Hukum Menambahkan Kalimat Syekh Abdul Qadir Al-Jilani Dalam Kalimat Syahadatain
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Badrun (nama samaran) selalu mengikuti acara rutinan dzikir bersama yang dipimpin oleh salah seorang Kyai pada setiap Malam Jum'at di Mushola dekat Rumahnya. Dalam acara ritual pembacan dzikir bersama tersebut, ada bacaan "Syaikh 'Abdul Qodir Waliyyullah" yang ditambahkan stelah lafadz Laa Ilaaha Illallah - Muhammadur Rasulullah.
PERTANYAAN:
Bagaimanakah hukum penambahan kalimat tersebut kedalam kalimat Lailaha illallah - Muhammadur Rosulullah yang merupakan Aqidah yang Agung?
JAWABAN:
Boleh, karena penambahan kalimat tersebut merupakan kalimat lain yang tidak ada hubugannya dengan kalimat sebelumnya, yaitu susunan kalimat yang pertama sudah sempurna.
REFERENSI:
اللجين الداني، الصحفة ٣٤٩
ومن گراماته أيضا أن امرأة أتته بولدها لتشوقه إلى صحبة الشيخ عبد القادر وتسلكه ، فأمره بالمجاهدة وسلوك طریق السلف، فرأته يوما نحيلا ورأته يأكل خبز شعير، ودخلت على الشيخ ووجد ت بين يديه عظم دجاجة معلوقة، فسألته عن المعنى في ذلك فوضع الشيخ يده على العظام، وقال لها: قومي بإذن الله تعالى الذي يحي العظام وهي رميم، فقامت الدجاجة شوية وصاحت: لا إله إلا الله محمد رسول الله الشيخ عبد القادر ولي الله رضي الله عنه فقال لها: إذا صار ابنك هكذا فليأكل ما شاء٠
Artinya: Diantara karomah Syekh Abul Qodir adalah : Suatu saat seorang Wanita datang kepada beliau dengan membawa Anaknya, karena Anaknya tersebut sangat ingin menjadi murid Syekh Abdul Qodir dan melakukan suluk dibawah bimbingan beliau, kemudian Syekh menyuruhnya mujahadah dan suluk menempuh jalan para Salafus Sholih. Suatu ketika si-Wanita tadi melihat Anaknya sangat pucat sedang makan roti gandum, lalu Wanita tadi menghadap Syekh, dan didepan Syekh terdapat tulang belulang Ayam (yang barusan dimakan), lalu Wanita tersebut menanyakan makna hal itu. Maka kemudian Syekh meletakkan tangannya diatas tulang tersebut kemudian berkata : "Hai Ayam bangkitlah kau dengan nama Allah Yang Maha Kuasa menghidupkan tulang belulang yang sudah remuk", maka Ayam tadi hidup kembali dan bersuara :
الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي، صفحة ٢١٥
وَمن الْمَشْهُور مَا روى مُسْندًا من خمس طرق عَن جمَاعَة من الشُّيُوخ الأجلاء أَن القطب الشَّيْخ عبد الْقَادِر نفع الله بِهِ جَاءَت إِلَيْهِ امْرَأَة بِوَلَدِهَا وَخرجت عَنهُ لله وَله فَقبله ثمَّ أمره بالمجاهدة فَدخلت أمه عَلَيْهِ يَوْمًا فَوَجَدته نحيلا مصفرا يَأْكُل قرص شعير فَدخلت على الشَّيْخ فَوجدت بَين يَدَيْهِ إِنَاء فِيهِ عظم دجَاجَة قد أكلهَا فَقَالَت يَا سَيِّدي تَأْكُل لحم الدَّجَاج وَيَأْكُل ابْني خبز الشّعير فَوضع يَده على ذَلِك الطَّعَام وَقَالَ قومِي بِاللَّه محيي الْعِظَام فَقَامَتْ الدَّجَاجَة سوية وصاحت فَقَالَ الشَّيْخ إِذا صَار ابْنك هَكَذَا فَليَأْكُل الدَّجَاج وَمَا شَاءَ
Artinya : Diantara kisah masyhur yang diriwayatkan dari lima jalur sanad, dari golongan para guru mulia, bahwasanya Wali Qutub Syeh Abdul Qodir kedatangan tamu seorang Wanita bersama Anaknya. Anak tersebut ingin berguru karena mengharap ridlo Allah dan ridlo Syekh, maka Syekh menerimanya dan memerintahkannya untuk bermujahadah. Suatu hari Wanita tersebut mengunjungi Anaknya. Anak tersebut dalam keadaan pucat sedang makan sepiring gandum. Kemudian Wanita tadi menghadap Syekh dan melihat di depan Syekh ada wadah yang berisi tulang Ayam yang baru dimakan Syekh. Lalu Wanita tadi bertanya: "Syekh !, Engkau makan daging ? sedangkan Anakku makan sepiring gandum ?" Maka kemudian Syekh meletakkan tangannya diatas tulang tersebut kemudian berkata : "Hai Ayam bangkitlah kau dengan nama Allah yang Maha Kuasa menghidupkan tulang belulang yang sudah remuk", maka Ayam tadi hidup kembali dan bersuara. Kemudian Syekh berkata : "Jika Anakmu sudah mampu melakukan hal ini, maka silahkan makan daging Ayam atau apa saja yang Dia inginkan".
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
MUSYAWWIRIN :
Member Group WA Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif
PENASEHAT :
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw
_________________________
Komentar
Posting Komentar