Hukum Memindahkan Zakat dan Salah Pendistribusian Zakat


HASIL KAJIAN BM NUSANTARA 
(Tanya Jawab Hukum Online)

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

DESKRIPSI:

Belakangan terdengar bermunculan terbentuknya Lembaga - lembaga Amil zakat, infaq dan shodaqah (ZIS). Lembaga ini mengumpulkan zakat kaum Muslimin dan kemudian menyalurkan zakat, infaq dan shodaqah tersebut kepada yang berhak menerimanya diberbagai tempat.

PERTANYAAN:

Menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh pada Lembaga tersebut, sedang para Mustahiq disekitar Muzakki luput (tidak kebagian). Apakah hal ini termasuk dalam Naqluz zakat yang dilarang dalam fiqh ?

JAWABAN:

Menyalurkan zakat (اعطاء الزكاة) kepada Lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah sebagai Amil yang ada di Daerah atau Wilayah setempat, adalah tidak termasuk naqluz zakah meskipun ada para Mustahiq disekitar Muzakki tidak kebagian, karena ;

1) Yang dimakud dengan naqluz zakah (meskipun Ulama' Syafi'iyah ada yang membolehkan) adalah memindah melebihi kepada jarak masafah qasr (89 Km).

2) Amil yang sudah ditunjuk oleh Pemerintah adalah merupakan salah satu mustahiq zakat (orang yang berhak menerima zakat), sementara orang yang berkewajiban zakat tidak berkewajiban meratakan pemberiannya kepada para Mustahiq.

REFERENSI:

حاشيتا قليوبي وعميرة، الجزء ٣ الصحفة ٢٤٠

 وَالْأَظْهَرُ مَنْعُ نَقْلِ الزَّكَاةِ  مِنْ بَلَدِ الْوُجُوبِ مَعَ وُجُودِ الْمُسْتَحِقِّينَ فِيهِ إلَى بَلَدٍ آخَرَ فِيهِ الْمُسْتَحِقُّونَ ، بِأَنْ تُصْرَفَ إلَيْهِمْ أَيْ يَحْرُمُ ، وَلَا يُجْزِئُ لِمَا فِي حَدِيثِ الشَّيْخَيْنِ { صَدَقَةٌ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ ، فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ } ، وَالثَّانِي : يَجُوزُ النَّقْلُ وَيُجْزِئُ لِلْإِطْلَاقِ فِي الْآيَةِ ، (وَلَوْ عُدِمَ الْأَصْنَافُ فِي الْبَلَدِ وَوَجَبَ النَّقْلُ) إلَى أَقْرَبِ الْبِلَادِ إلَيْهِ ٠٠٠٠إلى أن قال ٠٠٠٠٠ قَوْلُهُ : ( وَالثَّانِي يَجُوزُ النَّقْلُ وَتُجْزِئُ ) وَاخْتَارَهُ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ كَابْنِ الصَّلَاحِ وَابْنِ الْفِرْكَاحِ وَغَيْرِهِمْ ، قَالَ شَيْخُنَا تَبَعًا لِشَيْخِنَا الرَّمْلِيِّ : وَيَجُوزُ لِلشَّخْصِ الْعَمَلُ بِهِ فِي حَقِّ نَفْسِهِ ، وَكَذَا يَجُوزُ الْعَمَلُ فِي جَمِيعِ الْأَحْكَامِ بِقَوْلِ مَنْ يَثِقُ بِهِ مِنْ الْأَئِمَّةِ ، كَالْأَذْرَعِيِّ وَالسُّبْكِيِّ وَالْإِسْنَوِيِّ عَلَى الْمُعْتَمَدِ٠

Artinya : Menurut Qoul Azdhar tidak boleh memindah zakat dari tempat diwajibkannya mengeluarkan zakat seraya adanya Orang-orang yang berhak menerima zakat, dipindah ke Daerah lain yang juga ada Orang-orang yang berhak menerimanya. Semisal, zakat tersebut diberikan kepada mereka (Mustahiq zakat yang berada di Daerah lain), maka hukumnya diharamkan dan tidak mencukupi, karena berdasarkan hadits Bukhorî dan Muslim. "Shodaqoh (Zakat) itu diambilkan dari Orang-orang yang kaya, kemudian zakat tersebut dikembalikan (diberikan) kepada orang-orang faqir dari golongan mereka". Sedangkan menurut pendapat yang kedua "Boleh memindah zakat dan sudah dianggap mencukupi karena berdasarkan kemutlakan firman Allah". Dan apabila di sebuah Daerah tidak ditemukan ashnâf yang menerima zakat, maka zakat wajib pindah ke Daerah yang paling terdekat. Pendapat yang ke-dua ini telah dipilih oleh segolongan Ulama' dari ashâb Imam Syafi'i, seperti Ibnu Sholah, Ibnu Al-Farkâh dan Ulama' yang lainnya.

Syaikhunâ (Zakaria Al-Anshôrî) berkata dengan mengikuti terhadap pendapat guru kami Imam Ar-Romlî, diperbolehkan bagi seseorang mengamalkan pendapat tersebut untuk dirinya sendiri, begitu pula mengamalkan semua hukum-hukum dengan berpijak terhadap pendapat Ulama' yang dapat dipercaya dari beberapa Ulama'. Seperti Imam Al-Adzrô'I, Al-Subukî dan Imam Al-Isnâwî menurut Qoul Mu'tamad ".


حاشيتا قليوبي وعميرة، الجزء ٣ الصحفة ٢٠٣ 

قَوْلُهُ: (مَنْعُ نَقْلِ الزَّكَاةِ)٠ الْمُرَادُ بِنَقْلِهَا أَنْ يُعْطَى مِنْهَا مَنْ لَمْ يَكُنْ فِي مَحَلِّهَا وَقْتَ الْوُجُوبِ سَوَاءٌ كَانَ مِنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْمَحَلِّ أَوْ مِنْ غَيْرِهِمْ, وَسَوَاءٌ أَخْرَجَهَا عَنْ الْمَحَلِّ أَوْ جَاءُوا بَعْدَ وَقْتِ الْوُجُوبِ إلَيْهِ٠٠٠٠ الى أن قال

Artinya: Adapun yang dimaksud dengan Naqlu zakat (pemindahan pendistribusian zakat) adalah memberikan zakat tersebut terhadap Mustahiq yang tidak ada di Tempat / Daerah kewajiban zakat tersebut saat masuk waktu wajib zakat, baik mereka penduduk tempat zakat itu berada maupun bukan penduduk Daerah asal zakat, baik mengeluarkan zakat dari Daerah zakat, atau memindah zakat saat para Mustahiq masuk ke Daerah zakat .... sampai pada ucapan....

قَوْلُهُ: (مِنْ بَلَدِ الْوُجُوبِ) أَيْ إلَى مَحَلٍّ يَجُوزُ قَصْرُ الصَّلَاةِ فِيهِ لِلْمُسَافِرِ مِنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْبَلَدِ

Tidak boleh memindah zakat dari baladil wujub (Daerah wajib zakat) artinya tidak boleh memindah zakat tersebut ke Daerah lain yang mencapai jarak boleh mengqoshor sholat di Daerah tersebut bagi Musafir yang merupakan penduduk dari Daerah wajib zakat. 

وَالْمُرَادُ بِالْبَلَدِ مَحَلُّ الْوُجُوبِ كَالْقَرْيَةِ وَالْحِلَّةِ وَمَحَلِّ الْإِقَامَةِ لِذِي الْخِيَامِ وَالسَّفِينَةِ لِمَنْ فِيهَا

Adapun yang dimaksud balad disini adalah tempat / Daerah asal zakat itu diwajibkan, semisal Desa, tempat transit bagi penduduk nomaden, perahu bagi yang hidup disana,

فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِي ذَلِكَ الْمَحَلِّ مُسْتَحِقٌّ تَعَيَّنَ أَقْرَبُ مَحَلٍّ يُوجَدُ فِيهِ الْمُسْتَحِقُّ إلَيْهِ

Sehingga apabila tidak ada Mustahiq di Daerah itu, maka zakat tersebut diserahkan ketempat yang ada Mustahiqnya.

اعانة الطالبين، الجزء ٢ الصحفة ٢٢٢

ويلزم التسوية بين الأصناف وإن كانت حاجة بعضهم أشد لا التسوية بين آحاد الصنف بل تندب 

Artinya : Wajib hukumnya menyamakan pembagian zakat diantara berbagai golongan Mustahiq meskipun sebagian mereka ada yang sangat membutuhkan. Hukumnya tidak wajib menyamakan pembagian zakat tiap-tiap orang dalam satu golongan Mustahiq, akan tetapi menyamakan bagian tiap orang dalam satu golongan Mustahiq itu hukumnya hanya sunah.


والله أعلم بالصواب

 و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
 
 PENANYA

Nama : Farhan AM
Alamat : Kaliwates Jember Jawa Timur 
___________________________

MUSYAWWIRIN :

Member Group Telegram Tanya Jawab Hukum. 

PENGURUS :

Ketua : Ust. Zainullah Al-Faqih
Wakil : Ust. Suhaimi Qusyairi
Sekretaris : Ust. Sholihin
Bendahara : Ust. Syihabuddin

TIM AHLI :

Kordinator Soal : Ust. Qomaruddin
Deskripsi masalah : Ust. Taufik Hidayat
Moderator : Ust. Zainullah Al-Faqih
Perumus : Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Anwar Sadad, Ust. Zainul Qudsiy
Muharrir : Ust. Mahmulul Huda,
Editor :  Ust. Hosiyanto Ilyas
Terjemah Ibarot : Ust. Robit Subhan, Ust. Abd. Lathif

PENASEHAT :

Habib Abdullah bin Idrus bin Agil
Gus Abd. Qodir
________________________________ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Group BM Nusantara (Tanya Jawab Hukum Online)

Hukum Penyembelihan Hewan Dengan Metode Stunning Terlebih Dahulu Halalkah ?

Hukum Menjima' Istri Sebelum Mandi Besar ?