Apakah Seseorang Mempunyai Kesunnahan Berhenti Sejenak Untuk Menjawab Adzan Dalam Situasi Acara ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) seorang Ustadz yang sering sekali mengisi berbagai acara, seperti halnya akad nikah, pembacaan Maulid, dll. Suatu ketika, di saat pembacaan akad nikah atau do'a bertepatan dengan dikumandangkannya adzan di Masjid. Badrun kebingungan di waktu adzan berkumandang, acara mau dilanjutkan atau berhenti sejenak dulu.

PERTANYAAN:

Apakah Badrun mempunyai kesunnahan berhenti untuk menjawab adzan dalam situasi tersebut ?

JAWABAN:

Ya, dan tetap disunnahkan menjawab adzan dalam kondisi sebagaimana dalam deskripsi, dan acara tersebut dapat dilanjutkan kembali setelah menjawab adzan. Sedangkan dalam keadaan sholat menurut Ulama' Iraq adalah sunnah menjawab setelah selesai sholat.

REFERENSI:

إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، الجزء ١ الصحفة ٢٧٩

قوله: ويقطع الخ أي إذا كان السامع يقرأ ويذكر أو يدعو سن له الإجابة وقطع ما هو مشتغل به٠ ولو كان المصلي يقرأ الفاتحة فأجابه قطع موالاتها ووجب عليه أن يستأنفها

Artinya: Apabila orang yang mendengar adzan tersebut sedang membaca Al-Quran, berzikir atau sedang berdoa maka dia disunnahkan menjawab adzan dahulu, dan untuk sementara dia memutus aktivitasnya tersebut. Dan jika seseorang yang sholat sedang membaca fatihah, lalu Dia menjawab adzan, maka muwalah (terus bersambung) nya fatihah tersebut menjadi terputus, sehingga Dia wajib memulai membaca fatihah lagi dari awal.


كفاية النبيه في شرح التنبيه، الجزء ٢ الصحفة ٤٣٤

الثالث: أنه لا فرق بين أن يسمع ذلك وهو قارئ، أو ذاكر، أو مصل فرضاً أو نفلاً، أو على غائط، أو بول، ولاشك في استحبابه في حالة التلاوة والذكر، وفي حالة التدريس من طريق الأولى، فيقطع ذلك، ثم يعود إليه بعد الإجابة٠ وأما في الصلاة- كيف كانت- فقد حكى الإمام عن شيخه في استحباب إجابته قولين ؛ أحدهما: لا؛ لأنها تشغله عن صلاته٠ والثاني: نعم؛ لأنها لو أخر، فقد يطرأ عائق في تداركها٠ والذي قاله أبو الطيب وغيره من العراقيين: أنه لا يستحب٠ نعم، يستحب أن يقول ذلك بعد فراغه٠

Artinya: Ketiga, bahwasanya tidak ada bedanya apakah seseorang yang mendengar adzan itu sedang membaca Qur'an, berdzikir, atau sedang sholat baik fardlu maupun sunnah, ataupun sedang buang air besar atau kencing. Dan tidak ada keraguan didalam kesunnahan menjawab adzan bagi seseorang yang sedang membaca al-Qur'an, maupun sedang dzikir, lebih-lebih ketika sedang mengajar (jelas disunnahkan), maka semua aktifitas tersebut dihentikan sementara (untuk memjawab adzan) kemudian memulai aktifitas lagi setelah menjawab adzan. Adapun menjawab adzan ketika sedang sholat (baik sholat wajib maupun sunnah), dalam hal ini imam al-Haromain meriwayatkan 2 pendapat. Pertama, tidak disunnahkan menjawab adzan karena dia sedang tersibukkan oleh sholat. Kedua, tetap disunnahkan menjawab adzan, karena menjawab adzan jika diakhirkan oleh musolli (orang yang sholat) maka akan ada perkara yang menghalanginya untuk menyusul menjawab adzan tersebut. Adapun pendapat Abu Toyyib dan Ulama' lain dari golongan Ulama' Syafi'iyah di Iraq menyatakan bahwa : "Tidak disunnahkan menjawab adzan ketika sedang sholat, memang benar seperti itu namun orang tersebut masih disunnahkan menjawab adzan tersebut setelah selesai melakukan sholat.


بشرى الكريم، الصحفة ١٩٦

ويسن (أن يقطع القراءة) ونحو الذكر كتدريس وإن كان واجبا لأنه لا يفوت بخلاف الإجابة 

Artinya: Disunnahkan untuk memutus membaca Al-Qur’an dan dzikir seperti mengajar meskipun merupakan hal yang wajib. Sebab sesungguhnya (anjuran) mengajar itu tidak akan hilang, berbeda halnya dengan menjawab adzan.


إعانة الطالبين، الجزء ١ الصفحة ٢٤١

فائدة:  قال القطب الشعراني في العهود المحمدية: أخذ علينا العهد العام من رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أن نجيب المؤذن بما ورد في السنة، ولا نتلاهى عنه قط بكلام لغو ولا غيره أدبا مع الشارع - صلى الله عليه وسلم فإن لكل سنة وقتا يخصها، فلإجابة المؤذن وقت، وللعلم وقت، وللتسبيح وقت، ولتلاوة القرآن وقت٠ كما أنه ليس للعبد أن يجعل موضع الفاتحة استغفارا، ولا موضع الركوع والسجود قراءة، ولا موضع التشهد غيره. وهكذا فافهم٠

Artinya : (Faidah) Imam as-Sya'roni berkata dalam kitab al-Uhudul Muhammadiyyah: Kita diambil janji secara umum oleh Rosululloh agar kita menjawab adzan sebagaimana disebutkan dalam hadis yang telah menjelaskan tentang sunnah Rosululloh. Kita tidak boleh terlena untuk menjawab adzan sama sekali hanya karena disebabkan membicarakan hal yang tidak penting, ataupun aktifitas lainnya, sebagai bentuk tatakrama terhadap Nabi SAW. Setiap Sunnah (aktifitas kebaikan) itu ada waktunya sendiri-sendiri, untuk menjawab adzan ada waktunya sendiri, untuk ilmu ada waktunya sendiri, untuk baca tasbih ada waktunya sendiri, untuk baca Qur'an ada waktunya sendiri. Hal ini sebagaimana contoh seseorang ketika sholat, tidak boleh waktunya membaca fatihah kok malah membaca istighfar, waktunya rukuk dam sujud kok malah membaca fatihah, waktunya Tasyahud kok malah melakukan rukun yang lainnya, begitu seterusnya. Maka fahamilah hal ini.

وهذا العهد يبخل به كثير من طلبة العلم فضلا عن غيرهم، فيتركون إجابة المؤذن، بل ربما تركوا صلاة الجماعة حتى يخرج الناس منها وهم يطالعون في علم نحو أو أصول أو فقه، ويقولون: العلم مقدم مطلقا، وليس كذلك فإن المسألة فيها تفصيل، فما كل علم يكون مقدما في ذلك الوقت على صلاة الجماعة كما هو معروف عند كل من شم رائحة مراتب الأوامر الشرعية٠

Janji ini jarang dilakukan oleh para penuntun ilmu, apalagi selain mereka. Mereka meninggalkan menjawab adzan, bahkan terkadang mereka meninggalkan sholat jama'ah hingga Masyarakat sudah selesai berjamaah, sedangkan mereka sedang belajar ilmi Nahwu, Ushul fiqh, atupun fiqh, dan mereka mengatakan : " ilmu itu secara mutlak harus didahulukan", padahal tidak seperti itu, sesungguhnya dalam masalah tersebut ada perincian. Dan tidak semua ilmu harus didahulukan dari pada sholat jamaah, sebagaimana diketahui oleh orang yang mengenal tingkatan-tingkatan dalam perintah Agama.


  والله أعلم بالصواب

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Nurul Huda
Alamat : Ketapang Madura Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://chat.whatsapp.com/ELcAfCdmm5AFXhPJdEPWT3
__________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?