapkan dalam kehidupan. Apabila kamu menjadikan Nur tersebut (sebagai tuntunan) agar Kita tidak akan terjebak dalam konflik. Maka Allah berfirman : "Sungguh dalam diri Rosululloh terdapat suri tauladan yang baik bagi kalian". (QS. Al-Ahzab ayat 21)


منتهى السؤل على وسائل الوصول إلى شمائل الرسول، الجزء ١ الصحفة ١٨٧

وذهب السبكي إلى ما هو أحسن وأبين؛ وهو أنّه جاء: «إنّ الأرواح خلقت قبل الأجساد»٠ والإشارة ب «كنت نبيّا» إلى روحه الشريفة، أو حقيقة من حقائقه لا يعلمها إلّا الله تعالى، ومن حباه بالاطلاع عليها٠ ثم إنّ الله تعالى يؤتي كلّ حقيقة منها ما شاء؛ في أيّ وقت شاء


Imam As-Subki mengemukakan pendapat yang lebih baik serta lebih jelas yaitu : "Sesungguhnya terdapat keterangan hadits : "Sesungguhnya para ruh itu diciptakan lebih dahulu daripada jasad". 
Dan juga terdapat isyarat dalam hadits "Aku sudah menjadi Nabi " yang menunjukkan pada makna ruh Nabi Muhammad yang mulia, atau menunjukkan salah satu dari beberapa hakikat  Nabi Muhammad yang hanya diketahui oleh Allah, dan orang yang Allah beri anugerah untuk bisa melihat hal hakikat diri Nabi, kemudian Allah mendatangkan satu hakikat dari beberapa hakikat Nabi Muhammad tersebut kepada apa saja yang Allah kehendaki, dan diwaktu kapan saja yang Allah kehendaki.

فحقيقته صلّى الله عليه وسلم قد تكون من قبل خلق آدم.  آتاها الله ذلك الوصف بأن خلقها متهيئة له؛ وأفاضه عليه فصار نبيا، وكتب اسمه على العرش ليعلم ملائكته وغيرهم كرامته عنده، فحقيقته موجودة من ذلك الوقت؛ وإن تأخّر جسده الشريف المتّصف بها؛


Adapun hakikat Nabi Muhammad tersebut sungguh telah ada sebelum diciptakannya Nabi Adam. Allah memberikan sifat kemuliaan kenabian itu terhadap hakikat Muhammad, dengan cara menciptakan hakikat tersebut untuk dipersiapkan diberikan kepada Nabi Muhammad. Kemudian Allah anugrahkan sifat tersebut kepada Nabi Muhammad sehingga Dia menjadi seorang Nabi. Kemudian Allah menulis nama Muhammad diatas Arsy agar para Malaikat maupun mahluk lainnya mengetahui betapa mulianya kedudukan Muhammad disisi Allah. Jadi hakikat Muhammad sudah ada sejak waktu itu, meskipun jasad Nabi yang mulia yang diberi hakikat tersebut lahir belakangan.


فحينئذ فإيتاؤه النبوة والحكمة وسائر أوصاف حقيقته وكمالاته معجّل لا تأخير فيه


Jadi pada dasarnya kenabian, hikmah dan berbagai sifat hakikat Muhammad, maupun kesempurnaannya itu diberikan lebih dahulu, dan tidak ada pengunduran waktu dalam hal tersebut.


وإنما المتأخّر تكوّنه وتنقّله في الأصلاب والأرحام الطاهرة إلى أن ظهر صلّى الله عليه وسلم٠


Hanya saja hal yang diakhirkan adalah penciptaan jasad beliau, dan perpindahan beliau dari satu sulbi ke sulbi yang lain, maupun dari  satu rahim yang suci ke rahim yang lain hingga kelahiran beliau.


ومن فسّر ب (علم الله تعالى أنّه سيصير نبيّا)  لم يصل لهذا المعنى، لأن علمه تعالى محيط بجميع الأشياء، فالوصف بالنبوة في ذلك الوقت ينبغي أن يفهم منه أنّه أمر ثابت له، وإلّا لم يختصّ بأنه نبيّ حينئذ، إذ الأنبياء كلّهم كذلك بالنسبة لعلمه تعالى٠


Dan barang siapa yang menafsirkan hadist diatas (كنت نبيا) dengan tafsiran bahwasanya "Allah telah mengetahui kelak Muhammad akan menjadi Nabi", maka orang tersebut belum sampai pada makna ini, karena sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu. Maka mensifati Nabi dengan kenabian di waktu tersebut hendaknya difahami bahwa hal itu merupakan perkara yang ditetapkan untuk beliau,  apabila tidak difahami demikian maka berarti beliau belum ditentukan taqdirnya kelak sebagai Nabi, sedangkan semua Nabi itu telah ditentukan oleh Allah jika dinisbatkan kepada ilmu Allah.


  والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

PENANYA

Nama : Imam Muslim
Alamat : Sumber Sari Jember Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WA Tanya Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw

_________________________


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?