Bagaimana Cara Melakukan Sholat Dalam Keadaan Stroke ?
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Badrun (nama samaran) sudah sekitar 2 Bulan mengalami Stroke dan tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Dia hanya bisa berbaring diatas kasurnya dan tidak bisa bergerak, namun cuma bisa berbicara secara lirih.
Sudah 2 Bulan ini, Badrun tidak melakukan Ibadah Sholat karena sakitnya tersebut. Namun pihak keluarga Badrun berinisiatif untuk meng-qodlo' Sholat yang ditinggalkan oleh Badrun.
PERTANYAAN:
Bagaimana cara melakukan Sholat sedang keadaan sakit seperti Badrun tersebut ?
JAWABAN:
Sholatnya adalah sesuai dengan tahap kemampuannya, yaitu dengan cara Sholat berdiri, apabila tidak mampu, maka sholat duduk dan seterusnya sampai pada tahap memberjalankan rukun sholat di hatinya. Karena Sholat tidak gugur selama akal masih berfungsi.
REFERENSI:
فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار، صفحة ٨٨
من عجز عن القيام في صلاة الفرض (ومن عجز عن القيام في الفريضة) لمشقة تلحقه في قيامه (صلى جالسا) على أي هيئة شاء، ولكن افتراشه في موضع قيامه أفضل من تَرَبُّعِه في الأظهر٠
Artinya : Barang siapa yang tidak mampu melakukan sholat Fardlu dengan berdiri karena mengalami kesulitan saat berdiri maka dia sholat dengan duduk dengan posisi yang dia kehendaki. Namun duduk iftirosy lebih utama dari pada duduk bersila menurut Qoul Adzhar.
ومن عجز عن الجلوس صلى مضطجعا؛ فإن عجز عن الاضطجاع صلى مستلقيا على ظهره ورجلاه للقبلة؛ فإن عجز عن ذلك كله أومأ بطرفه ونوى بقلبه، ويجب عليه استقبالها بوجهه بوضع شيء تحت رأسه ويومئ برأسه في ركوعه وسجوده؛ فإن عجز عن الإيماء برأسه أومأ بأجفانه؛ فإن عجز عن الإيماء بها أجرى أركان الصلاة على قلبه، ولا يتركها ما دام عقله ثابتا٠
Barang siapa yang tidak mampu melakukan sholat Fardlu dengan duduk maka sholat dengan posisi tidur miring. Apabila tidak mampu sholat dengan tidur miring maka sholat dengan posisi tidur terlentang dan posisi kedua kaki ada di arah kiblat. Apabila masih tidak mampu dengan semua posisi diatas, maka dia sholat dengan cara menggunakan isyarat kedipan mata, dan niat dengan hatinya. Dan wajib bagi dia menghadapkan wajahnya kearah kiblat dengan cara meletakkan sesuatu (bantal) dibawah kepalanya dan ber-isyarat dengan kepalanya ketika rukuk dan sujud. Apabila dia tidak mampu ber-isyarat dengan kepalanya, maka Dia ber-isyarat dengan kedipan matanya, apabila masih tidak mampu juga maka Dia menjalankan rukun sholat cukup hanya dengan hatinya saja. Dan dia tidak boleh meninggalkan sholat selagi akal pikirannya masih sadar.
والمصلي قاعدا لا قضاء عليه، ولا ينقص أجره، لأنه معذور٠ وأما قوله - صلى الله عليه وسلم -: «مَنْ صَلَى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ، وَمَنْ صَلَى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ»، فمحمول على النفل عند القدرة٠
Adapun orang yang sholatnya dengan duduk, Dia tidak wajib meng-qodloi, dan tidak mengurangi pahalanya. Adapun sabda Nabi yang menyatakan : "Barang siapa yang sholat dengan duduk, maka Dia memperoleh setengah pahala orang yang sholat berdiri, dan barang siapa yang sholat dengan posisi tidur, maka Dia memperoleh setengah pahala Orang yang sholat dengan duduk." Hadis ini diarahkan / diberlakukan pada sholat sunnah dengan duduk.
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Habib Abdullah bin Idrus As-Segaf
Alamat : Malang Jawa Timur
_______________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif
PENASEHAT :
Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
___________________________
Komentar
Posting Komentar