Hukum Membentuk Shaf Sendiri Di Belakang Makmun Lainnya


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Salman (nama samaran) merupakan pemuda yang Istiqomah sholat lima waktu berjema'ah di Masjid. Namun Dia memiliki kebiasaan yang agak aneh, yaitu ketika Dia Sholat berjema'ah, Dia selalu berdiri dibelakang sendirian daripada Makmum yang lain.

PERTANYAAN:

Sahkah Salman bermakmum seperti deskripsi diatas?

JAWABAN:

Hukum bermakmumnya sah tetapi makruh yang dapat menghilangkan fadhilah berjamaah dan tidak mendapatkan fadhilah shof. Kecuali menurut Imam Abu Mahromah dan Pengarang kitab Al Qolaid.

REFERENSI:

روضة الطالبين، الجزء ١ الصحفة ٣٦٠

فرع: إذا دخل رجل والجماعة في الصلاة، كره أن يقف منفردا، بل إن وجد فرجة، أو سعة في الصف، دخلها٠ وله أن يخرق الصف إذا لم يكن فيه فرجةوكانت في صف قدامه، لتقصيرهم بتركها. فلو لم يجد في الصف سعة، فوجهان
 أحدهما: يقف منفردا، ولا يجذب إلى نفسه أحدا، نص عليه في (البويطي) والثاني - وهو قول أكثر الأصحاب: يجر إلى نفسه واحدا. ويستحب للمجرور أن يساعده. وإنما يجره بعد إحرامه. ولو وقف منفردا، صحت صلاته٠

Artinya : Cabang masalah : Ketika seorang Laki-laki masuk, sedangkan jama'ah dalam keadaaan sholat, maka makruh Dia berdiri sendiri, bahkan apabila Dia menemukan rongga atau ruang kosong dalam barisan, maka Dia memasukinya. Dan boleh baginya untuk membedah barisan ketika dalam barisan tersebut tidak ada rongga, namun pada barisan depannya terdapat rongga, karena cerobohnya barisan sebab membiarkan rongga. Andaikan Dia tidak menemukan ruang kosong pada barisan, maka ada dua pendapat : Pendapat pertama: Dia berdiri sendiri, dan tidak menarik seseorang pada dirinya, Imam Syafi'i menjelaskan pendapat pertama ini dalam kitab Al Buwaithi. Pendapat kedua (pendapat ini termasuk pendapat mayoritas Ashab), "Dia menarik seseorang pada dirinya, dan disunahkan bagi orang yang ditarik untuk membantunya, dan menarik seseorang hanya ketika sudah takbiratul ihram. Dan ketika Dia berdiri sendiri, maka sah sholatnya.

الفتاوي الفقهية الكبرى، الجزء ١ الصحفة ٢٢٦

وَسُئِلَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - عَنْ الْمُنْفَرِدِ عَنْ الصَّفِّ هَلْ تَفُوتُهُ فَضِيلَةُ الصَّفِّ أَوْ الْجَمَاعَة. فَأَجَابَ: بِقَوْلِهِ مُقْتَضَى كَلَامِهِمْ أَنَّهُ يَفُوتُهُ ثَوَابُ الْجَمَاعَة لِقَوْلِهِمْ كُلُّ مَكْرُوهٍ مِنْ حَيْثُ الْجَمَاعَة يَفُوتُ ثَوَابُهَا أَيْ: وَإِنْ وَقَعَتْ الصَّلَاةُ جَمَاعَةً حَتَّى لَا كَرَاهَةَ وَلَا حُرْمَةَ عَلَى مَنْ فَعَلَهَا مَعَ ذَلِكَ

Artinya : Imam Ibnu Hajar R.a ditanyakan tentang orang yang berdiri sendiri dari barisan, "Apakah hilang Fadhilah shof (barisan) atau Fadillah jama'ah baginya" ?
Kemudian Imam Ibnu Hajar Ra. menjawab dengan perkataan beliau : tuntutan dari ucapan Ulama'; "Bahwasanya hilang baginya pahala jama'ah", karena ucapan Ulama' yang berupa: "Setiap hal yang dimakruhkan dipandang dari segi jama'ah, itu bisa menghilangkan pahala jama'ah", :
Maksudnya walaupun Sholat dilaksanakan dengan jama'ah, sehingga tidak ada kemakruhan dan keharaman pada orang yang melakukan jama'ah berserta hal itu (kemakruhan dari segi jama'ah).


حاشية الجمل، الجزء ١ الصجفة ٥٣٨

قَالَ الْعَلَّامَةُ ابْنُ عَبْدِ الْحَقِّ، وَفِي تَفْرِيعِهِ الْكَرَاهَةَ عَلَى مَا ذُكِرَ إشَارَةً إلَى مَا صَرَّحَ بِهِ الزَّرْكَشِيُّ، وَغَيْرُهُ مِنْ أَنَّ مُخَالَفَةَ السُّنَنِ الْمَطْلُوبَةِ فِي الصَّلَاةِ مِنْ حَيْثُ الْجَمَاعَةِ مَكْرُوهَةٌ فَيَفُوتُ بِذَلِكَ فَضْلُ الْجَمَاعَةِ إذْ الْمَكْرُوهُ فِيهَا مِنْ هَذِهِ الْحَيْثِيَّةِ يُفَوِّتُ فَضِيلَتَهَا كَمَا أَشَارَ إلَيْهِ الشَّارِحُ فِيمَا يَأْتِي،٠ وَلَيْسَ مِنْهُ مَا يُتَوَهَّمُ مِنْ صَلَاةِ صَفٍّ لَمْ يَتِمَّ مَا قَبْلَهُ مِنْ الصُّفُوفِ فَلَا يَفُوتُهُ بِذَلِكَ فَضِيلَةَ الْجَمَاعَةِ، وَإِنْ فَاتَهُ بِهِ فَضِيلَةُ الصَّفِّ لِأَنَّهُ مَكْرُوهٌ فِي ذَلِكَ

Artinya : Seorang 'Allamah (sangat alim) yakni : Ibnu Abdil Haq : dalam cabangnya (kemakruhan atas sesuatu yang disebut kan) ada isyarat yang dijelaskan oleh Imam As-Zarkasyi dan lainnya bahwa; "menyalahi beberapa kesunahan yang dianjurkan dalam sholat dari segi jama'ah itu hukumnya makruh, sehingga pahala jama'ah bisa hilang sebab melakukan hal itu, sebab kemakruhan dalam jama'ah dengan cara seperti itu bisa menghilangkan fadhilah jama'ah, seperti yang diisyaratkan oleh Asyarih (orang yang menjelaskan keterangan kitab matan) dalam pembahasan yang akan datang.
Tidak termasuk permasalahan ini sesuatu yang disalah pahami berupa sholatnya barisan yang belum menyempurnakan barisan depannya dari beberapa barisan, maka tidak hilang fadhilah jama'ah sebab hal itu walupun hilang fadhilah shof (barisan), karena hal itu dimakruhkan.


 بغية المسترشدين، الصحفة ٦٧

ورجح ابن حجر "فوات فضيلة الجماعة بالانفرادعن الصف، والبعد بأكثر من ثلاثة أذرع بلا عذر، ووقوف أكثر المأمومين في جهة٠ واعتمد أبو مخرمة، وصاحب القلائد حصولها مع ذلك. اه٠

Artinya : Ibnu Hajar mengunggulkan bahwa hilangnya keutamaan jama'ah sebab berdiri sendiri dari shof (barisan), menjauh dengan lebih banyak dari 3 dzira' (hasta) dengan tanpa uzur, dan berdirinya beberapa Makmum pada jihah (arah). Imam Abu Makhromah dan pengarang kitab Al Qolaid berpendapat; "hasilnya pahala jama'ah bersamaan 3 hal diatas".


شرح بغية المسترشدين، الجزء ٢ الصحفة ٢٣٠

قوله: (حصولها مع ذلك)، أي: الانفراد عن الصف وما بعده كما في أصل (ب). قوله: (بكل مكروه إلخ)، ولو صلى جماعة على وصف يقتضي كراهة نفس الصلاة كالحقن، فالوجه فوات فضيلة الجماعة أيضا؛ إذ لا يتجه فوات ثواب أصل الصلاة، وحصول ثواب وصفها. اه م ر» «سم»٠

Artinya : Ucapan pengarang bugyah yang berupa (hasilnya pahala jama'ah besertanya 3 hal), maksudnya adalah permasalahan berdiri sendiri dari shof (barisan) dan 2 permasalahan setelahnya, seperti dalam kitab aslinya. Ucapan pengarang bugyah yang berupa (dengan setiap kemakruhan... sampai akhir), dipahami apabila seseorang sholat berjamaah dengan cara yang membuat makruhnya sholat itu sendiri, seperti menahan buang air kecil, maka bisa menghilangkan pahala jama'ah juga, karena tidak bisa dinalarkan hilangnya pahala asal sholat bersamaan hasilnya pahala cara sholat (berjama'ah).


  والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Nuri Qur'aniy
Alamat : Tiris Timur, Probolinggo, Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya  Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Abd. Lathif, Ust. Robit Subhan

PENASEHAT
Gus Abd. Qodir   
_________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?