Hukum Mengamalkan Dzikir Thoriqah Tanpa Berbaiat Pada Mursyid, Misalnya Hanya Dengan Memakai Dalil Bahwa Dzikir Itu Perintah Agama ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)


 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Rosyad dan Irsyad (nama samaran) dua Santri yg lagi ngobrol tetang perlu dan tidaknya Seorang untuk berbaiat Thoriqah. Menurut si Rosyad seharus jika ada kesempatan keduanya segera berbai'at Thoriqah, agar hidup terarah dan tidak dikalahkan oleh jebakan nafsu dan apalagi tempat tinggal mereka tidak jauh dari kediaman Mursyid Thoriqah.

Lain halnya menurut Irsyad. Berbaiat Thoriqah itu kalau sudah memasuki usia sepuh kalau mau dan menghendaki, jika tidak menghendaki ya juga tidak apa-apa, karena tidak ada perintah wajib untuk berbaiat Thariqah.

PERTANYAAN:

Bagaimana seandainya mengamalkan dzikir Thoriqah tanpa berbaiat pada Mursyid, misalnya hanya dengan memakai dalil bahwa Dzikir itu perintah Agama ?

JAWABAN:

Mengamalkan bacaan dzikir seperti dzikir yang dibaca oleh Orang-orang yang ikut Thoriqoh adalah tidak apa-apa dan tidak berdosa. Apalagi bacaan dzikir tersebut ma'tsur dari Rasulullah Saw. Kecuali bagi seseorang yang menempuh jalan spritual suluk ilallaah (سلوك الى الله) maka wajib adanya pembimbing seorang mursyid.

REFERENSI:

الموسوعة الفقهية الكويتية، الجزء ٢١ الصحفة ٢٧٤

ذهب جمهور الفقهاء إلى جواز كل دعاء دنيوي وأخروي، ولكن الدعاء بالمأثور أفضل من غيره٠

Jumhur Ulama' berpendapat kepada bolehnya semua doa urusan dunia dan akhirat, akan tetapi doa yang ma'tsur (berasal dari Rasulullah Saw) itu lebih utama dari selainya.


إحياء علوم الدين، الجزءج ٣ الصحفة ٧٦

فكذلك المريد يحتاج إلى شيخ وأستاذ يقتدى به لا محالة ليهديه إلى سواء السبيل فإن سبيل الدين غامض وسبل الشيطان كثيرة ظاهرة فمن لم يكن له شيخ يهديه قاده الشيطان إلى طرقه لا محالة 

Maka seperti itu juga seorang Murid sudah tentu membutuhkan pada seorang Guru dan Ustadz yang dapat diikuti agar supaya Guru atau Ustadz tersebut dapat memberikan petunjuk terhadap Murid kepada jalan yang benar. Maka sesungguhnya jalannya Agama itu misterius (samar) dan jalannya setan banyak lagi jelas (nyata). Maka barangsiapa tidak memiliki guru yang dapat memberinya petunjuk, maka tentu setan akan memandunya kepada jalan-jalannya.


تنوير القلوب، الصحفة ٥٢٤

اعلم وفقني الله واياك لمرضاته انه يجب على مريد الطريق ان يقصد عند ارادة انابته وتوبته واستيقاظه من نوم غفلته شيخا من اهل زمانه يكون مترقيا فى مقامات الرجال الكمل شرعيا حقيقيا٠

Ketahuilah ! Semoga Allah SWT memberikan taufiq kepadaku dan kepadamu kepada keridhoan-Nya. Sesungguhnya wajib atas Murid thoriqoh ketika ingin kembali, bertaubat dan bangun dari tidur lalainya hendaknya pergi/menuju kepada seorang Syekh (Guru) dari ahli zamannya yang mana seorang Syekh tersebut mempunyai tingkatan didalam berbagai maqom (kedudukan) Laki-laki yang sempurna syariat dan hakikatnya.

سلوكه على الكتاب والسنة والاقتداء بالعلماء٠ ثم سيره الى الله وسلوكه على يد مرشد واصل الى تلك المقامات العلية مسلسلا الى النبي صلى الله عليه وسلم مأذونا له من شيخه بالارشاد والدلالة على الله تعالى لا عن جهل و لا عن حظ نفس٠

Suluknya (menempuh jalan untuk menuju Allah SWT) sesuai dengan Kitab (Al-Qur'an) dan Sunnah (Nabi Muhammad Saw) serta mengikuti para Ulama'. Perjalanannya menuju kepada Allah SWT, dan suluknya atas tangan (bimbingan) seorang Mursyid yang sampai pada berbagai maqom (kedudukan) yang tinggi yang bersilsilah kepada Nabi Muhammad Saw yang diberi idzin dari gurunya dengan memberikan pengajaran dan petunjuk atas Allah SWT, bukan atas kebodohan dan bukan pula atas keuntungan diri sendiri.

 فالشيخ العارف الواصل وسيلة المريد الى الله. وبابه الذى يدخل منه على الله. فمن لا شيخ له يرشده فمرشده شيطان٠ ومن هذا تعلم انه لايجوز التصدر لأخذ العهد على المريدين وارشادهم الا بعد التربية و الاذن٠

Maka seorang Syekh yang Arif dan sampai (pada Allah SWT) merupakan wasilah murid kepada Allah SWT dan merupakan pintu masuk menuju Allah SWT. Maka barang siapa yang tidak mempunyai Guru yang memberikan pengajaran padanya, maka yang memberikan pengajaran padanya adalah Setan. Dan dari ini kamu akan tahu bahwasanya tidak boleh menentang untuk mengambil janji atas para murid dan memberikan pengajaran kepada mereka kecuali setalah terdidik dan ada idzin. 

 كما قالت الأئمة رحمهم الله تعالى اذ لا يخفى ان من تصدر لذلك وهو غير اهل له فما يفسده اكثر مما يصلحه وعليه إثم قاطع الطريق. فهو بمعزل عن رتبة المريدين الصادقين فضلا عن المشايخ العارفين٠ إهـ

Seperti apa yang telah dikatakan oleh para Imam R.hm, karena tidak samar lagi bahwasanya barang siapa yang menentang hal itu dan Dia bukan ahlinya, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya, dan baginya sebuah dosa lagi terputus jalannya (thoriqohnya). Maka Dia terasing dari peringkat para murid yang benar karena fadilah dari para guru yang Arifin (mengenal Allah SWT). Selasai.


جامع الاصول، الصحفة ٣٢

وقد اجمع السلف كلهم على ان من لايصح له نسب القوم ولا اذن فى ان يجلس للناس لايجوز له التصدر الى ارشاد الناس ولا أن يأخذ عليهم عهدا ولا ان يلقنهم ذكرا ولا شيئا من الطريق إذ إن السر في الطريق انما هو إرتباط القلوب بعضها ببعض الى الرسول صلى الله عليه وسلم الى حضرة الحق جل جلاله٠

Dan sungguh telah sepakat Ulama' salaf semuanya atas seseorang yang tidak sah nasab suatu kaum baginya, dan tidak ada idzin didalam duduknya bersama Manusia, maka tidak boleh baginya menentang kepada pengajaran Manusia dan tidak mengambil atas mereka sebuah janji, dan tidak menalqin mereka dengan dzikir dan tidak pula dengan sesuatu dari thoriqoh. Karena sesungguhnya rahasia didalam thoriqoh ialah pertalian hati sebagiannya dengan sebagian yang lain kepada Rasulullah Saw sampai pada kehadirat yang Maha Benar lagi Maha Agung Keagungan-Nya.


  والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 


PENANYA

Nama : Ernawati
Alamat : Semboro Jember Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum. 

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
_________________________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?