Apakah orang yang istihadloh ketika sholat farjinya tetap harus ditutup kapas meskipun darahnya sedikit dan tidak mungkin menetes ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Rosyidah (nama samaran) mempunyai kebiasaan haidl selama 9 hari tiap bulannya dan Dia juga ingat diantara haidlnya di mulai tanggal 4 atau 23. Namun setalah Dia menggunakan KB suntik, siklus haidlnya tidak normal (istihadloh). Setelah beberapa Bulan tidak haidl, kemudian Rosyidah keluar darah lagi pada :

Hari ke 1 : 12.30 WIB [Merah kuat]
Hari ke 2 : 05.30 WIB [Coklat] - 10.00 WIB [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 3 : 13.00 WIB [Merah]
Hari ke 4 : [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 5 : 13.00 [Coklat] -15.10 WIB [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 6 & 7 : Tidak dicek
Hari ke 8 : 05.00 WIB [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 9 s/d 16 : [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 17 s/d 24 : Tidak dicek
Hari ke 25 : 13.00 s/d 15.10 WIB [Hitam kemerahan] - 19.30 WIB [Coklat]
Hari ke 26 : 07.05 s/d 11.30 WIB [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 27 : 20.30 WIB [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 28 : [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 29 : [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 30 s/d 39 : Tidak dicek
Hari ke 40 : 18.00 WIB (coklat kehitaman)
Hari ke 41 : 05.48 WIB (coklat kehitaman), 13.25 WIB (Coklat pudar)
Hari ke 42 : 05.00 WIB (coklat pudar), 13.25 WIB (kuning)
Hari ke 43 : 10.00 WIB [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 44 : 06.15 WIB [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 45 : 13.37 WIB [kuning], 17.42 [Bening] (dicek dengan kapas)
Hari ke 46 : 22.00 WIB [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 47 s/d 48 : Tidak dicek
Hari ke 49 : 21.00 WIB [merah]
Hari ke 50 : 05.09 WIB [kuning] (dicek dengan kapas), 17.00 [merah]
Hari ke 51 : 05.00 WIB [coklat] - 10.00 WIB [coklat]
Hari ke 52 : [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 53 : [Kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 54 : [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 55 : [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 56 : [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 57 : [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 58 : [kuning] (dicek dengan kapas)
Hari ke 59 : [bening] (dicek dengan kapas)
Hari ke 60 : Jam 03.00 WIB [Hitam] 

Selain itu Rosyidah juga sering keputihan, bahkan terkadang warnanya kuning. Sehingga Rosyidah menganggap warna kuning setelah 15 hari keluarnya darah pertama, adalah keputihan yang berwarna kuning.

PERTANYAAN:

Apakah orang yang istihadloh ketika sholat farjinya tetap harus ditutup kapas meskipun darahnya sedikit dan tidak mungkin menetes?

JAWABAN:

Orang istihadlah wajib menjejalkan kapas atau semisalnya pada farjinya (tempat keluarnya darah) ketika hendak melaksanakan shalat kecuali :
a) Sedang berpuasa (wajib/sunnah).
b) Dapat menyebabkan sakit yang tidak bisa ditahan ketika dijejalkan kapas.
c) Tidak dibutuhkan untuk menjejalkan kapas (karena sangat sedikitnya darah dalam farji).

REFERENSI:

الابانة والافاضة، الصحفة ٥٧-٥٨

٠(٢) ما يلزم المستحاضة فعله إذا أرادت الصلاة
 أولا ؛ أن تغسل المستحاضة فرجها قبل الوضوء
ثانيا ؛ أن تحشو فرجها وجوبا بنحو قطن، وذلك دفعا للنجس أو تخفيفا له، وإنما يجب ذلك بالشروط الآتية؛
 ا- أن لا تتأذی به تأذيا لا يحتمل عادة 
٢- أن لاتكون صائمة، فإن كانت صائمة تركت الحشو نهارا
٣- أن تحتاج إليه ، فإن لم تحتج إليه لم يجب
ثالثا ؛ أن تعصب بعد ذلك الفرجَ ، ويجب العصب بشرطين؛
١- أن تحتاج إليه : بأن لم ينقطع الدم بالحشو ، فإن انقطع الدم باالحشو لم يجب٠
٢- أن لا تتأدى به تأذيا لا يحتمل عادة، فإن كان كذلك لم يجب٠

Artinya : 2 (dua) - Sesuatu yang mesti dilakukan Perempuan Mustahadoh ketika hendak melaksanakan salat: Pertama; Membasuh kemaluannya sebelum berwudhu. Kedua; Harus menyumbat kemaluannya dengan semisal kapas, demi mencegah atau meminimalisir najis. Dan hal ini menjadi wajib dengan syarat berikut ini:  Tidak merasa sakit yang luar biasa Tidak sedang berpuasa, bila sedang berpuasa, maka di siang harinya tidak usah menyumbat. Butuh untuk menyumbat. Apabila tidak perlu, maka tidak wajib. Ketiga; Membalut kemaluannya setelah melakukan hal di atas, kewajiban membalut ini dengan dua syarat :
a) Memang perlu dibalut, semisal dengan hanya menyumbat, darah tetap menetes. Apabila dengan disumbat darah tidak keluar, maka membalut tidak wajib.
b) Tidak merasa sakit luar biasa. Maka tidak wajib membalut bila mengakibatkan sakit yang luar biasa.

وهل يكفي الإنتصار على العصب ؟ الجواب : نعم يكفي في الإنتصار على العصب إن منع الدم ، واعتمده الرملي)٠
رابعا ؛ أن تتوضأ بعد دخول وقت الصلاة ، ولا يجوز أن تتوضأ قبل دخول وقت الصلاة ؛ لأنها طهارة ضرورة
 خامسا : الموالاة بين الكل، فتجب المبادرة بالخشو بعد عسل الفرج ، فالمبادرة بعد ذلك بالعصب، فالوضوء، فالصلاق ولا يجوز لها أن تؤخر الصلاة لشيء إلا ما كان لمصلحة الصلاة، وذلك كستر العورة، وانتظار الجماعة، وإجابة المؤذن وإقامة الصلاة، والراتبة القبلية، فإن أخرت لغير مصلحة الصلاة ضر ووجب عليها أن تيد جميع ما تقدم٠

Apakah bisa dicukupkan dengan hanya membalut ? Jawab: Iya bisa dicukupkan, bila dengan hanya membalut dapat mencegah darah. Imam ar-Ramli berpegangan dengan ini. Keempat; Berwudhu setelah masuk waktu salat. Dan tidak boleh melakukan wudhu sebelum masuk waktu salat, karena bersucinya adalah bersuci yang darurat. Kelima; Semua hal di atas dilakukan dengan cepat, maka setelah membasuh kemaluannya, wajib segera menyumbat kemaluannya, kemudian segera membalut, kemudian wudhu lalu salat. Tidak diperbolehkan baginya menunda salat kecuali karena hal yang merupakan kemaslahatan shalat, seperti menutup aurat, menunggu jamaah, menjawab azan, iqamah dan salat sunnah qobliyah. Maka apabila Dia mengakhirkan shalat bukan kerena kemaslahatan shalat, maka wajib baginya memulai seluruh rangkaian yang tadi.

سادسا ؛ يجب عليها الوضوء لكل فرض، وكذا يجب عليها لكل فرض أيضا تجديد غسل الفرج والحشو والعصابة في الأصح (١)

Keenam; Wajib baginya berwudhu, memperbarui membasuh kemaluan, menyumbat dan membalut untuk setiap salat fardhu menurut pendapat yang paling benar.
_______________

٠( ١ ) و مقابل الأصح ؛ لا يجب تجديدها ؛ لأنه لا معنى للأمر بإزالتها مع استقرارها، ومحل الخلاف عند عدم ظهور دم على جوانبها مع بقائها على موضعها من غير زوال له وقع، وإلا وجب تجديدها قطعا ؛ لأن النجاسة قد کثرت مع التمكن من تقليلها، ويؤخذ من التعليل ؛ أن محل وجوب تجديدها عند تلوثها بما لا يعفى عنه، فإن لم تتلوث أصلا أو تلوثت بما یعفی عنه لقلته فالواجب فيها يظهر تجدید رباطها لكل فرض لا تغييرها بالكلية ينظر : نهاية المحتاج ( ۱ / ۳۳۷ )٠

Artinya : (1) Lawan Qaul Asoh mengatakan tidak wajib memperbarui balutan. Karena tidak ada gunanya mengganti balutan sedangkan balutannya tidak bergerak. Terjadinya perbedaan ini kalau memang tidak ada darah yang tampak pada balutan serta balutannya tetap pada tempatnya. Bila tidak demikian maka wajib memperbaruinya tanpa perbedaan pendapat, karena terlalu banyak najis serta mampu untuk meminimalisir. Dari alasan ini dapat dipahami bahwa keharusan mengganti balutan itu ketika balutan kotor sebab najis yang tidak ditolerir. Apabila tidak kotor sama sekali atau kotor sebab darah yang sedikit, maka hanya wajib memperbarui ikatannya saja tiap kali mau melakukan salat. Bisa dilihat dalam kitab Nihayatul Muhtaj Vol 1 Hal 337


حاشية البجيرمي، الجزء ١ الصحفة ١٣٤

ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻓﻲ اﻟﺤﺸﻮ ﺻﺎﺋﻤﺔ ﻭﻟﻮ ﻧﻔﻼ٠

Artinya : (ungkapan pengarang; Dan dalam hal menyumbat, perempuan itu tidak sedang berpuasa) meskipun puasa sunnah.


النجم الوهاج، الجزء ١ الصحفة ٤٩٥

ﻗﺎﻝ اﻟﺮاﻓﻌﻲ؛ ﻭاﻟﺤﺸﻮ ﻭاﻟﺘﻠﺠﻢ ﻭاﺟﺐ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺻﻮﺭﺗﻴﻦ؛
ﺇﺣﺪاﻫﻤﺎ؛ ﺃﻥ ﺗﺘﺄﺫﻯ ﺑﻪ ﻭﻳﺤﺮﻗﻬﺎ اﻟﺪﻡ ﺑﺎﺟﺘﻤﺎﻋﻪ, ﻓﻼ ﻳﻠﺰﻣﻬﺎ٠
ﻭاﻟﺜﺎﻧﻴﺔ؛ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺻﺎﺋﻤﺔ ﻓﺘﺘﺮﻙ اﻟﺤﺸﻮ ﻧﻬﺎﺭا, ﻭﺗﻘﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﺪ ﻭاﻟﺘﻠﺠﻢ٠

Artinya : Imam ar-Rafi'i berkata: Menyumbat dan membalut itu wajib, kecuali dalam dua keadaan; Pertama: Si perempuan merasa sakit dan panas sebab darah berkumpul, maka dalam hal ini tidak wajib.Kedua: Si perempuan sedang berpuasa, maka siang harinya dia tidak boleh menyumbat, hanya cukup mengikat dan membalut. 


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Nurus Solihah
Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura 
___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum. 

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Habib Abdurrahman Al-Khirid (Kota Sampang Madura)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Batu Licin Kalimantan Selatan)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Miftahum Ulum (Sumberasih Probolinggo Jawa Timur)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw 
_______________________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?