Bagaimana Praktek Sholat Jama' Yang Benar ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) mempunyai Profesi sebagai Pedagang buah-buahan. Dia setiap minggunya pergi keluar Kota untuk kolakan buah-buahan tersebut untuk didagangkan. Meskipun dirinya sibuk, namun Badrun tidak lupa untuk melaksanakan kewajiban sholatnya meskipun Dia mengerjakannya dengan cara sholat jama'.

PERTANYAAN:

Bagaimana praktek sholat jama' yang benar? (karena ada yang mengatakan bahwasanya seperti sholat jama' taqdim dhuhur dengan asar, maka dalam prakteknya seseorang niat sholat dhuhur seperti biasa, kemudian saat sholat kedua niat sholat asar jama' taqdim dengan dhuhur)

JAWABAN:

Praktek sholat jama' yang benar adalah : 

a. Jama' taqdim. Berniat jama' sholat pada saat melakukan shalat pertama, waktunya bisa dilakukan saat takbiratul ikhram sampai salam, tapi sunnah pada saat takbiratul ikhram.

أُصَلِّيَ فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعًا مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ

atau niat shalat seperti biasa 

أُصَلِّيَ فَرْضَ الظُّهْرِ اربع ركعات لله تعالى

Tetapi pada saat pertengan shalat atau saat salam, niat dalam hati mengumpulkan shalat ashar. Segera setelah salam, melaksanakan shalat yang kedua tanpa disyaratkan niat jama'

أُصَلِّيَ فَرْضَ العصر اربع ركعات لله تعالي

Dalam jama' taqdim harus melakukan shalat yang punya waktu terlebih dahulu

b. Jama' ta'khir: Niat menjama' shalat pada waktu shalat pertama masih ada. Misalnya pada waktu dhuhur. Berniat dalam hati menjama' sholat dhuhur pada waktu ashar.  Pada waktu ashar tiba, seseorang melakukan shalat boleh yang mana saja didahulukan. Pada saat sholat tidak perlu berniat jama' lagi.

- misalnya dhuhur dahulu 

أُصَلِّيَ فَرْضَ الظُّهْرِ اربع ركعات لله تعالى

Segera setelah salam shalat ashar 

أُصَلِّيَ فَرْضَ العصر اربع ركعات لله تعالى

REFERENSI:

بشرى الكريم، الصحفة ٣٧٥

ﻭﻳﺠﻮﺯ ﻓﻲ اﻟﺴﻔﺮ اﻟﻤﺠﻮﺯ ﻟﻠﻘﺼﺮ (اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺼﺮﻳﻦ) ﺃﻱ؛ اﻟﻈﻬﺮ ﻭاﻟﻌﺼﺮ، ﻭﻏﻠﺒﺖ؛ ﻟﺸﺮﻓﻬﺎ، ﻷﻧﻬﺎ اﻟﻮﺳﻄﻰ٠ (ﻭ) ﺑﻴﻦ (اﻟﻌﺸﺎءﻳﻦ) ﺃﻱ: اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻭاﻟﻌﺸﺎء، ﻭﻏﻠﺒﺖ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﺃﻓﻀﻞ، ﻭاﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺗﺴﻤﻴﺔ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻋﺸﺎء ﺣﻴﺚ ﻻ ﺗﻐﻠﻴﺐ، ﻭﻋﺒﺮ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﺮﺑﻴﻦ ﻛﺄﻧﻪ ﺃﺭاﺩ ﺑﻪ ﺩﻓﻊ ﺗﺴﻤﻴﺔ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻋﺸﺎء ﻭﻫﻮ ﻣﻜﺮﻭﻩ٠


Artinya: (Dan diperbolehkan menjama' sholat dhuhur dan ashar) saat menempuh perjalanan jauh yang membolehkan untuk mengqoshor sholat. Mushonnif menggunakan redaksi kata "ashroini" karena mulianya sholat ashar tersebut. Kemuliaan tersebut disebabkan karena sholat ashar merupakan sholat whusta (Dan juga boleh menjamak sholat maghrib dan isya), mushonnif menggunakan redaksi Isya'ain karena sholat isya' itu lebih utama. Adapun larangan menyebut maghrib dengan isya, aturan ini berlaku sekiranya tidak terbiasa berlaku. Dan sebagian Ulama' menggunakan redaksi "maghribaini", hal itu seolah-olah ingin menolak penyebutan nama Maghrib dengan menggunakan kata isya' karena hal itu hukumnya makruh.


روضة الطالبين، الجزء ١ الصحفة ٤٩٩

الأمر الثاني: نية الجمع٠ والمذهب: أنها تشترط. ويكفي حصولها عند الاحرام بالأولى، أو في أثنائها، أو مع التحلل منها، ولا يكفي بعد التحلل. ولنا قول شاذ أنها تشترط عند الاحرام بالأولى، ووجه: أنها تجوز في أثنائها. ولا تجوز مع التحلل، ووجه: أنها تجوز بعد التحلل قبل الاحرام بالثانية. وهو قول خرجه المزني للشافعي. ووجه آخر لأصحابنا، وهو مذهب المزني: أن نية الجمع لا تشترط أصلا٠ قلت: قال الدارمي: لو نوى الجمع، ثم نوى تركه في أثناء الأولى، ثم نوى الجمع ثانيا، ففيه القولان. والله أعلم٠


Artinya: masalah kedua: yaitu niat jamak. Adapun menurut pendapat Madzhab sesungguhnya niat jamak tersebut disyaratkan. Dan niat sudah di anggap hasil ketika mengerjakan takbiratul ihram pada sholat yang pertama atau di tengah sholat yang pertama atau ketika tahallul, dan tidak anggap cukup jika setelah tahallul. Dalam (Madzhab Syafi'iyyah) terdapat pendapat yang syad yang menyatakan : "Sesungguhnya niat jamak harus dikerjakan ketika takbiratul ihram pada sholat yang pertama." Menurut satu pendapat ( وجه ) : "Sesungguhnya niat jamak diperbolehkan di pertengahan sholat dan tidak diperbolehkan bersamaan dengan tahallul." Ada juga pendapat ( وجه ) yang lain yaitu : "Diperbolehkan setelah tahallul sebelum takbiratul ihram dengan sholat yang kedua. Dan Ini adalah pendapat yang dikeluarkan oleh Imam Muzani dari Imam As Syafi'i. Ada juga pendapat ( وجه ) yang lain dari ashabus Syafi'i, yaitu pendapat Imam Al-Muzani yang menyatakan : "Sesungguhnya niat jamak tidak disyaratkan sama sekali." Aku berkata: Al-Darimi berpendapat : "Apabila seseorang berniat jamak, kemudian dia berniat meninggalkannya di pertengahan sholat yang pertama, kemudian berniat jamak pada sholat yang kedua, maka hal ini ada dua pendapat. Wallahu A'lam.


الفقه المنهجي، الجزء ١ الصحفة ١٨٨-١٨٩

ﺷﺮﻭﻁ ﺟﻤﻊ اﻟﺘﻘﺪﻳﻢ؛

Artinya: Syarat-syarat jamak taqdim:

ﺃﻭﻻ: اﻟﺘﺮﺗﻴﺐ ﻣﻨﻬﻤﺎ؛ ﺑﺄﻥ ﻳﺒﺪﺃ اﻟﺼﻼﺓ اﻷﻭﻟﻰ ﺻﺎﺣﺒﺔ اﻟﻮﻗﺖ، ﺛﻢ ﻳﺘﺒﻌﻬﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮﻯ٠

Pertama: tartib (urut) diantara keduanya : dengan cara memulai sholat yang pertama di waktu yang pertama, dan kemudian mengikutinya dengan yang lain. (contoh : sholat duhur dulu kemudian sholat ashar atau  sholat maghrib dulu kemudian sholat isya ).

ﺛﺎﻧﻴﺎ: ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﺟﻤﻊ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻣﻊ اﻷﻭﻟﻰ ﻗﺒﻞ ﻓﺮاﻏﻪ ﻣﻦ اﻟﺼﻼﺓ اﻷﻭﻟﻰ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺴﻦ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ اﻟﻨﻴﺔ ﻣﻊ ﺗﻜﺒﻴﺮﺓ اﻹﺣﺮاﻡ ﺑﻬﺎ٠

Kedua: berniat menjamak sholat yang kedua dengan sholat yang pertama sebelum dia menyelesaikan sholat yang pertama, akan tetapi sunnah untuk berniat menjama' ketika mengerjakan takbiratul ihram sholat yang ke dua.

ﺛﺎﻟﺜﺎ: اﻟﻤﻮاﻻﺓ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ، ﺑﺄﻥ ﻳﺒﺎﺩﺭ ﺇﻟﻰ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻓﻮﺭ ﻓﺮاﻏﻪ ﻣﻦ اﻷﻭﻟﻰ ﻭﺗﺴﻠﻴﻤﻪ ﻣﻨﻬﺎ، ﻻ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺑﺸﻲء ﻣﻦ ﺫﻛﺮ ﺃﻭ ﺳﻨﺔ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ؛ ﻓﺈﻥ ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺑﺸﻲء ﻃﻮﻳﻞ ﻋﺮﻓﺎ، ﺃﻭ ﺃﺧﺮ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺑﺪﻭﻥ ﺃﻥ ﻳﺸﻐﻞ ﻧﻔﺴﻪ ﺑﺸﻲء ﺑﻄﻞ اﻟﺠﻤﻊ، ﻭﻭﺟﺐ ﺗﺄﺧﻴﺮﻫﺎ ﺇﻟﻰ ﻭﻗﺘﻬﺎ٠ اﺗﺒﺎﻋﺎ ﻟﻠﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓﻲ ﻛﻞ ﺫﻟﻚ٠

Ketiga: terus menerus ( muwalah ) diantara keduanya, dengan cara bersegera ke sholat yang kedua setelah selesai dari yang pertama dan salamnya, diantara keduanya ( sholat yang di jamak ) tidak boleh dipisah dengan apapun baik dzikir, sholat sunnah, atau selainnya. Sehingga apabila keduanya dipisah dengan sesuatu yang panjang menurut urf, atau mengakhirkan sholat yang kedua dengan tanpa menyibukkan dirinya dengan sesuatu apapun, maka sholat jamaknya menjadi batal, dan wajib mengakhirkan pelaksanaan sholat yang kedua tersebut pada waktunya. Karena mengikuti ( اتباعا ) Nabi saw dalam hal-hal tersebut.

ﺭﻭﻯ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ (١٠٤٠)، ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ: ﺭﺃﻳﺖ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺇﺫا ﺃﻋﺠﻠﻪ اﻟﺴﻴﺮ ﻳﺆﺧﺮ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻓﻴﺼﻠﻴﻬﻤﺎ ﺛﻼﺛﺎ، ﺛﻢ ﻳﺴﻠﻢ، ﺛﻢ ﻗﻠﻤﺎ ﻳﻠﺒﺚ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﻴﻢ اﻟﻌﺸﺎء، ﻓﻴﺼﻠﻴﻬﻤﺎ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ، ﺛﻢ ﻳﺴﻠﻢ٠

Al-Bukhari (1040) meriwayatkan dari Ibn Umar radhiyallahu anhuma berkata: Aku melihat Nabi SAW apabila Nabi mempercepat perjalannya, maka Nabi akan mengakhirkan sholat magrib kemudian sholat tiga kali ( rakaat ) kemudian mengucap salam, kemudian diam sebentar sampai mendirikan sholat isya dengan dua rakaat lalu mengucap salam.

ﺭاﺑﻌﺎ: ﺃﻥ ﻳﺪﻭﻡ ﺳﻔﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺗﻠﺒﺴﻪ ﺇﻟﻰ ﺗﻠﺒﺴﻪ ﺑﺎﻟﺜﺎﻧﻴﺔ، ﺃﻱ ﻓﻼ ﻳﻀﺮ ﺃﻥ ﻳﺼﻞ ﺇﻟﻰ ﺑﻠﺪﻩ ﺃﺛﻨﺎءﻫﺎ٠

Keempat: dia masih dalam perjalanan sampai dia mengerjakan sholat yang kedua, maka tidak bahaya ( tidak apa-apa ) apabila perjalananya sampai mencapai daerahnya pada saat pertengahan dia melaksanakan sholat jama' tersebut.


فتح القريب، الجزء ١ الصحفة ٩٧

ﻭﺃﻣﺎ ﺟﻤﻊ اﻟﺘﺄﺧﻴﺮ ﻓﻴﺠﺐ ﻓﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻧﻴﺔ اﻟﺠﻤﻊ، ﻭﺗﻜﻮﻥ اﻟﻨﻴﺔ ﻫﺬﻩ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ اﻷﻭﻟﻰ. ﻭﻳﺠﻮﺯ ﺗﺄﺧﻴﺮﻫﺎ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﺒﻘﻰ ﻣﻦ ﻭﻗﺖ اﻷﻭﻟﻰ ﺯﻣﻦ ﻟﻮ اﺑﺘﺪﺋﺖ ﻓﻴﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺩاء. ﻭﻻ ﻳﺠﺐ ﻓﻲ ﺟﻤﻊ اﻟﺘﺄﺧﻴﺮ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﻭﻻ ﻣﻮاﻻﺓ ﻭﻻ ﻧﻴﺔ ﺟﻤﻊ ﻋﻠﻰ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻓﻲ اﻟﺜﻼﺛﺔ٠

Artinya: Adapun jamak ta'khir dalam pelaksanaannya wajib untuk niat jamak, dan niat tersebut harus di lakukan pada waktu sholat pertama. Boleh mengakhirkan niat, hingga waktu sholat yang pertama masih tersisa masa yang seandainya shalat tersebut dilakukan saat itu akan menjadi sholat ada' ( sholat dalam waktunya ).  Dan dalam jamak ta'khir, tidak wajib : Tartib ( urut sesuai urutan waktu contoh jama' ta'khir sholat duhur dengan sholat ashar, boleh melaksanakan duhur dulu kemudian asar atau ashar dahulu kemudian dhuhur ) Muwalah ( contoh setelah sholat kemudian dipisah dengan dzikir dahulu, atau sholat ba'diyah dahulu misalnya) Niat jamak. Tiga hal tersebut tidak wajib menurut pendapat shahih.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Nurus Solihah
Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura
___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum. 

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Habib Abdurrahman Al-Khirid (Kota Sampang Madura)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Batu Licin Kalimantan Selatan)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Jefri Ardian Syah (Sokobanah Sampang Madura)
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur), Ust. Ibrahim Al-Farisi (Tambelang Sampang Madura)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw 
____________________________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?