Hukum Menjama' Sholat Setiap Keluar Kota untuk Kolakan Buah-buahan Bolehkah ?


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Badrun (nama samaran) mempunyai Profesi sebagai Pedagang buah-buahan. Dia setiap minggunya pergi keluar Kota untuk kolakan buah-buahan tersebut untuk didagangkan.

PERTANYAAN:

Bolehkah Badrun setiap keluar Kota untuk kolakan buah-buahan menjama' sholatnya?

JAWABAN:

Boleh untuk melaksanakan jamak sholat karena perjalannanya adalah bukan perjalanan ma'siat, dengan syarat perjalanan yang ditempuh adalah 86.5/81/82 km.

REFERENSI:

بشرى الكريم، الصحفة ٣٧٥

ﻭﻳﺠﻮﺯ ﻓﻲ اﻟﺴﻔﺮ اﻟﻤﺠﻮﺯ ﻟﻠﻘﺼﺮ (اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺼﺮﻳﻦ) ﺃﻱ: اﻟﻈﻬﺮ ﻭاﻟﻌﺼﺮ، ﻭﻏﻠﺒﺖ؛ ﻟﺸﺮﻓﻬﺎ، ﻷﻧﻬﺎ اﻟﻮﺳﻄﻰ٠ (ﻭ) ﺑﻴﻦ (اﻟﻌﺸﺎءﻳﻦ) ﺃﻱ: اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻭاﻟﻌﺸﺎء، ﻭﻏﻠﺒﺖ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﺃﻓﻀﻞ، ﻭاﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺗﺴﻤﻴﺔ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻋﺸﺎء ﺣﻴﺚ ﻻ ﺗﻐﻠﻴﺐ، ﻭﻋﺒﺮ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻐﺮﺑﻴﻦ ﻛﺄﻧﻪ ﺃﺭاﺩ ﺑﻪ ﺩﻓﻊ ﺗﺴﻤﻴﺔ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻋﺸﺎء ﻭﻫﻮ ﻣﻜﺮﻭﻩ٠


Artinya: (Dan diperbolehkan menjama' sholat dhuhur dan ashar ) saat menempuh perjalanan jauh yang membolehkan untuk mengqoshor sholat. Mushonnif menggunakan redaksi kata "ashroini" karena mulianya sholat ashar tersebut, kemuliaan tersebut disebabkan karena sholat ashar merupakan sholat whusta.(Dan juga boleh menjamak sholat maghrib dan isya), mushonnif menggunakan redaksi Isya'ain karena sholat isya' itu lebih utama. Adapun larangan menyebut maghrib dengan isya, aturan ini berlaku sekiranya tidak terbiasa berlaku. Dan sebagian Ulama' menggunakan redaksi "maghribaini", hal itu seolah-olah ingin menolak penyebutan nama Maghrib dengan menggunakan kata isya' karena hal itu hukumnya makruh.


التنبيه في فقه الشافعي، الجزء ١ الصحفة ٤١

ويجوز الجمع بين الظهر والعصر في وقت احداهما وبين المغرب والعشاء في وقت احداهما في السفر الطويل

Artinya: Dibolehkan menjamak sholat Dhuhur dan Ashar pada waktu salah satunya, dan diantara sholat Maghrib dan Isya pada waktu salah satunya, dalam perjalanan yang jauh.


كفاية الاخيار، الجرء ١ الصحفة ٢٠٣

ثمَّ شَرط السّفر أَن يكون فِي غير مَعْصِيّة فَيشْمَل الْوَاجِب كسفر الْحَج وَقَضَاء الدُّيُون وَنَحْوهمَا ويشمل الْمَنْدُوب كحج التَّطَوُّع وصلَة الرَّحِم وَنَحْوهمَا ويشمل الْمُبَاح كسفر التِّجَارَة والتنزه ويشمل الْمَكْرُوه كسفر الْمُنْفَرد عَن رَفِيقه

Artinya: Adapun syarat perjalanan yang memperbolehkan menjamak sholat adalah perjalanan yang tidak bertujuan maksiat, 
Perjalanan yang bukan maksiat ini mencakup : Perjalanan yang hukumnya wajib seperti haji melunasi hutang maupun semacamnya. Perjalanan yang hukum nya sunnah seperti haji sunnah, silaturrahim dan semacamnya. Perjalanan mubah seperti bepergian untuk berdagang dan mendaki. Perjalanan makruh seperti perjalanan menyendiri menjauh dari temannya.


التقريرات السديدة، الصحفة ٣١٥

٥- كون سفره مرحلتين أي طويلا وهو مايساوي ١٦ فرسخا والفرسخ: ٣ أميال والميل: ٤٠٠٠ خطوة فالمرحلتان: ٨٢ كيلو متر تقريبا وتقديره: بسير الأثقال المحملة بالبضائع مدة يوم وليلة مع اعتبار الحط والنزول والراحة

Artinya: Adanya perjalanan tersebut harus mencapai jarak sejauh 2 marhalah =16 farsakh, 1 farsakh = 3 mil, 1 mil = 4000 langkah. Jadi dua marhalah kira-kira sejauh 82 kilometer dengan ukuran kendaraan tersebut membawa beban yang dimuat dengan barang-barang untuk jangka waktu satu hari satu malam, serta memperhitungkan perjalanan naik, turun dan istirahat


الفقه المنهجي، الجزء ١ الصحفة ١٩٠

شروط السفر الذي يباح فيه القصر والجمع؛

Artinya: Syarat-syarat perjalanan yang memperbolehkan qoshar dan jamak :

الشرط الأول: أن يكون السفر طويلاً تبلغ مسافته ٨١ كم فصاعداً، فلا يعتد بالسفر الذي يكون دون ذلك
روى البخاري تعليقاً في (تقصير الصلاة، باب: في كم تقصر الصلاة): وكان ابن عمر وابن عباس رضي الله عنهما يقصران ويفطران في أربعة برد، وهي ستة عشر فرسخاً، وتساوي ٨١ كم تقريباً. ومثلهما يفعلان توفيقاً، أي بعلم عن النبي صلى الله عليه وسلم 

Syarat pertama: Perjalanan merupakan perjalanan jauh, dengan jarak 81 km atau lebih. Maka tidak di anggap perjalanan jauh jika jaraknya kurang dari jarak tersebut. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam masalah (Mengqosor Sholat, Bab: dalam jarak berapa Sholat sholat boleh di qoshr? ): Ibn umar dan Ibn Abbas radhiyallahu anhuma biasa menqosor sholat dan berbuka dalam perjalanan uang menempuh jarak 4 burd yaitu 16 farsakh, dan panjangnya sama dengan 81km. Dan seperti keduanya melakukan karena ada taufiq, artinya sebab pengetahuan dari Nabi saw.

الشرط الثاني: أن يكون السفر إلى جهة معينة مقصورة بذاتها، فلا يعتد بسفر رجل هائم على وجهه ليست له وجهة معينة، ولا بسفر من يتبع قائده مثلاً وهو لا يدري أين يذهب به. وهذا قبل بلوغه مسافة السفر الطويل، فإن قطعها قصر، لتيقن طول السفر٠

Syarat kedua: perjalanannya menuju suatu tujuan tertentu ( jelas) yang dibatasi dengan nama wilayah, maka tidak di anggap perjalanan jauh jika orang tersebut mengembara tanpa tujuan yang jelas, begitu juga perjalanan seseorang yang mengikuti pemimpinnya dan dia tidak mengetahui ke mana dia pergi. Dan hukum ini berlaku sebelum sampai pada jarak perjalanan yang panjang, namun apabila dia memastikan perjalanannya maka dia boleh mengqosor, karena sudah jelasnya dia menempuh perjalanan yang jauh.

الشرط الثالث: أن لا يكون الغرض من السفر الوصول إلى أي معصية، فإن كان كذلك لم يعتد بذلك السفر أيضاً، كمن يسافر ليتاجر بخمر أو ليُرَابي أو ليقطع طريقاً، لأن القصر رخصة، والرخصة إنما شرعت للأمانة، ولذلك لا تناط بالمعاصي، أي لا تتعلق بما فيه معصية 

Syarat ketiga: tujuan perjalanannya tidak boleh mengarah pada maksiat, apabila tujuannya maksiat maka perjalanannya tersebut juga tidak dianggap sebagai perjalanan jauh yang membolehkan qoshor. Contohnya : seseorang yang bepergian untuk berdagang khamar, atau untuk menjadi begal (merampok) misalnya maka dia tidak boleh mengqoshor sholat, karena qosor itu adalah rukhsoh, sedangkan rukhsoh itu merupakan amanah, oleh karena itu tidak di peruntukkan untuk maksiat, maksudnya tidak berhubungan dengan hal-hal yang mengandung maksiat


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

 PENANYA

Nama : Nurus Solihah
Alamat : Pegantenan Pamekasan Madura
___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum. 

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil (Tumpang Malang Jawa Timur)
Habib Abdurrahman Al-Khirid (Kota Sampang Madura)

PENGURUS :

Ketua : Ust. Suhaimi Qusyairi (Ketapang Sampang Madura)
Wakil : Ust. Zainullah Al-Faqih (Umbul Sari Jember Jawa Timur)
Sekretaris : Ust. Moh. Kholil Abdul Karim (Karas Magetan Jawa Timur)
Bendahara : Ust. Syihabuddin (Balung Jember Jawa Timur)

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin (Batu Licin Kalimantan Selatan)
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat (Pegantenan Pamekasan Madura)
Moderator : Ust. Jefri Ardian Syah (Sokobanah Sampang Madura)
Perumus + Muharrir : Ust. Mahmulul Huda (Bangsal Jember Jawa Timur)
Editor : Hosiyanto Ilyas (Jrengik Sampang Madura)
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan (Balung Jember Jawa Timur), Ust. Ibrahim Al-Farisi (Tambelang Sampang Madura)

LINK GROUP TANYA JAWAB HUKUM :
https://t.me/joinchat/ER-KDnY2TDI7UInw 
___________________________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?