Hukum Penghasilan Sebagai Penjaga atau Pemegang Kunci Kamar Karaoke ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

DESKRIPSI:

Rosyidah (nama samaran) mempunyai Sepupu yang bernama Jesika (nama samaran) yang bekerja di sebuah Tempat Karaoke. Dia bekerja sebagai penjaga atau pemegang kunci kamar-kamar di tempat Karaoke tersebut.

Jesika juga seorang yang sangat Dermawan dan selalu memberi Uang dan lain-lain dari penghasilannya kepada Rosyidah yang merupakan Sepupunya.

PERTANYAAN:

Bagaimana hukum penghasilan dari perkejaan seperti Rosyidah tersebut?

JAWABAN:

Hukum penghasilan dari pekerjaan tersebut dalah halal selama ijarahnya sah. Baik pekerjaannya i'anah (menolong) kepada maksiat atau tidak.

REFERENSI:

الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي، الجزء ٦ الصحفة ١٥٠

حكم الإجارة ؛ إذا تم عقد الإجارة بتوفر أركانه وشروطه انعقد صحيحاً، وترتب عليه حكمه ـ أي أثره الشرعي ـ بمجرد انعقاده، وهو ثبوت الملك للمستأجر في منفعة المؤجَّر، وجواز تصرفه فيها واستيفائه لها ثبوت الملك للمؤجَّر في الأُجرة التي هي قيمة المنفعة التي ملكها المستأجر من حين العقد. الى ان قال- ويثبت الملك في الأُجرة سواء أكانت معجلة أم مؤجلة٠ وقد علمت إنه إذا كانت الإجارة ذمة لم يجز تأجيل الأُجرة، واشتُرط تسليمها في مجلس العقد٠

Artinya : Ketika akad ijaroh sudah sempurna dengan terpenuhinya rukun dan syarat-syarat ijaroh maka ijaroh tersebut menjadi sah, sehingga hukum-hukum dalam ijaroh tersebut sudah berlaku cukup hanya dengan keabsahan akad ijaroh tersebut diantaranya : Penyewa berhak mendapat manfaat perkara yang disewa, serta boleh mentasorrufkan (menggunakan)nya hingga waktu akhir sewa. Orang yang disewa berhak mendapatkan upah yang merupakan harga manfaat yang disewa oleh penyewa saat akad. Orang yang disewa memiliki hak milik pada upah baik upah langsung maupun upah yang diundur. Dan kalian mengetahui bahwasanya apabila ijaronya dzimmah (sewa-menyewa yang masih dalam tanggungan) maka upahnya tidak boleh diundur, namun disyaratkan harus langsung dibayar saat akad.


مغني المحتاج، الجزء ٣ الصحفة ٤٤٩

وَلَا اسْتِئْجَارٌ لِتَعْلِيمِ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالسِّحْرِ وَالْفُحْشِ وَالنُّجُومِ وَالرَّمْلِ، وَلَا لِخِتَانِ الصَّغِيرِ الَّذِي لَا يَحْتَمِلُ، وَلَا لِخِتَانِ الْكَبِيرِ فِي شِدَّةِ الْحَرِّ وَالْبَرْدِ، وَلَا لِتَثْقِيبِ الْأُذُنِ وَلَوْ لِأُنْثَى وَلَا لِلزَّمْرِ وَالنِّيَاحَةِ وَحَمْلِ الْخَمْرِ غَيْرِ الْمُحْتَرَمَةِ لَا لِلْإِرَاقَةِ، وَلَا لِتَصْوِيرِ الْحَيَوَانَاتِ وَسَائِرِ الْمُحَرَّمَاتِ وَجَعَلَ فِي التَّنْبِيهِ مِنْ الْمُحَرَّمَاتِ الْغِنَاءَ، وَفِيهِ كَلَامٌ ذَكَرْته فِي شَرْحِهِ، وَلَا يَجُوزُ أَخْذُ الْعِوَضِ عَلَى شَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ كَبَيْعِ الْمَيْتَةِ٠ أَمَّا الِاسْتِئْجَارُ عَلَى حَمْلِ الْخَمْرِ لِلْإِرَاقَةِ أَوْ حَمْلِ الْمُحْتَرَمَةِ فَجَائِزٌ كَنَقْلِ الْمَيْتَةِ إلَى الْمَزْبَلَة وَكَمَا يَحْرُمُ أَخْذُ الْأُجْرَةِ عَلَى الْمُحَرَّمِ يَحْرُمُ إعْطَاؤُهَا إلَّا لِضَرُورَةٍ كَفَكِّ الْأَسِيرِ، وَإِعْطَاءِ الشَّاعِرِ لِئَلَّا يَهْجُوَهُ، وَالظَّالِمِ لِيَدْفَعَ ظُلْمَهُ، وَالْحَاكِمِ لِيَحْكُمَ بِالْحَقِّ فَلَا يَحْرُمُ الْإِعْطَاءُ عَلَيْهَا


Artinya : Tidak sah menyewa orang untuk mengajari kitab Taurat, Injil, sihir, nujum dan mengkhitan anak kecil yang tidak sanggup menanggung sakit, mengkhitan anak yang sudah besar dalam kondisi sangat panas dan dingin, dan melubangi telinga (tindik) walaupun perempuan, dan untuk berseruling dan meratap, membawa khomer yang tidak mukhtarom tidak untuk dibuang, dan tidak sah untuk menggambar hewan-hewan dan segala jenis perkara yang diharamkan. Dan Pengarang kitab Tanbih menjadikan menyanyi termasuk perkara yang diharamkan, dan didalam masalah tersebut ada pembahasan yang Aku jelaskan dalam syarh Tanbih. Dan tidak boleh menggambil ongkos dari semua tersebut diatas seperti jual bangkai. Sedangkan menyewa untuk membawa khomer untuk dibuang atau membawa khomer yang mukhtarom adalah boleh, hukumnya seperti memindah bangkai ke tempat pembuangan kotoran. Sebagaimana diharamkan mengambil ongkos terhadap pekerjaan yang diharamkan, maka haram pula memberikan upah kepada sesuatu yang haram kecuali keadaan terpaksa. Misalnya : ongkos melepas tawanan, memberi pengamen supaya tidak mengecam, memberi orang dholim untuk menolak kedholimannya, memberi hakim supaya memutuskan hukum dengan benar. Dalam semua kasus itu memberinya hukumnya tidak haram.


و الله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Novi
Alamat : Plumbon Cirebon Jawa Barat
_______________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group WhatsApp Tanya Jawab Hukum.

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Zainul Qudsiy, Ust. Robit Subhan
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda, Ust. Anwar Sadad
Editor : Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Abd. Lathif, Ust. Robit Subhan

PENASEHAT : Gus Abd. Qodir

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
___________________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Anak Zina Lahir 6 Bulan Setelah Akad Nikah Apakah Bernasab Pada Yang Menikai Ibunya ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?