Hukum Pemasrahan Kewalian Dalam Pernikahan Lewat Video Call Apakah Sah ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 

(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Rizqiyah (nama samaran) merupakan salah seorang Santriwati yang seminggu lalu diikat pernikahan oleh salah satu Ustadz yang mengajar dirinya. Namun dalam pernikahan tersebut, Ayah Rizkiyah kebetulan berada di Malaysia. Sehingga dalam akad nikah, orang Tua Rizkiyah memasrahkan kewaliannya kepada Kyai untuk meng-akad Ustadz tersebut melalui video call dari Malaysia.

PERTANYAAN:

Bagaimana hukum pemasrahan Kewalian dalam akad nikah seperti Deskripsi diatas ?

JAWABAN:

Hukum pemasrahan kewalian dalam akad nikah dalam pengertian mewakilkan wali nikah sebagaimana di dalam deskripsi adalah boleh. Selama tidak ada penolakan dari pihak yang menerima perwakilan.

Wali yang berada ditempat yang jauh (masafah qosr 82 km) tetap boleh mewakilkan kepada orang lain meskipun perwaliannya juga sudah pindah kepada Wali Hakim, dan menurut qaul mu'tamad yang didahulukan untuk menikahkan  adalah Wakil dari Wali daripada Hakim apabila kedua-duanya berada dalam Majelis pernikahan.

REFERENSI:

الشرقاوي، الجزء ٢ الصحفة ١٠

قَوْلُهُ وَصِيْغَةً - كَوَكَّلْتُكَ فِى كَذَا او فَوَّضْتُ إِلَيْكَ كَذَا سَوَاءٌ كَانَ ذَلِكَ مَشَافَهَةً او كِتَابَةً او مُرَاسَلَةً وَيُشْتَرَطُ عَدَمُ رَدِّهَا كَمَا يَأْتِى وَلاَ يُشْتَرَطُ العِلْمُ بِهَا. فَلَو وَكَّلَهُ وَهُوَ لاَيَعْلَمُ صَحَّتْ حَتَّى لَوْ تَصَرَّفَ قَبْلَ عِلْمِهِ صَحَّ كَبَيْعِ مَالِ أَبْيْهِ يَظُنُّ حَيَاتِهِ٠

Artinya: (Ucapan Mushonnif “dan shighat”) seperti: Aku mewakilkan kepadamu dalam masalah demikian, atau Aku menyerahkan kepadamu demikian. Baik penyerahan itu secara lisan atau secara tertulis atau pengiriman utusan. Disyaratkan pula tidak ada penolakan terhadap wakalah (perwakilan) tersebut sebagaimana keterangan yang akan datang, dan tidak disyaratkan mengetahui wakalah. Andaikata Seseorang mewakilkan kepadanya, sedang Dia tidak tahu, maka sah wakalah tersebut; sehingga andaikata Dia mentasarrufkan sebelum mengetahui ada wakalah, tasarruf (distribusi)-nya sah, seperti menjual harta Ayahnya yang Dia sangka Ayahnya masih hidup.

بجيرمي على الإقناع، الجزء ٣ الصحفة ١٠

وَجُمْلَةُ مَا ذَكَرَهُ مِنْ شُرُوطِ الصِّيْغَةِ خَمْسَةٌ وَذَكَرَ فِى شَرْحِ المِنْهَجِ أرْبَعَةٌ: ٠إلَى أنْ قَال٠٠٠  الثَّانِى: أنْ يَتَلَفَّظَ بِحَيْثُ يَسْمَعُهُ مَنْ بِقُرْبِهِ وَإِنْ لَمْ يَسْمَعْهُ صَاحِبُهُ بِأَنْ بَلَغَهُ ذَلِكَ فَورًا او حَمَلَتْهُ الرِّيْحُ إلَيْهِ فَقَبِلَ٠

Artinya: Jumlah dari apa yang telah mushannif sebutkan tentang syarat-syarat shighat adalah lima dan dalam kitab syarah minhaj, mushannif menyebutkan empat: . sampai mushannif berkata: “Yang kedua, hendaklah seseorang mengucapkan sekiranya orang yang berada didekatnya mendengar ucapannya, meskipun temannya tidak mendengar, dengan sekiranya Dia menyampaikan hal tersebut kepada temannya seketika, atau angin telah membawa ucapan tersebut kepada temannya dan temannya menerima.

نهاية الزين، الصفحة ٣٠٩

أَو غَابَ أَي الْوَلِيّ الْأَقْرَب نسبا أَو وَلَاء (مرحلَتَيْنِ) وَلَيْسَ لَهُ وَكيل حَاضر فِي التَّزْوِيج وَإِلَّا قدم على القَاضِي خلافًا البُلْقِينِيّ

Artinya: Atau Wali nasab terdekat berpergian dalam jarak 2 marhalah ( ± 82 Km) dan tidak ada wakilnya yang hadir dalam pernikahan (perempuan tersebut). Dan apabila wakilnya hadir, maka Wakil tersebut didahulukan daripada Qodli (Hakim), beda halnya dengan pendapat Imam Al-Bulqini.

إعانة الطالبين،  الجزء ٣ الصحفة ٣١٥  

قوله: وليس له الخ الجملة حالية: أي والحال أنه ليس لهذا الغائب وكيل حاضر في التزويج، فإن كان له وكيل حاضر قدم على السلطان على المنقول المعتمد، خلافا للبلقيني

Artinya : (Perkataan Mushonnif : Dan tidak ada baginya), merupakan jumlah haliyah : artinya, dalam keadaan bahwa tidak ada bagi Wali yang jauh seorang wakil yang hadir didalam pernikahan. Kemudian apabila ada Wakil yang hadir, maka Wakil didahulukan daripada Sulton (Hakim) berdasarkan pendapat yang Mu'tamad, beda halnya dengan pendapat Imam Al-Bulqini. 

النجم الوهاج في شرح المنهاج، الجزء ٧ الصحفة ٩٧

تنبيه؛ إنما يزوج القاضي إذا لم يكن للغائب وكيل حاضر، فإن نصب وكيلا في تزويج موليته. امتنع على القاضي أن يزوج؛ لأن الاستنابة المنصوص عليها أولى من الشرعية، كذا ذكره ابن سراقة في (التلقين)، والعبادي في (أدب القضاء)، وجزم به في (البحر)، وفي (اللطيف) لابن خيران، وبه جزم الشيخ تبعا لشيخه ابن الرفعة ثم قال: وهذا لا يخفى أن محله إذاكان مجبرا، أو كانت قد أذنت له وهو غير مجبر٠ ويندب للحاكم أن يحضر عصباتها أو يستأذنهم أو يرد العقد إليهم؛ ليخرج من الخلاف٠

Artinya : Peringatan: Sesungguhnya Qodli menikahkan hanya apabila bagi Wali ghaib (di tempat yang jauh) tidak ada wakil yang hadir. Maka jika Wali ghaib mengangkat wakil didalam menikahkan Wanita yang dibawah kewaliannya. maka Qodli tercegah untuk menikahkannya. Karena sesungguhnya pengangkatan Wakil pengganti yang sudah ditetapkan (oleh Wali) itu lebih utama dari pada wali yang bersifat syar'i (Hakim). Demikian yang disebut oleh Ibnu Suroqoh didalam kitab Talqin dan Syekh 'Ubbadi didalam kitab Adabul Qodlo', dan dinyatakan juga dalam kitab Bahr dan Al-Lathif milik Ibnu Khoiron. Dan demikian pula dinyatakan oleh Syekh Ibnu Ar-Rif'at karena ikut pada gurunya kemudian berkata: "Dan ini bukan rahasia lagi bahwasanya kedudukan Wali Ghoib tersebut apabila Wali Mujbir, atau Wanita tersebut memperkenankan bagi selain Wali Mujbir. Dan disunahkan bagi Hakim untuk menghadirkan 'Ishobah Wanita tersebut atau meminta idzin kepada mereka atau mengembalikan akad kepada mereka, karena supaya keluar dari perbedaan Ulama'. 


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Ach. Fauzi

Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura

___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum.


PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih

Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi

Sekretaris : Ust. Sholihin

Bendahara : Ust. Syihabuddin


TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin

Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat

Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih

Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy

Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,

Editor : Hosiyanto Ilyas

Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif


PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil

Gus Abd. Qodir

_____________________


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?