Hukum Sholat Berjama'ah Di Masjid ?
HASIL KAJIAN BM NUSANTARA
(Tanya Jawab Hukum Online)
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
DESKRIPSI:
Badrun (nama samaran) merupakan seseorang yang Istiqomah sholat berjamaah lima waktu. Dan Dia juga tidak henti-hentinya mengajak masyarakat terutama yang ada disekitar Masjid untuk Sholat berjema'ah. Dan Dia juga mengatakan ; "Bahwasanya tidak sempurna sholat seseorang yang merupakan tetangga Masjid, akan tetapi tidak sholat berjamaah di Masjid".
Tetapi masyarakat tetangga Masjid sebagian mengatakan ; "Cukup Sholat berjema'ah di Rumah bersama Anak dan Istri".
PERTANYAAN:
Bagaimana sebenarnya hukum sholat berjama'ah di Masjid?
JAWABAN:
Secara umum Sholat berjama'ah di Masjid adalah lebih utama dari pada Sholat berjama'ah di Rumah. Tetapi apabila Sholat berjama'ah di Masjid menyebabkan keluarganya di Rumah tidak Sholat jama'ah, maka berjama'ah di Rumah lebih utama dari pada berjama'ah di Masjid.
REFERENSI:
كفاية الأخيار، الجزء ١ الصحفة ٢١٩
واعلم أن الجماعة تحصل بصلاة الرجل في بيته مع زوجته وغيرها لكنها في المسجد أفضل
Artinya : Ketahuilah bahwa sudah masuk dalam katagori jama'ah, yaitu seseorang yang sholat jama'ah di Rumah bersama Istri dan selainnya, namun melaksanakan sholat jama'ah di Masjid itu lebih utama.
وحيث كان الجمع من المساجد أكثر فهو أفضل فلو كان بقربه مسجد قليل الجمع وبالبعيد مسجد كثير الجمع فالبعيد أفضل
Dan jama'ah di Masjid yang lebih banyak jamaahnya itu lebih utama (dari pada Masjid yang sedikit jamahnya). Apabila ada Masjid yang dekat namun jumlah jamaahnya sedikit, sedangkan Masjid yang lebih jauh namun jamaahnya banyak, maka berjamaah di Masjid yang lebih jauh itu lebih utama.
مغني المحتاج، الجزء ١ الصحفة ٢٢٩
نعم لو كان إذا ذهب إلى المسجد وترك أهل بيته لصلوا فرادى أو لتهاونوا أو بعضهم في الصلاة أو لو صلى في بيته لصلى جماعة وإذا صلى في المسجد صلى وحده فصلاته في بيته أفضل
Artinya : Memang benar seperti itu, namun jika Dia pergi ke Masjid mengakibatkan keluarganya sholat sendiri-sendiri atau mereka semua atau sebagiannya bermalas-malasan untuk sholat, atau jika sholat di Rumah Dia sholat jama'ah, namun jika di Masjid justru sholat sendiri, maka dalam kondisi ini sholat jama'ah di Rumah hukumnya lebih utama.
كفاية النبيه في شرح التنبيه، الجزء ٣ الصحفة ٥٢١
قال الماوردي وجماعة من أصحابنا، وهم الأكثرون؛ كما قال ابن الصباغ، كقول الشافعي- رضي الله عنه- في "المختصر" ها هنا: "ولا أرخص لمن قدر على صلاة [الجماعة] في ترك إتيانها إلا من عذر وإن جمع في بيته، أو مسجد وإن صغر أجزأ عنه"٠
Artinya : Imam Mawardi dan kebanyakan Ashab Syafi'i, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Shibagh yang merupakan pendapat Imam Syafi'i di kitab Mukhtashor Muzani yang menyatakan ; "Aku tidak memberi keringanan orang yang mampu jama'ah untuk meninggalkan jama'ah kecuali karena udzur. Jika Dia sholat jama'ah di Rumah ataupun Masjid meskipun kecil, maka hal itu sudah mencukupi baginya.
كفاية النبيه في شرح التنبيه، الجزء ٣ الصحفة ٥٢٥
وحكى الروياني في "تلخيصه" وجهاً آخر: أنه لا يكفي في إسقاط فرضها إقامتها في البيوت، وقال: إنه الأصح
Artinya : Imam Ruyani dalam kitab Talkhis menceritakan pendapat yang lain yaitu bahwa melaksanakan jama'ah di Rumah itu tidak cukup untuk menggugurkan kewajiban berjamaah, Dia berkata ; "Inilah pendapat yang lebih kuat".
فتح المعين، الجزء ١ الصحفة ١٧٢
و تسن إعادة المكتوبة بشرط أن تكون في الوقت و أن لا تزاد في إعادتها على مرة خلافا لشيخ شيوخنا أبي الحسن البكري رحمه الله تعالى
Artinya : Disunnahkan mengulangi sholat fardlu dengan syarat ; Masih dalam waktu sholat, dantidak mengulangi lebih dari satu kali. Hal ini berbeda dengan pendapat Syekh Abu Hasan al-Bakri (yang menyatakan boleh mengulangi lebih dari satu kali)
و لو صليت الأولى جماعة مع آخر و لو واحدا إماما كان أو مأموما في الأولى أو الثانية
Boleh mengulangi sholat fardlu meskipun sholat yang pertama Dia berjema'ah dengan orang lain meskipun satu orang, baik menjadi Makmum maupun menjadi Imam di sholat pertama ataupun sholat kedua.
بنية فرض و إن وقعت نفلا فينوي إعادة الصلاة المفروضة و اختار الإمام أن ينوي الظهر أو العصر مثلا و لا يتعرض للفرض و رجحه في الروضة لكن الأول مرجحه الأكثرين و الفرض الأولى
Dia mengulang sholat fardlu dengan niat fardlu, meskipun sholat fardlu yang Dia ulangi itu statusnya menjadi solat sunnah, dan Dia harus berniat mengulang sholat fardlu. Namun Imam Nawawi memilih pendapat yang menyatakan ; "cukup niat sholat Dhuhur atau Ashar misalnya, tanpa menyebutkan kata fardlu, dan pendapat ini beliau prioritaskan dalam kitab Roudloh. Namun pendapat yang dimenangkan oleh banyak Ulama' adalah pendapat yang awal, dan niat fardlu itu lebih utama.
اعانة الطالبين، الجزء ٢ الصحفة ٩
ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺗﺴﻦ ﺇﻋﺎﺩﺓ اﻟﺦ) ﺃﻱ ﻷﻧﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺻﻠﻰ اﻟﺼﺒﺢ ﻓﺮﺃﻯ ﺭﺟﻠﻴﻦ ﻟﻢ ﻳﺼﻠﻴﺎ ﻣﻌﻪ ﻓﻘﺎﻝ: ﻣﺎ ﻣﻨﻌﻜﻤﺎ ﺃﻥ ﺗﺼﻠﻴﺎ ﻣﻌﻨﺎ؟ ﻗﺎﻻ: ﺻﻠﻴﻨﺎ ﻓﻲ ﺭﺣﺎﻟﻨﺎ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﺫا ﺻﻠﻴﺘﻤﺎ ﻓﻲ ﺭﺣﺎﻟﻜﻤﺎ ﺛﻢ ﺃﺗﻴﺘﻤﺎ ﻣﺴﺠﺪ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﺼﻠﻴﺎﻫﺎ ﻣﻌﻬﻢ، ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻟﻜﻤﺎ ﻧﺎﻓﻠﺔ٠
Artinya : Penjelasan Redaksi (dan disunnahkan mengulang sholat fardlu...).
Hal ini berdasar hadits yang menyatakan bahwasanya suatu saat Rosululloh sholat subuh, lalu beliau melihat dua orang yang tidak ikut jamaah dengan beliau, kemudian beliau bertanya ; "Kenapa kalian tidak sholat berjama'ah dengan kami ?, Lalu keduanya menjawab ; "Kami sudah sholat di perjalanan". Lalu Nabi bersabda ; "Jika kalian sudah sholat diperjalanan, kemudian kalian datang sampai ke Masjid suatu golongan, maka sholatlah bersama mereka, sesungguhnya sholat kalian (yang ke-2) tersebut merupakan sholat nafilah (sunnah).
ﻭﻗﺪ ﺟﺎء ﺭﺟﻞ ﺑﻌﺪ ﺻﻼﺓ اﻟﻌﺼﺮ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ: ﻣﻦ ﻳﺘﺼﺪﻕ ﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻓﻴﺼﻠﻲ ﻣﻌﻪ؟ ﻓﺼﻠﻰ ﻣﻌﻪ ﺭﺟﻞ٠
Dalam hadits lain dijelaskan, ada seorang Laki-laki datang ke Masjid ketinggalan jamaah sholat asar, maka Rosululloh bersabda ; "Barang siapa yang ingin bersedekah pada orang ini, maka berjamaahlah dengannya ? Maka ada seorang sahabat yang mau solat jamaah bersama orang itu.
ﺭﻭاﻫﻤﺎ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺣﺴﻨﻬﻤﺎ٠ ﻭﻗﻮﻟﻪ: ﺻﻠﻴﺘﻤﺎ، ﻳﺼﺪﻕ ﺑﺎﻻﻧﻔﺮاﺩ ﻭاﻟﺠﻤﺎﻋﺔ٠
Dua Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan menyatakan kedua hadis tersebut adalah Hadits Hasan. Maksud dari redaksi ﺻﻠﻴﺘﻤﺎ adalah bisa berarti sudah sholat sendirian maupun sholat jama'ah.
والله أعلم بالصواب
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PENANYA
Nama : Taufik Hidayat
Alamat : Pegantenan Pamekasan Jawa Timur
_______________________________
MUSYAWWIRIN :
Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.
PENGURUS :
Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin
TIM AHLI :
Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Abd. Lathif, Ust. Robit Subhan
PENASEHAT : Gus Abd. Qodir
LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
_________________________
Komentar
Posting Komentar