Adakah Derajat yang Melampaui Sulton Aulia Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Sejak Masa Sahabat Sampai Pada Masa Syaikh Abdul Qadir Jailani ?

HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online) 

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) selalu mengikuti acara rutinan dzikir bersama yang dipimpin oleh salah seorang Kyai pada setiap Malam Jum'at di Mushola dekat Rumahnya. Dalam acara ritual pembacan dzikir bersama tersebut, ada bacaan "Syaikh 'Abdul Qodir Waliyyullah" yang ditambahkan stelah lafadz Laa Ilaaha Illallah - Muhammadur Rasulullah. 

Hal ini karena Syekh Abdul Qodir Jaelani merupakan Sulton Para Wali di Zamannya dan Wali-wali yang lain tingkatannya berada di bawah Syekh Abdul Qodir Jaelani.

PERTANYAAN:

Adakah derajat yang melampaui Sulton Aulia Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani sejak masa sahabat sampai pada masa syaikh Abdul Qadir Jailani?

JAWABAN:

Ada yaitu para sahabat Nabi, bahkan Beliau merupakan paling utamanya para Wali dan Manusia pilihan setelah para Nabi, seperti Sayyid Hasan bin Abi Thalib yang merupakan Wali Qutb pertama.

Sementara pada zaman Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, tidak ada yang melampaui kewalian Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Karena beliau adalah pemimpin para Wali pada zamannya.

REFERENSI:

قطر الولى، الجزء ١ الصحفة ٢٤٠

وثبت عنه صلى الله عليه وسلم في الصحيح من طرق كثيرة ان النبي صلى الله عليه وسلم قال (لا تسبوا أصحابي فوالذي نفسي بيده لو أنفق أحدكم مثل أحد ذهبا ما بلغ مد أحدهم، ولا نصيفه)٠

Artinya : Sungguh terdapat keterangan dalam hadist shohih dari dari berbagai jalur sanad yang sangat banyak, bahwasanya Nabi bersabda : "Janganlah kalian mengumpat para Sahabatku, Demi Allah Dzat yang menguasai diriku, seandainya salah satu kalian menginfaqkan emas sebesar gunung Uhud, tentulah infaq kalian tadi tidak bisa membandingi keutamaan satu mud infaq para sahabatku, bahkan tidak membandingi setengah mud infaq mereka".

فانظر إلى هذه المزية العظيمة، والخصيصة الكبيرة التي لم تبلغ من غيرهم إنفاق مثل الجبل الكبير من الذهب نصف المد الذي ينفقه الواحد منهم، فرضي الله عنهم وأرضاهم٠

Maka lihatlah keistimewaan yang sangat Agung ini, dan kekhususan yang sangat besar, bahkan infaq emas sebesar gunung Uhud dari selain mereka, masih tidak dapat menandingi infaq setengah mud dari mereka. Sungguh Allah ridlo terhadap mereka, bahkan teramat sangat meridloi mereka.

فهم أفضل أولياء الله سبحانه وأكرمهم عليه، وأعلاهم منزلة عنده، وهم الذين عملوا بكتاب الله تعالى وسنة رسوله [صلى الله عليه وسلم]٠

Mereka (para Sahabat Nabi) adalah para Wali Allah yang paling utama dan yang paling mulya dihadapan Allah, dan paling tinggi kedudukannya disisi Allah. Mereka adalah Orang-orang yang mengamalkan al-Qur'an dan sunnah Rosululloh.

فمن جاء بعدهم ممن يقال له إنه من الأولياء، لا يكون وليا لله إلا إذا اتبع رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم واهتدى بهديه واقتدى به في أقواله وأفعاله٠

Dan siapapun generasi setelah mereka dari golongan yang disebut sebagai Wali, mereka tidak menjadi Wali kecuali dengan mengikuti Rosululloh, dan memberi petunjuk dengan petunjuk beliau, dan mencontoh beliau baik dalam perkataan maupun perbuatannya.


فيض القدير، الجزء ٦ الصحفة ١٦

وقال الجيلاني: قدمي هذه على رقبة كل ولي أي من أهل زمنه

Artinya : Syekh Abdul Qodir berkata : "Kakiku ini ada di pundak setiap Wali" (yang sezaman dengan beliau)


تفسير القرطبي، الجزء ١٦ الصحفة ٢٩٩

قلت: فالصحابة كلهم عدول، أولياء الله تعالى وأصفياؤه، وخيرته من خلقه بعد أنبيائه ورسله٠ هذا مذهب أهل السنة، والذي عليه الجماعة من أئمة هذه الأمة٠


Artinya : Aku berkata : "Semua sahabat Nabi itu adil, mereka adalah para Wali Allah, Orang-orang pilihan Allah, dan Orang-orang terbaik diantara makhluk Allah setelah para Nabi dan Rasul-Nya. Dan ini adalah pendapat Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, pendapat inilah yang dianut oleh para Ulama' Umat ini.


قطب المشرق والمغرب سيدي أبو حسن الشاذلي، الجزء ١ الصحفة ٣٠٦

وأول أقطاب هذه الأمة : سیدنا الحسن بن علي بن أبي طالب - رضي الله عنهما ثم واحد بعد واحد إلى أن وصل هذا المقام إلى الشيخ الإمام القطب الغوث الفرد الجامع سيدي عبد القادر الجيلاني رضى الله عنه٠ ثم من بعده حكم الإله بإخفاء هذا المقام٠ ثم من بعد ذلك أظهر هذا الولي الكبير ذو النور الكثير القطب الشهير، صاحب المنهل الغزير الشريف الحسني الفاطمي المحمدي أبو الحسن الشاذلي رضى الله عنه


Artinya : Wali Qutub pertama umat ini adalah Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Tholib kemudian berlanjut hinga siapa pada Syekh Abdul Qodir al-Jailani. Kemudian setelah beliau, identitas Wali Qutub tersebut disamarkan oleh Allah. Hingga muncullah wali besar, Qutub yang Masyhur dari golongan Syarif jalur keturunan Hasan bin Fatimah binti Muhammad Rosululloh, yaitu Syekh Abul Hasan As-Sadzili.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Juriyanto Badruni
Alamat : Semboro Jember Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir 
__________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?