Hukum Meminum Obat Penunda Haid Saat Mau Berpuasa


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)


 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Badriyah (nama samaran) di Bulan Ramadlon kemarin menggunakan Obat Penunda Haidl agar supaya puasanya bisa maksimal di Bulan Ramadhan.

PERTANYAAN:

Apakah yang dilakukan Badriyah tersebut (dengan meminum Obat Penunda Haidl) tidak dikategorikan merubah Kodratnya sebagai Wanita?

JAWABAN:

Hal itu tidak dikategorikan merubah kodrat sebagai wanita, karena Dia masih bisa Haidl. Dan hal itu diilhakkan kepada masalah (mengatur keturunan).

REFERENSI:

الفقه الإسلامي وأدلته، الجزء ٧ الصحفة ٥١٥٦

القرَارات وَالتوصيَات الدَّورَة الخامسَة لمجلس مجْمَع الفقه الإسلامي الكويت: ١ - ٦ جمادى الأولى ١٤٠٩ هـ/١٠ - ١٥ ديسمبر ١٩٨٨ م

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا ونبينا محمد خاتم النبييين وعلى آله وصحبه


Artinya : KEPUTUSAN DAN REKOMENDASI:
Putaran yang kelima untuk Majelis Konvensi Fiqih Islami Kota al Kuwait : 1-6 Jumadil ula 1409 H/10-15 Desember 1998 M

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah SWT yang merajai semua alam, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang menjadi penutup para Nabi, dan kepada para Sahabat dan keluarganya.

قرار رقم (١)بشأن تنظيم النسل

إن مجلس مجمع الفقه الإسلامي المنعقد في دورة مؤتمره الخامس بالكويت من ١ إلى ٦ جمادى الأولى ١٤٠٩ هـ/١٠ إلى ١٥ كانون الأول (ديسمبر) ١٩٨٨م٠ بعد اطلاعه على البحوث المقدمة من الأعضاء والخبراء في موضوع (تنظيم النسل) واستماعه للمناقشات التي دارت حوله٠

وبناء على أن من مقاصد الزواج في الشريعة الإسلامية الإنجاب والحفاظ على النوع الإنساني وأنه لا يجوز إهدار هذا المقصد، لأن إهداره يتنافى مع نصوص الشريعة وتوجيهاتها الداعية إلى تكثير النسل والحفاظ عليه والعناية به باعتبار حفظ النسل أحد الكليات الخمس التي جاءت الشرائع برعايتها٠ قرر مايلي

Artinya : Keputusan no 1 Prihal : mengatur keturunan Sesungguhnya majlis konvensi Fiqih Islami yang berkumpul pada putaran Muktamar yang ke 5 di Kota al Kuwait, mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 5 Jumadil Ula 1409 H / 10 sampai 15 Desember 1998 M, setelah melihat beberapa pembahasan yang lampau dari para anggota dan keterangan para ahli dalam masalah mengatur keturunan, dan setelah mendengarkan beberapa hasil penelitian seputar hal tersebut .

Dan berdasarkan pertimbangan atas tujuan pernikahan diantaranya adalah memperoleh keturunan dan menjaga suatu jenis Manusia, dan sesungguhnya tidak boleh menyia-nyiakan tujuan ini, karena sesungguhnya menyia-nyiakan tujuan ini bertentangan dengan nas-nas syari'at dan perintah-perintahnya yang mengajak untuk memperbanyak dan menjaga dan memelihara keturunan dengan mempertimbangkan menjaga keturunan yakni salah satu dari keseluruhan tujuan yang ada 5, yang mana syari'at datang dengan menjaganya, telah menetapkan beberapa hal sebagai berikut:


أولاً: لا يجوز إصدار قانون عام يحد من حرية الزوجين في الإنجاب.

ثانياً: يحرم استئصال القدرة على الإنجاب في الرجل أو المرأة، وهو ما يعرف بـ(الإعقام) أو (التعقيم)، ما لم تدعو إلى ذلك الضرورة بمعاييرها الشرعية.

ثالثاً: يجوز التحكم المؤقت في الإنجاب بقصد المباعدة بين فترات الحمل، أو إيقافه لمدة معينة من الزمان، إذا دعت إليه حاجة معتبرة شرعاَ، بحسب تقدير الزوجين عن تشاور بينهما وتراض بشرط أن لا يترتب على ذلك ضرر، وأن تكون الوسيلة مشروعة، وأن لا يكون فيها عدوان على حمل قائم٠

Pertama, tidak boleh mengeluarkan Undang-Undang agar membatasi kebebasan Suami-istri untuk memperoleh keturunan.

Kedua, diharamkan melakukan pemotongan atau penghilangan kemampuan memiliki keturunan yaitu yang dikenal dengan steril (vasektomi/tubektomi). Hal tersebut dilakukan jika (darurat) sesuai dengan kaidah standar syariat.

Ketiga, boleh mengontrol sementara dalam memperoleh keturunan dengan tujuan mengatur jarak kehamilan atau menghentikan sementara kehamilan pada jangka waktu tertentu jika ada hajat yang sesuai dengan tolak ukur syariat, sesuai dengan kemampuan Suami-istri, musyawarah dan saling ridha diantara mereka, tidak juga menimbulkan bahaya. Hendaknya sarananya juga sesuai dengan Syariat dan tidak ada tindakan yang membahayakan kehamilan. 


والله أعلم بالصواب

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


PENANYA

Nama : Hilyatul Millah
Alamat : Banyuates Sampang Madura
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum. 

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
___________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?