Ada Berapakah Cara atau Metode Membaca Alqur'an ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Ki Barqi (nama samaran) adalah seorang Figur di Lingkungannya dan menjadi Imam dalm acara - acara keagamaan seperti acara Istighotsah, Tahlilan dan acara keagamaan lainnya. Hampir dalam setiap acara yang Dia pimpin diadakan Ihda ul Fatihah pada Almarhumiin sebagai pembuka dengan cara dibaca bersama dan dengan suara pelan.

Namun dalam pembacaan Surat Alfatihah ini, bacaan Ki Barqi super kilat, sehingga bacaan jamaahnya masih sampai ayat keempat atau kelima, dari lisan Ki Barqi sudah keluar lafadz Alfaaatihah.

Dalam kesempatan yang lain, pernah Ki Barqi memberi alasan kenapa bacaannya super kilat, karena Dia baca Fatihah dengan cara Hadr.

PERTANYAAN:

Ada berapa cara atau metode membaca Alqur'an dan mohon dijelaskan ta'rif masing - masing cara baca ?

JAWABAN:

a. Metode tahqiq yaitu metode berusaha membaca makharijul huruf dan pelafalan huruf Hijaiyah dengan tepat, memenuhi panjang pendeknya bacaan, juga memperjelas hamzah dan harakatnya. Selain itu juga kaidah tajwid terkait izhar, idgham, serta hukum-hukum lainnya seperti kaidah waqaf, saktah, juga letak-letak pemberhentian ayat.

b. Metode hadr (cepat) yaitu mempercepat bacaan dengan tetap memperhatikan hukum hukum bacaan tajwid, hanya saja memperpendek bacaan-bacaan mad, tetapi tetap dengan memperhatikan tanda baca dan memantapkan lafalnya, mengurangi ghunnah, atau mengurangi panjang bacaan mad. 

c. Metode tadwir. Cara ini merupakan pertengahan antara cara tahqiq yang begitu pelan dan mantap dan hadr yang begitu ringkas dan cepat. 
Bacaan-bacaan mad dalam metode ini tidak dipenuhkan, seperti pada mad ja’iz munfashil, tidak sampai panjang enam ketukan.

REFERENSI:

الإتقان في علوم القرآن، الجزء ١ الصحفة ٣٤٥

فَصْلٌ : كَيْفِيَّاتُ الْقِرَاءَةِ ثَلَاثٌ، أَحَدُهَا: التَّحْقِيقُ وَهُوَ إِعْطَاءُ كُلِّ حَرْفٍ حَقَّهُ مِنْ إِشْبَاعِ الْمَدِّ وَتَحْقِيقِ الْهَمْزَةِ وَإِتْمَامِ الْحَرَكَاتِ وَاعْتِمَادِ الْإِظْهَارِ وَالتَّشْدِيدَاتِ وَبَيَانِ الْحُرُوفِ وَتَفْكِيكِهَا وَإِخْرَاجِ بَعْضِهَا مِنْ بَعْضٍ بِالسَّكْتِ وَالتَّرْتِيلِ وَالتُّؤَدَةِ وَمُلَاحَظَةِ الْجَائِزِ مِنَ الْوُقُوفِ بِلَا قَصْرٍ وَلَا اخْتِلَاسٍ وَلَا إِسْكَانِ مُحَرَّكٍ وَلَا إِدْغَامِهِ وَهُوَ يَكُونُ لِرِيَاضَةِ الْأَلْسُنِ وَتَقْوِيمِ الْأَلْفَاظِ

Artinya : Pasal. Tata cara membaca Qur'an ada 3, yaitu، Metode Tahqiq yaitu Membaca setiap huruf hijaiyah dengan benar baik dari segi panjang mad, membaca hamzah dengan jelas, menyempurnakan bacaan harokat, menjelaskan idhar dan tasydid, memperjelas huruf satu persatu, memisahkan kalimat perkalimat (waqof) dengan pengambilan nafas, dengan bacaan tartil, memenuhi hak huruf, membaca panjang mad jaiz dengan tanpa mengqoshor (memperpendek bacaan), ataupun ikhtilas (menyamarkan harokat), tidak membaca sukun huruf yang berharokat hidup, ataupun mengidgomkannya. Metode Tahqiq ini digunakan untuk melatih lisan dan meluruskan bacaan. 

 وَيُسْتَحَبُّ الْأَخْذُ بِهِ عَلَى الْمُتَعَلِّمِينَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُتَجَاوَزَ فِيهِ إِلَى حَدِّ الْإِفْرَاطِ بِتَوْلِيدِ الْحُرُوفِ مِنَ الْحَرَكَاتِ وَتَكْرِيرِ الرَّاءَاتِ وَتَحْرِيكِ السَّوَاكِنِ وَتَطْنِينِ النُّونَاتِ بِالْمُبَالَغَةِ فِي الْغُنَّاتِ

Metode ini dianjurkan untuk para pelajar, dengan tanpa melebihi standart hingga tidak sampai pada batas ifroth (keterlaluan) misal tawallud huruf (menyeret bacaan sehingga timbul huruf), terlalu takrir dalam membaca ro' (terlalu bergetar), mensukun huruf berharokat, keterlaluan dalam menekan nun saat gunnah

كَمَا قَالَ حَمْزَةُ لِبَعْضِ مَنْ سَمِعَهُ يُبَالِغُ فِي ذَلِكَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ مَا فَوْقَ الْبَيَاضِ بَرَصٌ وَمَا فَوْقَ الْجُعُودَةِ قَطَطٌ وَمَا فَوْقَ الْقِرَاءَةِ لَيْسَ بِقِرَاءَةٍ ؟

Hal ini sebagaimana terjadi pada Imam Hamzah saat mendengar seseorang keterlauan dalam bacaannya, lalu beliau berkata : "Tahukah kamu, terlalu putih itu jadi belang, terlalu kriting itu jadi kribo, begitu juga qiroah (membaca) yang keterlaluan namanya bukan qiroah.

وَكَذَا يُحْتَرَزُ مِنَ الْفَصْلِ بَيْنَ حُرُوفِ الْكَلِمَةِ كَمَنْ يَقِفُ عَلَى التَّاءِ مِنْ {نَسْتَعِينُ} وَقْفَةً لَطِيفَةً مُدَّعِيًا أَنَّهُ يُرَتِّلُ

Begitu juga qori' (pembaca Qur'an) hendaknya menghindari dari memisahkan huruf dalam satu kalimat, contoh seseorang waqof pada huruf ta' (ت) dari kalimat نَسْتَعِينُ dengan berhenti sejenak, dengan alasan agar tartil.

 وَهَذَا النَّوْعُ مِنَ الْقِرَاءَةِ مَذْهَبُ حَمْزَةَ وَوَرْشٍ
وَقَدْ أَخْرَجَ فِيهِ الدَّانِيُّ حَدِيثًا فِي كِتَابِ التَّجْوِيدِ مُسَلْسَلًا إِلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّهُ قَرَأَ عَلَى رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم التَّحْقِيقَ وَقَالَ: إِنَّهُ غَرِيبٌ مُسْتَقِيمُ الْإِسْنَادِ٠

Metode Tahqiq ini merupakah Madzhab Imam Hamzah dan Warosy. Imam ad-Dani dalam kitab At-Tajwid mengeluarkan sebuah hadits yang sanadnya sampai kepada Ubay bin Ka'ab yang menyatakan : Bahwasanya Ubay membaca Qur'an secara Tahqiq dihadapan Rosululloh. 

الثَّانِيَةُ: الْحَدْرُ بِفَتْحِ الْحَاءِ وَسُكُونِ الدَّالِ الْمُهْمَلَتَيْنِ وَهُوَ إِدْرَاجُ الْقِرَاءَةِ وَسُرْعَتُهَا وَتَخْفِيفُهَا بِالْقَصْرِ وَالتَّسْكِينِ وَالِاخْتِلَاسِ وَالْبَدَلِ وَالْإِدْغَامِ الْكَبِيرِ وَتَخْفِيفِ الْهَمْزَةِ وَنَحْوِ ذَلِكَ مِمَّا صَحَّتْ بِهِ الرِّوَايَةُ مَعَ مُرَاعَاةِ إِقَامَةِ الْإِعْرَابِ وَتَقْوِيمِ اللَّفْظِ وَتَمَكُّنِ الْحُرُوفِ بِدُونِ بَتْرِ حُرُوفِ الْمَدِّ وَاخْتِلَاسِ أَكْثَرِ الْحَرَكَاتِ وَذَهَابِ صَوْتِ الْغُنَّةِ وَالتَّفْرِيطِ إِلَى غَايَةٍ لَا تَصِحُّ بِهَا الْقِرَاءَةُ وَلَا تُوصَفُ بِهَا التِّلَاوَةُ

2. Metode Khadr membaca secara cepat dan ringan, dengan memperpendek kadar mad, sukun, ikhtilas, badal, idghom kabir, mentahfif hamzah maupun hal lainnya yang memiliki riwayat yang sohih, serta tetap menjaga i'rob, dan memantapkan bacaan, dan menjelaskan huruf dengan tanpa memotong huruf mad dan tanpa ikhtilas banyak harokat, tanpa menghilangkan gunnah, dan tanpa tafrith yang akhirnya menjadikan bacaan tersebut tidak sah, sehingga hal itu memyebabkan keluar dari batasan tilawah.

وَهَذَا النَّوْعُ مَذْهَبُ ابْنُ كَثِيرٍ وَأَبِي جَعْفَرٍ. وَمَنْ قَصَرَ الْمُنْفَصِلَ كَأَبِي عَمْرٍو وَيَعْقُوبَ٠

Metode Khadr ini merupakan Madzhab Ibnu Katsir, Abu Ja'far dan Ulama' yang menqoshr munfasil semisal Amr dan Ya'kub.

الثَّالِثَةُ: التَّدْوِيرُ: وَهُوَ التَّوَسُّطُ بَيْنَ الْمَقَامَيْنِ مِنَ التَّحْقِيقِ وَالْحَدْرِ وَهُوَ الَّذِي وَرَدَ عَنْ أَكْثَرِ الْأَئِمَّةِ مِمَّنْ مَدَّ الْمُنْفَصِلَ وَلَمْ يَبْلُغْ فِيهِ الْإِشْبَاعَ وَهُوَ مَذْهَبُ سَائِرِ الْقُرَّاءِ وَهُوَ الْمُخْتَارُ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْأَدَاءِ٠

3. Metode Tadwir yaitu membaca dengan kecepatan sedang, antara tahqiq dan khadr, metode inilah yang umum dipakai banyak Ulama' Qiroah yang memanjangkan mad munfasil tanpa terlalu panjang. Metode inilah yang dianut para Ulama' ahli Qiroat, dan metode inilah yang banyak dipakai oleh para pembaca.


  والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Juriyanto Badruni
Alamat : Semboro Jember Jawa Timur
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum. 

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?